|
|
|
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29:7
GIA Dr. Cipto, meski bukan gereja terbesar di Semarang, tapi merupakan gereja terbesar di jalan Dr. Cipto, Semarang. Mungkin belum banyak yang bisa gereja kita lakukan untuk memberkati kota kita tercinta, Semarang. Tapi yuk kita mulai dari scope kecil terlebih dahulu, dari area dimana gereja kita berada.
Sudah cukup lama gereja kita menjadi `beban` bagi masyarakat sekitar, khususnya para pengendara yang sering lalu lalang di jalan Dr. Cipto, terutama saat jam-jam ibadah gereja kita berlangsung. Banyaknya kendaraan yang memakan lebih dari bahu jalan, bahkan setengah area jalan besar tersebut kita `makan` dengan makin banyaknya kendaraan yang diparkir di sisi kiri-kanan jalan.
Puji Tuhan, jemaat GIA Dr. Cipto makin diberkati secara luar biasa, hingga makin banyak jemaat yang beribadah di gereja kita, dibarengi dengan makin banyak jemaat kita yang bawa kendaraan sendiri-sendiri. Namun alangkah lebih baik kalau hal tersebut dapat dibarengi dengan kesadaran & kepedulian juga akan warga sekitar. Jalan Dr. Cipto bukan milik gereja kita, banyak hak warga Semarang lain juga diatasnya. GIA Dr. Cipto bukan hanya milik oknum gereja, tapi milik kita bersama, semua jemaat yang beribadah & bertumbuh disana.
Minggu, 21 Juni 2015, gereja kita telah mengumumkan kerinduan hati gereja kita, GIA Dr. Cipto, untuk dapat membangun Growth Center. Gedung yang dapat menampung cukup banyak parkir motor & mobil, juga ruang-ruang guna dipakai berbagai keperluan gereja, yang suatu waktu juga dapat dipakai untuk kita, jemaatnya. Dana yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dibanding dengan manfaat & dampak yang akan dirasakan. Hanya 16 milyar rupiah, untuk gedung 9-10 tingkat di jalan Sidodadi Barat No. 21, Semarang.
Buat apa habiskan uang sebanyak itu, toh masih banyak gereja lain yang bahkan lebih parah dari kita, makan jalan lebih banyak. Tak apa, kita harus tetap hormati sikap gereja lain. Kita lakukan apa yang jadi bagian kita. Kalau gereja kita sudah terbeban untuk mengambil tanggung jawab ini, yuk kita sebagai jemaatnya, yang tiap hari sudah mendapatkan makanan rohani melalui gereja ini, bahkan kita sudah bertumbuh dan terlibat dalam pelayanan ataupun kelompok kecil, yuk kita dukung program gereja ini.
Kalau kita lihat berdasarkan jemaat yang rajin melakukan absensi tiap minggunya, kurang lebih total jemaat kita, GIA Dr. Cipto ada 500 orang, belum termasuk yang datang ibadah namun mengalami keterbatasan hingga tidak bisa aktif melakukan absensi. Namun kita anggap saja, worst case, dari sekian ribu jemaat GIA Dr. Cipto, hanya 500 orang yang peduli dengan adanya program Growth Center ini.
Lalu, seberapa besar iman kita akan terwujudnya program ini? Seberapa besar iman kita menentukan seberapa cepat program Growth Center ini terrealisasi.
Kalau kita hitung secara logika, secara pikiran manusia, nilai 16M kita bagi rata kepada 500 orang, maka 1 orang rindu untuk menabur Rp32juta, langsung besoknya program Growth Center ini akan terrealisasi. Tapi mungkinkah tiap orang bisa memenuhi nilai Rp32juta tersebut, sementara dari 500 orang memiliki kesanggupan ekonomi yang berbeda-beda?
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Galatia 6:2
Kita yang memiliki beban atas program ini, yang dipercaya Tuhan dengan berkat yang lebih banyak, yuk kita bantu jemaat lain yang belum bisa memenuhi nilai tersebut.
Seberapa besar iman kita? Berapa lama lagi program ini akan terrealisasi? 1bulan? 3bulan? 6bulan? 1tahun?
Yuk kita hitung ulang, secara logika dan secara akal pikiran manusia.
Kalau 1bulan, sementara anggap tiap minggu saat ibadah berlangsung dibagikan amplop persembahan khusus program ini, jadi 1 bulan ada 4 kali (anggap 1 bulan ada 4 minggu), sehingga kalau nilai Rp32juta tersebut dibagi 4, maka tiap minggunya, 1 orang rindu untuk menabur Rp8juta.
3bulan? 3x4minggu=12 kali ibadah, sehingga Rp32juta dibagi 12, maka tiap minggunya, 1 orang rindu untuk menabur Rp2.7juta.
Kalau 6bulan? Rp32juta dibagi 24, tiap orang rindu untuk menabur Rp1.4juta tiap minggunya.
Sedangkan 1tahun, tiap orang rindu untuk menabur Rp616rb tiap minggunya.
Hmmm. Agak sulit ya?! Ya! Begitulah, hitung-hitungan secara logika, secara akal pikiran manusia, tentu cukup atau bahkan sangat berat dan membebani.
Namun pilihan di tangan kita! Kita mau pakai hitung-hitungan secara logika akal pikiran manusia kita, yang sangat terbatas ini, atau kita mau memakai perhitungan Tuhan, Allah yang tak terbatas itu?
Alkitab mencatat ada 3 contoh perhitungan Tuhan.
Segenggam tepung dalam tempayan + sedikit minyak dalam buli-buli di tangan janda Sarfat, secara perhitungan manusia hanya akan jadi 2 potong roti. Tapi dengan janda tersebut membagikan roti tersebut (padahal saat-saat tersebut adalah musim kekeringan, sulit mendapatkan tepung dan minyak), membagi hanya sepotong roti bundar kecil, sisanya tetap dapat dinikmati oleh janda tersebut dan anaknya. Namun ternyata dengan kerelaan hatinya untuk mau membagikan sedikit dari apa yang ada padanya, dapat mengubah hidupnya. Tepung dalam tempayan tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli tidak akan berkurang hingga musim panen tiba. 1 Raja-Raja 17:11-16.
5 roti jelai + 2 potong ikan milik anak kecil diserahkan seluruhnya pada Tuhan, dapat memberi makan 5000 orang pria (belum termasuk wanita dan anak-anak) hingga kenyang, bahkan masih sisa 12 bakul. Roti jelai, roti yang sangat kecil ukurannya dan murah, yang biasa dikonsumsi orang miskin, yang hampir tiada nilainya, tapi dengan kerelaan hati seorang anak kecil, Tuhan ubah jadi mujizat yang besar, memberkati banyak orang. Yohanes 6:9-13.
7 roti + beberapa ikan diserahkan seluruhnya pada Tuhan, dapat memberi makan 4000 orang pria (belum termasuk wanita dan anak-anak) hingga kenyang, bahkan sisa 7 bakul.
Pertanyaannya, maukah kita jadi seperti janda Sarfat, meski di tengah krisis tetap mau peduli terhadap orang lain? Peduli yang benar-benar peduli, ada aksi nyata, bukan hanya lip service. Sebagai jemaat yang dinamis, seharusnya kita punya inisiatif sendiri, tidak menunggu `disuruh-suruh` atau `ditagih=tagih` untuk berpartisipasi. Kalau memang kita rela hati, kita yang mengajukan diri, bukan menunggu tuk diminta.
Tuhan tidak melihat siapakah diri kita. Orang miskin ataupun anak kecil? Kecil yang dapat kita berikan ataupun seluruhnya? Tidak masalah! Tuhan melihat kerelaan hati kita.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 2 Korintus 9:7
Boro-boro 16M, rutinitas perayaan Natal & Paskah tiap tahunnya yang cuma beberapa ratus juta aja sudah sulit kok, apalagi 16M?! Percaya saja! Asalkan apa yang kita doakan tidak untuk kepentingan diri kita sendiri, melainkan untuk kepentingan orang lain, terutama untuk kebesaran nama-Nya, hingga masyarakat dapat melihat dan merasakan dampak dari Growth Center ini, percayalah, asal kita punya niat yang tulus, pakai ukuran iman Tuhan, bukan akal pikiran manusia, dan kita semua (Gembala Jemaat hingga semua jemaat) dapat bersatu berdoa bagi terwujudnya program ini dan bersatu mengumpulkan dana sesuai dengan kerelaan kita untuk menabur, percayalah, soal waktu berapa lamanya, itu urusan Tuhan.
Saya rindu turut ambil bagian dalam menabur di pekerjaan Tuhan ini, namun saya tidak punya uang. Tak apa! Berdoalah demikian, `Tuhan, Engkau Allah yang maha tahu. Engkau tahu kerinduan hatiku ingin menabur untuk program Growth Center ini, namun aku belum punya uang. Berilah aku benih Tuhan, agar aku dapat menabur. Amin.`
Yuk, kita wujudkan salah satu visi gereja kita, tuk jadi jemaat yang berdampak, juga sesuai dengan tema gereja kita di tahun 2015 ini yaitu Hidup Berdampak. Kita wujudkan melalui aksi dan tindakan nyata, tidak hanya sekedar wacana. Jangan tunggu siapapun! Mulai bergerak dari diri kita sendiri!
Berdoalah mulai dari sekarang. Berapa beban yang Tuhan percayakan pada kita untuk program Growth Center ini? Tanya Tuhan. Berdoa dan ambil keputusan dari hati kita, jangan dengan emosi, namun dengan kesadaran penuh.
Berapa `kekuatan` yang ada pada gereja kita? Ada minimal 500 orang jemaat GIA Dr. Cipto. Ada banyak anggota KAA, Youth, PWK, PPK, Lansia, juga ada banyak Komcil (Kelompok Kecil), dan Diakonia. Ada Gembala Jemaat, sejumlah rohaniwan, penatua, diaken. Ada banyak tim pemuji, banyak kelompok paduan suara, banyak kelompok perjamuan suci serta kelompok usher kolektan, banyak anggota tim doa, tim creative ministry, tim multimedia. Dan ada masih banyak lagi. Tak peduli tua muda, miskin kaya, masih produktif ataupun sudah pensiun, apapun jabatan atau status sosial kita, Tuhan tidak peduli, Dia hanya melihat hati kita.
Kalau kita semua mau bersatu hati, berdoa untuk program Growth Center ini dan kita dengan rela hati menabur sesuai dengan `beban` yang sudah Tuhan taruh dalam hati kita, percayalah, tidak butuh waktu lama lagi, gedung Growth Center akan segera terrelasisasi demi kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus. Haleluya! Amin!
Persembahan dapat dikirimkan melalui:
Panin Bank A/C 321.500.5241
BCA Bank A/C 783.001.4700
Mandiri Bank A/C 136.000.147.7717
a/n Gereja Isa Almasih dr. Cipto |
| ...selengkapnya » |
|
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29:7
GIA Dr. Cipto, meski bukan gereja terbesar di Semarang, tapi merupakan gereja terbesar di jalan Dr. Cipto, Semarang. Mungkin belum banyak yang bisa gereja kita lakukan untuk memberkati kota kita tercinta, Semarang. Tapi yuk kita mulai dari scope kecil terlebih dahulu, dari area dimana gereja kita berada.
Sudah cukup lama gereja kita menjadi `beban` bagi masyarakat sekitar, khususnya para pengendara yang sering lalu lalang di jalan Dr. Cipto, terutama saat jam-jam ibadah gereja kita berlangsung. Banyaknya kendaraan yang memakan lebih dari bahu jalan, bahkan setengah area jalan besar tersebut kita `makan` dengan makin banyaknya kendaraan yang diparkir di sisi kiri-kanan jalan.
Puji Tuhan, jemaat GIA Dr. Cipto makin diberkati secara luar biasa, hingga makin banyak jemaat yang beribadah di gereja kita, dibarengi dengan makin banyak jemaat kita yang bawa kendaraan sendiri-sendiri. Namun alangkah lebih baik kalau hal tersebut dapat dibarengi dengan kesadaran & kepedulian juga akan warga sekitar. Jalan Dr. Cipto bukan milik gereja kita, banyak hak warga Semarang lain juga diatasnya. GIA Dr. Cipto bukan hanya milik oknum gereja, tapi milik kita bersama, semua jemaat yang beribadah & bertumbuh disana.
Minggu, 21 Juni 2015, gereja kita telah mengumumkan kerinduan hati gereja kita, GIA Dr. Cipto, untuk dapat membangun Growth Center. Gedung yang dapat menampung cukup banyak parkir motor & mobil, juga ruang-ruang guna dipakai berbagai keperluan gereja, yang suatu waktu juga dapat dipakai untuk kita, jemaatnya. Dana yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dibanding dengan manfaat & dampak yang akan dirasakan. Hanya 16 milyar rupiah, untuk gedung 9-10 tingkat di jalan Sidodadi Barat No. 21, Semarang.
Buat apa habiskan uang sebanyak itu, toh masih banyak gereja lain yang bahkan lebih parah dari kita, makan jalan lebih banyak. Tak apa, kita harus tetap hormati sikap gereja lain. Kita lakukan apa yang jadi bagian kita. Kalau gereja kita sudah terbeban untuk mengambil tanggung jawab ini, yuk kita sebagai jemaatnya, yang tiap hari sudah mendapatkan makanan rohani melalui gereja ini, bahkan kita sudah bertumbuh dan terlibat dalam pelayanan ataupun kelompok kecil, yuk kita dukung program gereja ini.
Kalau kita lihat berdasarkan jemaat yang rajin melakukan absensi tiap minggunya, kurang lebih total jemaat kita, GIA Dr. Cipto ada 500 orang, belum termasuk yang datang ibadah namun mengalami keterbatasan hingga tidak bisa aktif melakukan absensi. Namun kita anggap saja, worst case, dari sekian ribu jemaat GIA Dr. Cipto, hanya 500 orang yang peduli dengan adanya program Growth Center ini.
Lalu, seberapa besar iman kita akan terwujudnya program ini? Seberapa besar iman kita menentukan seberapa cepat program Growth Center ini terrealisasi.
Kalau kita hitung secara logika, secara pikiran manusia, nilai 16M kita bagi rata kepada 500 orang, maka 1 orang rindu untuk menabur Rp32juta, langsung besoknya program Growth Center ini akan terrealisasi. Tapi mungkinkah tiap orang bisa memenuhi nilai Rp32juta tersebut, sementara dari 500 orang memiliki kesanggupan ekonomi yang berbeda-beda?
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Galatia 6:2
Kita yang memiliki beban atas program ini, yang dipercaya Tuhan dengan berkat yang lebih banyak, yuk kita bantu jemaat lain yang belum bisa memenuhi nilai tersebut.
Seberapa besar iman kita? Berapa lama lagi program ini akan terrealisasi? 1bulan? 3bulan? 6bulan? 1tahun?
Yuk kita hitung ulang, secara logika dan secara akal pikiran manusia.
Kalau 1bulan, sementara anggap tiap minggu saat ibadah berlangsung dibagikan amplop persembahan khusus program ini, jadi 1 bulan ada 4 kali (anggap 1 bulan ada 4 minggu), sehingga kalau nilai Rp32juta tersebut dibagi 4, maka tiap minggunya, 1 orang rindu untuk menabur Rp8juta.
3bulan? 3x4minggu=12 kali ibadah, sehingga Rp32juta dibagi 12, maka tiap minggunya, 1 orang rindu untuk menabur Rp2.7juta.
Kalau 6bulan? Rp32juta dibagi 24, tiap orang rindu untuk menabur Rp1.4juta tiap minggunya.
Sedangkan 1tahun, tiap orang rindu untuk menabur Rp616rb tiap minggunya.
Hmmm. Agak sulit ya?! Ya! Begitulah, hitung-hitungan secara logika, secara akal pikiran manusia, tentu cukup atau bahkan sangat berat dan membebani.
Namun pilihan di tangan kita! Kita mau pakai hitung-hitungan secara logika akal pikiran manusia kita, yang sangat terbatas ini, atau kita mau memakai perhitungan Tuhan, Allah yang tak terbatas itu?
Alkitab mencatat ada 3 contoh perhitungan Tuhan.
Segenggam tepung dalam tempayan + sedikit minyak dalam buli-buli di tangan janda Sarfat, secara perhitungan manusia hanya akan jadi 2 potong roti. Tapi dengan janda tersebut membagikan roti tersebut (padahal saat-saat tersebut adalah musim kekeringan, sulit mendapatkan tepung dan minyak), membagi hanya sepotong roti bundar kecil, sisanya tetap dapat dinikmati oleh janda tersebut dan anaknya. Namun ternyata dengan kerelaan hatinya untuk mau membagikan sedikit dari apa yang ada padanya, dapat mengubah hidupnya. Tepung dalam tempayan tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli tidak akan berkurang hingga musim panen tiba. 1 Raja-Raja 17:11-16.
5 roti jelai + 2 potong ikan milik anak kecil diserahkan seluruhnya pada Tuhan, dapat memberi makan 5000 orang pria (belum termasuk wanita dan anak-anak) hingga kenyang, bahkan masih sisa 12 bakul. Roti jelai, roti yang sangat kecil ukurannya dan murah, yang biasa dikonsumsi orang miskin, yang hampir tiada nilainya, tapi dengan kerelaan hati seorang anak kecil, Tuhan ubah jadi mujizat yang besar, memberkati banyak orang. Yohanes 6:9-13.
7 roti + beberapa ikan diserahkan seluruhnya pada Tuhan, dapat memberi makan 4000 orang pria (belum termasuk wanita dan anak-anak) hingga kenyang, bahkan sisa 7 bakul.
Pertanyaannya, maukah kita jadi seperti janda Sarfat, meski di tengah krisis tetap mau peduli terhadap orang lain? Peduli yang benar-benar peduli, ada aksi nyata, bukan hanya lip service. Sebagai jemaat yang dinamis, seharusnya kita punya inisiatif sendiri, tidak menunggu `disuruh-suruh` atau `ditagih=tagih` untuk berpartisipasi. Kalau memang kita rela hati, kita yang mengajukan diri, bukan menunggu tuk diminta.
Tuhan tidak melihat siapakah diri kita. Orang miskin ataupun anak kecil? Kecil yang dapat kita berikan ataupun seluruhnya? Tidak masalah! Tuhan melihat kerelaan hati kita.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 2 Korintus 9:7
Boro-boro 16M, rutinitas perayaan Natal & Paskah tiap tahunnya yang cuma beberapa ratus juta aja sudah sulit kok, apalagi 16M?! Percaya saja! Asalkan apa yang kita doakan tidak untuk kepentingan diri kita sendiri, melainkan untuk kepentingan orang lain, terutama untuk kebesaran nama-Nya, hingga masyarakat dapat melihat dan merasakan dampak dari Growth Center ini, percayalah, asal kita punya niat yang tulus, pakai ukuran iman Tuhan, bukan akal pikiran manusia, dan kita semua (Gembala Jemaat hingga semua jemaat) dapat bersatu berdoa bagi terwujudnya program ini dan bersatu mengumpulkan dana sesuai dengan kerelaan kita untuk menabur, percayalah, soal waktu berapa lamanya, itu urusan Tuhan.
Saya rindu turut ambil bagian dalam menabur di pekerjaan Tuhan ini, namun saya tidak punya uang. Tak apa! Berdoalah demikian, `Tuhan, Engkau Allah yang maha tahu. Engkau tahu kerinduan hatiku ingin menabur untuk program Growth Center ini, namun aku belum punya uang. Berilah aku benih Tuhan, agar aku dapat menabur. Amin.`
Yuk, kita wujudkan salah satu visi gereja kita, tuk jadi jemaat yang berdampak, juga sesuai dengan tema gereja kita di tahun 2015 ini yaitu Hidup Berdampak. Kita wujudkan melalui aksi dan tindakan nyata, tidak hanya sekedar wacana. Jangan tunggu siapapun! Mulai bergerak dari diri kita sendiri!
Berdoalah mulai dari sekarang. Berapa beban yang Tuhan percayakan pada kita untuk program Growth Center ini? Tanya Tuhan. Berdoa dan ambil keputusan dari hati kita, jangan dengan emosi, namun dengan kesadaran penuh.
Berapa `kekuatan` yang ada pada gereja kita? Ada minimal 500 orang jemaat GIA Dr. Cipto. Ada banyak anggota KAA, Youth, PWK, PPK, Lansia, juga ada banyak Komcil (Kelompok Kecil), dan Diakonia. Ada Gembala Jemaat, sejumlah rohaniwan, penatua, diaken. Ada banyak tim pemuji, banyak kelompok paduan suara, banyak kelompok perjamuan suci serta kelompok usher kolektan, banyak anggota tim doa, tim creative ministry, tim multimedia. Dan ada masih banyak lagi. Tak peduli tua muda, miskin kaya, masih produktif ataupun sudah pensiun, apapun jabatan atau status sosial kita, Tuhan tidak peduli, Dia hanya melihat hati kita.
Kalau kita semua mau bersatu hati, berdoa untuk program Growth Center ini dan kita dengan rela hati menabur sesuai dengan `beban` yang sudah Tuhan taruh dalam hati kita, percayalah, tidak butuh waktu lama lagi, gedung Growth Center akan segera terrelasisasi demi kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus. Haleluya! Amin!
Persembahan dapat dikirimkan melalui:
Panin Bank A/C 321.500.5241
BCA Bank A/C 783.001.4700
Mandiri Bank A/C 136.000.147.7717
a/n Gereja Isa Almasih dr. Cipto |
|
|
Form Permohonan Doa
