|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jati diri Gereja (umat Allah) adalah menghidupkan iman dengan perbuatan nyata kepada sesama manusia, orang miskin, terutama: para janda dan yatim.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » ”Action? ... Yes!” |
|
”Action? ... Yes!” |
|
Rabu, 17 September 2014 | Tema: Church Identity |
|
|
|
|
|
”Action? ... Yes!” |
|
Yesaya 1:11-17 |
|
|
|
|
|
|
Sang pemrakarsa adanya Gereja adalah Tuhan sendiri. Namun Gereja yang ada dalam Perjanjian Baru (PB) terkait dengan adanya Umat Allah dalam Perjanjian Lama (PL). Dengan kata lain Gereja adalah kesinambungan dari Umat Allah dalam PL, dalam hal ini adalah bangsa Israel, yang kepadanyalah Tuhan Yesus datang untuk kembali membawa umat Allah itu supaya bertobat kepada Allah.
Saat ini kita akan membahas perihal jati diri umat Allah dalam PL yang merupakan cikal-bakal dari Gereja itu sendiri. Umat Allah ada, berawal dari Allah yang memanggil para leluhur Israel (Abraham, Ishak, dan Yakub). Kepada leluhur itulah Allah membangun perjanjian yang pada intinya bahwa Allah akan memberkati dengan keturunan yang “memenuhi bumi”.
Ketika keturunan Abraham menjadi suatu bangsa (Israel), maka Allah semakin menunjukkan penyertaan dangan perbuatan nyata: membebaskan sebagai budak di Mesir, memimpin perjalanan selama di padang gurun dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mujizat, memberikan tanah Kanaan yang subur, menjaga ketentraman dan perlindungan dari musuh, dst.
Oleh sebab itu TUHAN menginginkan supaya Umat Allah melakukan ...selengkapnya » |
Sang pemrakarsa adanya Gereja adalah Tuhan sendiri. Namun Gereja yang ada dalam Perjanjian Baru (PB) terkait dengan adanya Umat Allah dalam Perjanjian Lama (PL). Dengan kata lain Gereja adalah kesinambungan dari Umat Allah dalam PL, dalam hal ini adalah bangsa Israel, yang kepadanyalah Tuhan Yesus datang untuk kembali membawa umat Allah itu supaya bertobat kepada Allah.
Saat ini kita akan membahas perihal jati diri umat Allah dalam PL yang merupakan cikal-bakal dari Gereja itu sendiri. Umat Allah ada, berawal dari Allah yang memanggil para leluhur Israel (Abraham, Ishak, dan Yakub). Kepada leluhur itulah Allah membangun perjanjian yang pada intinya bahwa Allah akan memberkati dengan keturunan yang “memenuhi bumi”.
Ketika keturunan Abraham menjadi suatu bangsa (Israel), maka Allah semakin menunjukkan penyertaan dangan perbuatan nyata: membebaskan sebagai budak di Mesir, memimpin perjalanan selama di padang gurun dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mujizat, memberikan tanah Kanaan yang subur, menjaga ketentraman dan perlindungan dari musuh, dst.
Oleh sebab itu TUHAN menginginkan supaya Umat Allah melakukan aksi kebaikan. Iman yang hidup adalah perbuatan nyata sebagai respon ketaatan kepada TUHAN dalam kehidupan sehari-hari: memperhatikan dan membela hak orang miskin, yaitu para janda dan anak yatim, serta umat Allah harus menjauhkan diri dari semua perbuatan jahat (Yesaya 1:16-17). Ibadah dengan korban syukur di rumah Allah itu penting, tetapi itu hanyalah sikap mengucap syukur karena TUHAN sudah berbuat nyata kepada umat-Nya. Tetapi iman umat Allah (Gereja) harus tercermin dalam tindakan nyata, terutama membela (menolong) sesama manusia yang miskin: membela hak-hak yatim dan janda-janda. Itulah yang dikehendaki Allah, itu prioritas. Dan seperti itulah umat Allah, seperti itu pula-lah jati diri Gereja. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|