|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pengorbanan-Nya adalah kemuliaan-Nya untuk mengubah ketragisan manusia berdosa menjadi pembebasan dan keselamatan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ada Yang Lebih Tragis |
|
Ada Yang Lebih Tragis |
|
Rabu, 09 April 2014 | Tema: The Glory of Sacrifice |
|
|
|
|
|
Ada Yang Lebih Tragis |
|
Ibrani 10:10-18 |
|
|
|
|
|
|
Saudara, ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya, yaitu kemuliaan Allah, gambar Allah telah rusak. Kreativitas manusia sebagai cerminan gambaran Allah telah terkontaminasi oleh dosa. Tanggung jawab terhadap dunia ciptaan Allah telah disalahgunakan, tidak lagi memelihara dan mengusahakannya dengan baik, tetapi justru untuk menumpuk “kemuliaan” diri sendiri. Manusia diperbudak oleh dosa, dan dibuatnya tidak berdaya untuk bangkit mengatasinya, dan dosa menggiringnya ke dalam kebinasaan.
Di tengah ketidakberdayaan dan tanpa harapan, Allah telah mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan manusia berdosa dari kebinasaan. Cara atau jalan yang dilakukan Yesus untuk menyelamatkan manusia adalah jalan salib, Dia mengorbankan diri-Nya sekali untuk selama-lamanya, demi keselamatan manusia. Pengorbanan itu memiliki nilai yang sangat tinggi, tidak hanya di mata manusia, tetapi juga di mata Bapa. Nah, di manakah letak nilai yang tinggi atau kemuliaannya itu? Ini dia: terletak pada besarnya pengampunan Allah atas dosa manusia dan pemulihan hidup kekal (Ibrani 10 :14, 18).
Saudara, sekarang ini, banyak oran...selengkapnya » |
Saudara, ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya, yaitu kemuliaan Allah, gambar Allah telah rusak. Kreativitas manusia sebagai cerminan gambaran Allah telah terkontaminasi oleh dosa. Tanggung jawab terhadap dunia ciptaan Allah telah disalahgunakan, tidak lagi memelihara dan mengusahakannya dengan baik, tetapi justru untuk menumpuk “kemuliaan” diri sendiri. Manusia diperbudak oleh dosa, dan dibuatnya tidak berdaya untuk bangkit mengatasinya, dan dosa menggiringnya ke dalam kebinasaan.
Di tengah ketidakberdayaan dan tanpa harapan, Allah telah mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan manusia berdosa dari kebinasaan. Cara atau jalan yang dilakukan Yesus untuk menyelamatkan manusia adalah jalan salib, Dia mengorbankan diri-Nya sekali untuk selama-lamanya, demi keselamatan manusia. Pengorbanan itu memiliki nilai yang sangat tinggi, tidak hanya di mata manusia, tetapi juga di mata Bapa. Nah, di manakah letak nilai yang tinggi atau kemuliaannya itu? Ini dia: terletak pada besarnya pengampunan Allah atas dosa manusia dan pemulihan hidup kekal (Ibrani 10 :14, 18).
Saudara, sekarang ini, banyak orang yang sebenarnya telah menyadari akan keberadaan dirinya yang lemah, bahwa dirinya berdosa, menderita, dan juga telah menyadari bahwa dosa membawa kepada maut. Namun mereka tidak berdaya dan tidak tahu harus bagaimana? Sehingga dengan ketidakberdayaan dan ketidaktahuan untuk jalan keluarnya, mereka tetap saja bergulat dalam dosa bertahun-tahun, sampai mereka kebal dan tidak peduli lagi terhadap nasibnya. Tragis bukan? Tetapi justru karena ketragisan hidup manusia inilah, Dia hadir untuk mengorbankan diri-Nya. Mengubah ketragisan menjadi keselamatan.
Dan ternyata masih ada yang lebih tragis, ini dia: ketika banyak orang mengaku Kristen, sudah dibaptis, percaya Yesus, ke gereja juga, selalu mendengar Firman, dan sebagainya, tetapi ternyata hidupnya tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan kesadaran tahu akan kebenaran, dan senantiasa mengecap berkat-berkat-Nya, namun ironisnya tetap saja nikmat dengan komunitas dosa dan segala perbuatannya. Mereka ini adalah sekelompok “kristen” yang dengan sengaja menginjak-injak Anak Allah, dan dengan cara apa lagi pengampunan itu akan diberikan? Tidak ada! Hanya hukuman kekal (Ibrani 10:26-30). Hendaklah yang bertelinga mendengarkan kebenaran ini, dan bertobatlah! |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|