|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tuhan memiliki tujuan khusus ketika dia memberikan karunia kepada seseorang. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Alasan Meminta Karunia Roh |
|
Alasan Meminta Karunia Roh |
|
Senin, 09 Juni 2014 | Tema: The Burning Spirit |
|
|
|
|
|
Alasan Meminta Karunia Roh |
|
Kisah Para Rasul 2:46-47 |
|
|
|
|
|
|
Beberapa tahun lalu pernah heboh tentang seorang yang mengaku mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan, yaitu naik turun surga selama 7 kali. Lalu ada juga pengalaman dari hamba Tuhan yang lain tentang karunia kesembuhan yang dia punyai. Dan banyak lagi hamba-hamba Tuhan yang diberi karunia bernubuat, berbahasa roh, mengartikan bahasa roh, dan lain-lain. Ketika melihat dan mendengar hal itu, saya berkata dalam hati, “Wow... hebaaattt, dahsyatnya karya Tuhan!” Namun seiring dengan kekaguman itu, timbul juga rasa rendah diri yang muncul, “Apakah saya bisa seperti mereka? Harus memiliki tingkat rohani seperti apa supaya bisa begitu?”
Dalam perenungan itu, saya berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan. Namun sepertinya saya belum mengalami pengalaman-pengalaman dahsyat seperti tokoh-tokoh tersebut. Waktu itu saya hampir putus asa. Namun dalam sebuah moment, Tuhan memberikan pengertian bahwa, ketika seseorang diberi karunia-karunia rohani, Tuhan punya maksud tertentu melaluinya. Dan tentunya semuanya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk ajang unjuk gigi, pamer “kesaktian” atau meraih “massa” untuk jadi pengikut.
Mungkin Anda pernah mengalami hal yang sama. Berdoa untuk me...selengkapnya » |
Beberapa tahun lalu pernah heboh tentang seorang yang mengaku mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan, yaitu naik turun surga selama 7 kali. Lalu ada juga pengalaman dari hamba Tuhan yang lain tentang karunia kesembuhan yang dia punyai. Dan banyak lagi hamba-hamba Tuhan yang diberi karunia bernubuat, berbahasa roh, mengartikan bahasa roh, dan lain-lain. Ketika melihat dan mendengar hal itu, saya berkata dalam hati, “Wow... hebaaattt, dahsyatnya karya Tuhan!” Namun seiring dengan kekaguman itu, timbul juga rasa rendah diri yang muncul, “Apakah saya bisa seperti mereka? Harus memiliki tingkat rohani seperti apa supaya bisa begitu?”
Dalam perenungan itu, saya berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan. Namun sepertinya saya belum mengalami pengalaman-pengalaman dahsyat seperti tokoh-tokoh tersebut. Waktu itu saya hampir putus asa. Namun dalam sebuah moment, Tuhan memberikan pengertian bahwa, ketika seseorang diberi karunia-karunia rohani, Tuhan punya maksud tertentu melaluinya. Dan tentunya semuanya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk ajang unjuk gigi, pamer “kesaktian” atau meraih “massa” untuk jadi pengikut.
Mungkin Anda pernah mengalami hal yang sama. Berdoa untuk meminta karunia-karunia roh dari Tuhan. Namun mungkin sampai saat ini, Anda merasa belum menerimanya. Langkah yang tepat yang sebaiknya Anda lakukan adalah cek kembali motivasi Anda meminta karunia itu? Untuk kemuliaan Tuhan atau hanya untuk kepuasan diri? Masih ingatkah kita tentang sang Bintang Timur (sebelum menjadi Lusifer) yang diberi karunia untuk memuji Tuhan? Namun dia justru jatuh dalam kesombongan dari karunianya itu (Yesaya 14:12-14). Berbeda dengan para rasul yang menerima karunia-karunia rohani (Kisah Para Rasul 2-4). Mereka memuliakan Tuhan melalui karunia-karunia itu. Setiap orang yang menyaksikan mujizat yang mereka buat, pada akhirnya memuliakan Yang Maha Tinggi. Bagaimana dengan Anda? Apakah tujuan Anda meminta karunia rohani? Untuk apakah karunia rohani yang sudah Anda terima? |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|