|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Siapakah orangtua? Orangtua adalah busur, alat di tangan pahlawan untuk melesatkan anak panah tepat ke sasaran.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Anak Panah Di Tangan Pahlawan |
|
Anak Panah Di Tangan Pahlawan |
|
Sabtu, 01 Juli 2017 |
|
|
|
|
|
Anak Panah Di Tangan Pahlawan |
|
Mazmur 127:4 |
|
|
|
|
|
|
Kahlil Gibran [1883-1931], filsuf pendidikan Libanon yang kemudian menetap di Amerika Serikat mengibaratkan orangtua sebagai busur, anak sebagai anak panah dan Tuhan sebagai Sang Pemanah. Gibran menulis :
Anakmu sebenarnya bukan milikmu. Mereka adalah anak Sang Hidup yang mendambakan hidup mereka sendiri. Mereka memang datang melalui kamu, tetapi mereka bukan milikmu.
Engkau bisa memberi kasih sayang, tapi engkau tidak bisa memberikan pendirianmu, sebab mereka memiliki pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan tempat pijak bagi raganya, tapi tidak untuk jiwanya sebab jiwa mereka ada di masa depan yang tidak bisa engkau capai sekalipun dalam mimpi.
Engkau boleh berusaha mengikuti alam mereka tapi jangan harap mereka dapat mengikuti alammu, sebab hidup tidaklah surut ke belakang, tidak pula tertambat di masa lalu.
Engkau adalah busur dari mana bagai anak panah, kehidupan anakmu melesat ke masa depan. Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia merentangmu d...selengkapnya » |
Kahlil Gibran [1883-1931], filsuf pendidikan Libanon yang kemudian menetap di Amerika Serikat mengibaratkan orangtua sebagai busur, anak sebagai anak panah dan Tuhan sebagai Sang Pemanah. Gibran menulis :
Anakmu sebenarnya bukan milikmu. Mereka adalah anak Sang Hidup yang mendambakan hidup mereka sendiri. Mereka memang datang melalui kamu, tetapi mereka bukan milikmu.
Engkau bisa memberi kasih sayang, tapi engkau tidak bisa memberikan pendirianmu, sebab mereka memiliki pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan tempat pijak bagi raganya, tapi tidak untuk jiwanya sebab jiwa mereka ada di masa depan yang tidak bisa engkau capai sekalipun dalam mimpi.
Engkau boleh berusaha mengikuti alam mereka tapi jangan harap mereka dapat mengikuti alammu, sebab hidup tidaklah surut ke belakang, tidak pula tertambat di masa lalu.
Engkau adalah busur dari mana bagai anak panah, kehidupan anakmu melesat ke masa depan. Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu melesat jauh serta cepat. Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat, Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.
Ketika pendidikan anak beranjak ke jenjang SMA/SMK atau kuliah di perguruan tinggi banyak orangtua memilih, memutuskan jurusan apa yang anak-anak ambil. Tiap orangtua ingin memberikan pendidikan yang terbaik demi masa depan anaknya. Banyak orangtua terlalu posesif [bersikap memiliki] dan protektif [bersikap melindungi] sehingga cenderung mengekang dan menguasai anak.
Tidak bolehkah orangtua mengarahkan pendidikan demi masa depan anak? Tentu saja boleh itu tugas orangtua. Tapi ada tugas yang lebih penting, yaitu orangtua harus tahu rencana Tuhan atas hidup anak-anak dan membimbing mereka untuk percaya penuh pada rencana-Nya dalam hidup mereka. Mazmur 139:16 mengatakan bahwa hari-hari kita sudah tertulis dalam kitab-Nya sebelum hari-hari itu ada. Mazmur 127:4 mengibaratkan anak-anak seperti anak panah di tangan pahlawan. Sang pahlawan pasti melesatkan anak panah tepat pada sasaran.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|