|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Apa Dampak Kata - Kata Kita? |
|
Apa Dampak Kata - Kata Kita? |
|
Selasa, 21 April 2015 | Tema: Berkenan Di Hati Tuhan |
|
|
|
|
|
Apa Dampak Kata - Kata Kita? |
|
Yakobus 3:1-12 |
|
|
|
|
|
|
Kesan yang saya tangkap dan terus melekat ketika saya melihat film the Passion of Christ adalah sikap Tuhan Yesus ketika menerima perlakuan tidak sepantasnya. Sejak ditangkap di taman Gestemani sampai di salib di bukit Golgota, Tuhan Yesus dicaci, dimaki, dihina, direndahkan dan semua perlakuan buruk yang bisa dilakukan manusia tertimpa pada-Nya. Meski menerima perlakuan yang demikian, tidak terucap sedikitpun kata-kata pembelaan maupun pembalasan dari mulut-Nya. Sebenarnya Tuhan Yesus bisa saja membuat pembelaan dan membalas semua perlakuan tersebut karena Dia punya alasan untuk menolak semua itu. Tetapi Dia sama sekali tidak melakukannya. Dan itulah salah satu sikap Tuhan Yesus yang membuat Bapa berkenan kepada-Nya.
Bandingkan dengan ketika diadakannya pertemuan antara seorang Gubernur dengan anggota DPRD salah satu propinsip di negeri ini. Di forum yang “terhormat” itu banyak bermunculan cacian, makian, kata-kata kasar, bahkan ada beberapa yang melontarkan nama-nama binatang. Bagi mereka sah-sah saja mengeluarkan kata-kata kasar, ketika pendapatnya ataupun keinginannya tidak disetujui pihak lawan bicara.
Surat Yakobus 3:1-12 menjelaskan akibat dari kata-kata y...selengkapnya » |
Kesan yang saya tangkap dan terus melekat ketika saya melihat film the Passion of Christ adalah sikap Tuhan Yesus ketika menerima perlakuan tidak sepantasnya. Sejak ditangkap di taman Gestemani sampai di salib di bukit Golgota, Tuhan Yesus dicaci, dimaki, dihina, direndahkan dan semua perlakuan buruk yang bisa dilakukan manusia tertimpa pada-Nya. Meski menerima perlakuan yang demikian, tidak terucap sedikitpun kata-kata pembelaan maupun pembalasan dari mulut-Nya. Sebenarnya Tuhan Yesus bisa saja membuat pembelaan dan membalas semua perlakuan tersebut karena Dia punya alasan untuk menolak semua itu. Tetapi Dia sama sekali tidak melakukannya. Dan itulah salah satu sikap Tuhan Yesus yang membuat Bapa berkenan kepada-Nya.
Bandingkan dengan ketika diadakannya pertemuan antara seorang Gubernur dengan anggota DPRD salah satu propinsip di negeri ini. Di forum yang “terhormat” itu banyak bermunculan cacian, makian, kata-kata kasar, bahkan ada beberapa yang melontarkan nama-nama binatang. Bagi mereka sah-sah saja mengeluarkan kata-kata kasar, ketika pendapatnya ataupun keinginannya tidak disetujui pihak lawan bicara.
Surat Yakobus 3:1-12 menjelaskan akibat dari kata-kata yang keluar dari mulut seseorang. Hanya dengan sedikit kata yang melecehkan, bisa membuat seseorang atau banyak orang down. Dengan sedikit kata kasar, bisa membuat seseorang atau banyak orang berang. Dengan sedikit kata hujat, bisa menimbulkan bibit benci dan dendam. Kata-kata tajam bisa membuat luka yang dalam dan bertahan lama. Alangkah mengerikan efek dari kata-kata buruk yang keluar dari mulut kita. Tapi jangan khawatir, karena dengan kata-kata pun kita bisa membangun seseorang yang sedang lemah, dengan kata-kata kita bisa memberkati sesama, dengan kata-kata kita bisa menciptakan suasana damai sejahtera. Banyak dampak positif bisa ditimbulkan dari kata-kata yang akan kita ucapkan. Pilihan ada ditangan kita, apakah kita akan mengeluarkan kata-kata yang negatif dan merusak, atau mengucapkan kata-kata positif dan membangun.
Seperti ditegaskan dalam surat Yakobus, “dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi”, karena itu ada baiknya kita berfikir dahulu sebelum mengeluarkan perbendaharaan kata-kata kita, mana yang pantas untuk diucapkan, dan mana yang tidak perlu untuk dikeluarkan. Teladani sikap Tuhan Yesus yang tidak sedikitpun mengeluarkan kata-kata hujat, supaya Bapa juga berkenan kepada kita seperti Bapa berkenan kepada-Nya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|