|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Renungkan pertanyaan ini: Apa yang sedang kita wariskan bagi masa depan anak-anak kita?
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Apa Yang Anda Wariskan? |
|
Apa Yang Anda Wariskan? |
|
Sabtu, 16 Agustus 2014 | Tema: No Fear |
|
|
|
|
|
Apa Yang Anda Wariskan? |
|
Kejadian 12:11-13; 26:7 |
|
|
|
|
|
|
Warisan adalah sesuatu yang diberikan atau diturunkan orangtua kepada anaknya. Ketika kata ‘warisan’ itu disebut, kebanyakan orang akan berpikir tentang sesuatu yang bersifat materi. Misalnya, suatu saat Anda mendengar berita bahwa Bapak A (tetangga Anda) telah mendapat warisan dari orangtuanya. Pasti pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah warisan apa, berapa jumlahnya. Ya, memang seringkali warisan dihubungkan dengan harta kekayaan. Tetapi warisan tidak melulu berbicara tentang harta kekayaan, bisa saja itu berhubungan dengan sifat atau karakter, nilai-nilai, bahkan bisa juga kecenderungan penyakit bawaan secara genetika. Wah... pasti yang disebut terakhir ini tidak ada yang mau.
Menjadi orangtua merupakan proses mewariskan. Yang saya maksudkan bukanlah mewariskan harta kekayaan, apalagi penyakit bawaan, tetapi mewariskan nilai-nilai kebenaran. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar proses itu akan berjalan dan terjadi secara otomatis dan alamiah. Contoh yang pernah ditulis dalam Alkitab adalah kisah yang dialami oleh Abraham dan Ishak. Abraham pernah berbohong kepada raja Firaun ketika dia mengakui Sara sebagai saudara perempuannya dalam pengungsiaannya ke Mesir supaya dia tidak dibunuh. Abraham juga melakukannya kepada Abimelekh, raja Gerar (Kejadian 20:2). Te...selengkapnya » |
Warisan adalah sesuatu yang diberikan atau diturunkan orangtua kepada anaknya. Ketika kata ‘warisan’ itu disebut, kebanyakan orang akan berpikir tentang sesuatu yang bersifat materi. Misalnya, suatu saat Anda mendengar berita bahwa Bapak A (tetangga Anda) telah mendapat warisan dari orangtuanya. Pasti pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah warisan apa, berapa jumlahnya. Ya, memang seringkali warisan dihubungkan dengan harta kekayaan. Tetapi warisan tidak melulu berbicara tentang harta kekayaan, bisa saja itu berhubungan dengan sifat atau karakter, nilai-nilai, bahkan bisa juga kecenderungan penyakit bawaan secara genetika. Wah... pasti yang disebut terakhir ini tidak ada yang mau.
Menjadi orangtua merupakan proses mewariskan. Yang saya maksudkan bukanlah mewariskan harta kekayaan, apalagi penyakit bawaan, tetapi mewariskan nilai-nilai kebenaran. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar proses itu akan berjalan dan terjadi secara otomatis dan alamiah. Contoh yang pernah ditulis dalam Alkitab adalah kisah yang dialami oleh Abraham dan Ishak. Abraham pernah berbohong kepada raja Firaun ketika dia mengakui Sara sebagai saudara perempuannya dalam pengungsiaannya ke Mesir supaya dia tidak dibunuh. Abraham juga melakukannya kepada Abimelekh, raja Gerar (Kejadian 20:2). Ternyata ini merupakan kebiasaan yang dilakukan Abraham ketika dia berada negeri asing (Kejadian 20:13). Ternyata kebiasaan itu juga dilakukan oleh Ishak, anaknya. Apa yang dilakukan oleh orangtua dicermati oleh anak. Apa yang dikatakan orangtua didengar oleh anak. Kebiasaan orangtua diperhatikan oleh anak. Di situlah terjadi proses mewariskan. Maka ada kata pepatah: ‘Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’; ‘Like father, like son’. Ya, tanpa disadari dan secara alamiah proses mewariskan itu pasti terjadi.
Jika demikian faktanya, apa yang harus kita perhatikan sebagai orangtua (ataupun calon orangtua)? Tentunya kita harus mewariskan nilai-nilai yang benar. Semaksimal mungkin kita memberikan contoh yang positif, baik dan benar. Memang tidak dipungkiri bahwa tidak ada orangtua yang sempurna, tetapi itu tidak berarti kita berlaku sembrono atau semau gue. Seringkali orangtua marah ketika mendengar anaknya berkata kasar. Eee.. tunggu dulu, jangan-jangan itu terjadi karena orangtuanya yang sering ‘menceramahi’ anak dengan kata-kata kasar. Seringkali orangtua marah kalau anak malas ke Sekolah Minggu. Sabar dulu, jangan-jangan orangtuanya juga jarang ke gereja. Orangtua pasti murka kalau mendapati anaknya menghisap rokok. Tahan dan kuasai diri dulu, jangan-jangan orangtuanya juga perokok. Orangtua pasti jengkel kalau si kakak suka memukul adiknya. Wah.. jangan-jangan orangtuanya juga ‘ringan tangan’.
Contoh di atas sama sekali tidak bermaksud untuk mendiskriditkan pihak orangtua, tetapi hendak menunjukkan bahwa apa yang orangtua lakukan, katakan, dan peragakan dilihat dan diamati oleh anak, serta membawa pengaruh yang besar kepada mereka. Oleh sebab itu kita sebagai orangtua harus berhati-hati dan berlaku bijak. Hendaknya kebaikan, kebajikan dan kebenaran yang kita lakukan dan katakan setiap hari. Karena ketika kita berlaku baik, berkata benar dan sopan, bersikap bijak, dan hal-hal positif lainnya, kita sedang mewariskan kebenaran bagi masa depan mereka. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|