|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Oleh anugerah-Nya kita dijadikan umat pilihan yang istimewa di hadapan Tuhan, namun Bapa juga menghendaki supaya kita menjadi pribadi yang istimewa dalam tingkah laku dan karakter sehingga bisa menjadi saksi yang efektif bagi Kristus di manapun berada. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Asas Manfaat Atau Asas Devosi |
|
Asas Manfaat Atau Asas Devosi |
|
Senin, 19 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Asas Manfaat Atau Asas Devosi |
|
Lukas 17:7-10; Matius 22:37 |
|
|
|
|
|
|
Dalam realitas dijumpai orang kristen yang melayani Tuhan dengan motif yang berbeda. Bagi orang Kristen baru, belum dewasa rohani karena belum memahami kebenaran Injil secara memadai, bisa berpola pikir “memanfaatkan Tuhan”. Mereka rajin ke gereja, terlibat dalam aktivitas rohani gereja dengan tujuan supaya Tuhan memberkati hidupnya, kebutuhan jasmani dipenuhi, problem dalam hidup cepat dan mudah mendapat solusi, bila sakit segera mendapat kesembuhan secara mujizat, dsb. Mereka berpikir bahwa kalau sudah percaya pada Tuhan Yesus, maka Tuhan bertanggung jawab atas kehidupannya, sehingga selalu mengharapkan bagian Tuhan digenapi.
Fokus hidup seperti ini, yaitu menggunakan kebaikan dan kuasa Tuhan untuk pemenuhan kebutuhan jasmani akan berakibat:
• Hidup tidak bertanggung jawab, memikul kewajiban dengan bekerja keras [Kejadian 1:28].
• Fokus hidupnya tidak ditujukan pada Kerajaan Surga dan cenderung terus mencintai hal-hal fana/duniawi [Matius 6:31...selengkapnya » |
Dalam realitas dijumpai orang kristen yang melayani Tuhan dengan motif yang berbeda. Bagi orang Kristen baru, belum dewasa rohani karena belum memahami kebenaran Injil secara memadai, bisa berpola pikir “memanfaatkan Tuhan”. Mereka rajin ke gereja, terlibat dalam aktivitas rohani gereja dengan tujuan supaya Tuhan memberkati hidupnya, kebutuhan jasmani dipenuhi, problem dalam hidup cepat dan mudah mendapat solusi, bila sakit segera mendapat kesembuhan secara mujizat, dsb. Mereka berpikir bahwa kalau sudah percaya pada Tuhan Yesus, maka Tuhan bertanggung jawab atas kehidupannya, sehingga selalu mengharapkan bagian Tuhan digenapi.
Fokus hidup seperti ini, yaitu menggunakan kebaikan dan kuasa Tuhan untuk pemenuhan kebutuhan jasmani akan berakibat:
• Hidup tidak bertanggung jawab, memikul kewajiban dengan bekerja keras [Kejadian 1:28].
• Fokus hidupnya tidak ditujukan pada Kerajaan Surga dan cenderung terus mencintai hal-hal fana/duniawi [Matius 6:31-32].
• Tidak membangun sikap berjaga-jaga menghadapi musuh yang sangat cerdik [1 Petrus 5:8].
Di dalam ayat bacaan kita temukan pengajaran Tuhan Yesus supaya kita sebagai hamba Tuhan terus belajar melayani Tuhan dengan asas devosi, yaitu dengan kesetiaan, ketaatan, dan kasih yang dalam [pengabdian tanpa batas dan tidak bersyarat]. Untuk itu diperlukan pemahaman yang dalam dan kesadaran penuh bahwa:
• Hidup kita telah ditebus dari kesia-siaan dengan harga yang sangat mahal [1 Petrus 1:18-19].
• Hidup kita bukan milik kita sendiri [1 Korintus 6:19-20].
• Kita berhutang untuk hidup menurut Roh, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Allah [Roma 8:12-13] dan tidak sekedar mentaati hukum.
Jadi kita sebagai pengikut Kristus harus terus bertumbuh menjadi murid Kristus yang rela dididik supaya dewasa rohani [tidak sekedar dewasa mental]. Sebagai seorang hamba yang menyadari posisinya di hadapan Tuhan, siap setiap saat melakukan kewajiban yang dilandasi sikap rendah hati. Hal ini akan menyenangkan hati Tuhan sebagai pemilik hidup kita dan majikan yang harus kita layani.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|