|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berbekal anugerah dan pertolongan Tuhan, mari pusatkan perhatian untuk meningkatkan yang baik dan mengikis yang tidak baik.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bekal Anugerah Tuhan |
|
Bekal Anugerah Tuhan |
|
Rabu, 28 Januari 2015 | Tema: Lebih Baik Dari Kemarin |
|
|
|
|
|
Bekal Anugerah Tuhan |
|
Mazmur 106:1-13 |
|
|
|
|
|
|
Menilik apa yang terjadi pada bangsa Israel dalam nats hari ini, ingatan saya melayang pada sesosok perempuan muda yang saya kenal saat tinggal di kost, di tahun kedua masa kuliah. Kala pertama ia muncul di rumah kost kami, ia tampak begitu lusuh, tak banyak cakap, tak ada senyum menghias parasnya yang tirus. Tiada gairah hidup yang terpancar darinya.
Selang beberapa minggu kemudian, mulai tampak perubahan di dalam dirinya. Berbekal sedikit modal dari ayahnya yang merupakan bapak kost kami, pagi-pagi benar ia sudah berburu bahan-bahan makanan ke pasar. Sesampainya di rumah kost, diolahnya bahan-bahan itu menjadi makanan kecil yang kemudian dititipkan di toko-toko sepanjang jalan Gejayan, Yogyakarta. Hari demi hari dagangannya bertambah laris. Uang pun mengalir masuk. Penampilannya mulai berubah. Lebih cerah, rapi dan modis.
Sayang sekali keadaan itu tak bertahan lama. Para langganannya berangsur-angsur mengeluhkan mutu jajanannya yang menurun. Juga soal titipan yang tak lagi rutin disetor tiap hari. Bila ayahnya mengin...selengkapnya » |
Menilik apa yang terjadi pada bangsa Israel dalam nats hari ini, ingatan saya melayang pada sesosok perempuan muda yang saya kenal saat tinggal di kost, di tahun kedua masa kuliah. Kala pertama ia muncul di rumah kost kami, ia tampak begitu lusuh, tak banyak cakap, tak ada senyum menghias parasnya yang tirus. Tiada gairah hidup yang terpancar darinya.
Selang beberapa minggu kemudian, mulai tampak perubahan di dalam dirinya. Berbekal sedikit modal dari ayahnya yang merupakan bapak kost kami, pagi-pagi benar ia sudah berburu bahan-bahan makanan ke pasar. Sesampainya di rumah kost, diolahnya bahan-bahan itu menjadi makanan kecil yang kemudian dititipkan di toko-toko sepanjang jalan Gejayan, Yogyakarta. Hari demi hari dagangannya bertambah laris. Uang pun mengalir masuk. Penampilannya mulai berubah. Lebih cerah, rapi dan modis.
Sayang sekali keadaan itu tak bertahan lama. Para langganannya berangsur-angsur mengeluhkan mutu jajanannya yang menurun. Juga soal titipan yang tak lagi rutin disetor tiap hari. Bila ayahnya mengingatkan, ia menjadi gusar dan bersikap keras kepala. Keadaan itu berlarut-larut sehingga usaha yang sudah mulai maju itu akhirnya terpaksa gulung tikar.
Apa yang dialami perempuan muda itu terjadi pula pada kita dalam rupa yang beragam. Sesuatu yang diawali dengan baik, berkembang dengan baik, namun dalam perjalanannya bukannya menjadi semakin baik malah mengalami kemerosotan yang menyedihkan.
Kita memasuki bulan pertama di tahun ini dengan bekal segala yang baik yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Pusatkan perhatian untuk meningkatkan yang baik dan mengikis yang tidak baik. Dengan pertolongan Tuhan kita belajar menghindari sikap berpuas diri dan tak kenal terima kasih. Mari melangkah maju bersama dan menjadi semakin baik. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|