|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Jadilah rendah hati seperti cicak yang dapat tinggal dan melayani di manapun, hidup bersama dan melayani siapa pun, agar tuaian yang tidak terhitung jumlahnya akan memenuhi lumbung kita.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belajar Dari Seekor Cicak |
|
Belajar Dari Seekor Cicak |
|
Kamis, 29 Oktober 2015 | Tema: Menjangkau Yang Terhilang |
|
|
|
|
|
Belajar Dari Seekor Cicak |
|
1 Korintus 9:22b |
|
|
|
|
|
|
Apakah Anda pernah melihat seekor cicak? Semua orang tentu pernah melihatnya. Bahkan seorang tuna netra pun pasti mengetahui dengan persis bunyi suara yang khas dari binatang itu. Cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon, berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cicak biasanya berukuran kecil, sekitar 10 centimeter dan biasanya memakan serangga, terutama nyamuk. Biasanya ia hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Sementara di alam, cicak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh. Yang cukup menarik dari banyak filosofi tentang cicak, raja Salomo pernah berkata bahwa cicak merupakan gambaran seekor binatang yang ‘sangat cekatan’, yang ada di mana saja [Amsal 30:28]. Ia bisa hidup dan menyesuaikan diri di sembarang tempat. Ia bisa hidup di sebuah istana yang besar, namun juga di sebuah gubuk kecil di tengah hutan. Tidak heran jika Anda berkunjug ke istana Presiden RI, Gedung Putih di Washington DC, Taj Mahal India, Menara Eiffel Paris, Anda pasti menemukannya. Demikian juga jangan heran jika Anda berkunjung ke pedalaman Kalimantan, Papua, Sumatera, di gubuk-gubuk kecil sekalipun, Anda juga pasti bertemu dengannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cicak dapat hidup dan tinggal di mana saja dan hidup dengan s...selengkapnya » |
Apakah Anda pernah melihat seekor cicak? Semua orang tentu pernah melihatnya. Bahkan seorang tuna netra pun pasti mengetahui dengan persis bunyi suara yang khas dari binatang itu. Cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon, berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cicak biasanya berukuran kecil, sekitar 10 centimeter dan biasanya memakan serangga, terutama nyamuk. Biasanya ia hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Sementara di alam, cicak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh. Yang cukup menarik dari banyak filosofi tentang cicak, raja Salomo pernah berkata bahwa cicak merupakan gambaran seekor binatang yang ‘sangat cekatan’, yang ada di mana saja [Amsal 30:28]. Ia bisa hidup dan menyesuaikan diri di sembarang tempat. Ia bisa hidup di sebuah istana yang besar, namun juga di sebuah gubuk kecil di tengah hutan. Tidak heran jika Anda berkunjug ke istana Presiden RI, Gedung Putih di Washington DC, Taj Mahal India, Menara Eiffel Paris, Anda pasti menemukannya. Demikian juga jangan heran jika Anda berkunjung ke pedalaman Kalimantan, Papua, Sumatera, di gubuk-gubuk kecil sekalipun, Anda juga pasti bertemu dengannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cicak dapat hidup dan tinggal di mana saja dan hidup dengan siapa saja. Cicak tidak pernah memilih tempat tinggal di tempat tertentu, ia bisa hidup di manapun.
Rasul Paulus berkata: “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka” [ayat 22b]. Seperti cicak yang selalu dapat beradaptasi [menyesuaikan diri], demikianlah Paulus memberikan teladan bagi kita. Tuhan Yesus pun telah mengawali teladan-Nya bahwa ia tidak sedikitpun merendahkan orang-orang marginal [terpinggirkan] dalam komunitas kaum Yahudi, melainkan Ia selalu bersama-sama dengan mereka. Yesus tidak memandang apakah mereka pemungut cukai, perempuan pezinah, rang-orang sakit, orang-orang berdosa, dll. Yang Yesus lihat bahwa mereka adalah jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih karunia Allah. Yesus tidak melayani hanya di Bait Suci Yerusalem yang besar dan terkenal, tapi juga melayani di Sinagoge-sinagoge [rumah ibadah] yang kecil. Yesus tidak hanya melayani di kota-kota yang besar, tetapi Ia pun pergi melayani di desa-desa yang kecil. Ia tidak hanya melayani komunitas-komunitas yang jumlahnya ribuan orang, tetapi juga melayani satu atau dua orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Pendeknya, Yesus dapat berjumpa dengan siapa saja, tinggal di mana saja, dan melayani di mana saja.
Belajar dari seekor cicak yang dapat tinggal dan hidup di mana saja, mengingatkan kita akan teladan Tuhan Yesus dan rasul-rasul-Nya. Demi keselamatan jiwa-jiwa, mereka rela meletakkan jabatan, kedudukan, ego, dan kesombongan untuk terjun bersama-sama dalam pelayanan sehingga lewat pengorbanan dan kasih yang murni, Paulus berkata: ”supaya sedapat mungkin kita memenangkan beberapa orang dari antara mereka.” |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|