|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Temui Yesus dalam hidupmu selama Dia masih berkenan ditemui, karena kasih-Nya nyata bagi yang menaruh pengarapan sepenuhnya kepada-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belas Kasih Yang Tak Pernah Berhenti |
|
Belas Kasih Yang Tak Pernah Berhenti |
|
Kamis, 08 Mei 2014 | Tema: The Compassion of Jesus |
|
|
|
|
|
Belas Kasih Yang Tak Pernah Berhenti |
|
Matius 11:28 |
|
|
|
|
|
|
Di pinggir hutan, ada seekor ayam kampung betina mengerami telur-telurnya. Ayam tersebut berusaha mati-matian mempertahankan semua telurnya dari serangan musuh-musuhnya yang akan merebut dan memakannnya. Ketika pemangsa datang, ayam betina itu mendampratnya dengan sekuat tenaga. Dia rela tidak makan hampir setiap hari untuk mengerami telurnya. Ayam betina ini melakukan semua sampai telur-telur itu menetas dan menjadi ayam-ayam kecil. Namun pagi itu, datanglah ular beludak mengintai induk ayam itu. Dalam usaha mempertahankan telur-telurnya, ia kalah. Dibelit dan dimangsa oleh ular. Setelah ular itu memangsa ayam, si ular tidak bisa bergerak cepat. Maka datanglah seekor elang mencabik-cabik dan memangsanya.
Tanpa sengaja elang itu memakan mangsanya tepat di samping telur-telur yang hampir menetas, bahkan sudah ada yang sudah keluar kepalanya. Tergeraklah hati elang untuk mengerami telur-telur ayam itu sampai menetas. Bahkan elang itu membawa anak-anak ayam pindah ke tempat yang dianggap aman. Diajari terbang, mencari makan, cara memangsa buruannya, bahkan diajar strategi mengalahkan musuhnya. Anak-anak ayam itu berubah menjadi pribadi elang yang mampu bertahan dalam...selengkapnya » |
Di pinggir hutan, ada seekor ayam kampung betina mengerami telur-telurnya. Ayam tersebut berusaha mati-matian mempertahankan semua telurnya dari serangan musuh-musuhnya yang akan merebut dan memakannnya. Ketika pemangsa datang, ayam betina itu mendampratnya dengan sekuat tenaga. Dia rela tidak makan hampir setiap hari untuk mengerami telurnya. Ayam betina ini melakukan semua sampai telur-telur itu menetas dan menjadi ayam-ayam kecil. Namun pagi itu, datanglah ular beludak mengintai induk ayam itu. Dalam usaha mempertahankan telur-telurnya, ia kalah. Dibelit dan dimangsa oleh ular. Setelah ular itu memangsa ayam, si ular tidak bisa bergerak cepat. Maka datanglah seekor elang mencabik-cabik dan memangsanya.
Tanpa sengaja elang itu memakan mangsanya tepat di samping telur-telur yang hampir menetas, bahkan sudah ada yang sudah keluar kepalanya. Tergeraklah hati elang untuk mengerami telur-telur ayam itu sampai menetas. Bahkan elang itu membawa anak-anak ayam pindah ke tempat yang dianggap aman. Diajari terbang, mencari makan, cara memangsa buruannya, bahkan diajar strategi mengalahkan musuhnya. Anak-anak ayam itu berubah menjadi pribadi elang yang mampu bertahan dalam mengarungi susahnya badai kehidupan.
Peristiwa belas kasih yang di lakukan seekor elang kepada anak-anak ayam ini mengingatakan kegerakan hati Yesus ketika melihat penderitaan setiap umat-Nya. Ia menjadi pribadi yang mampu mengerti setiap derita umat-Nya. Dia memberikan kelegaan bagi yang berbeban, memberikan kesembuhan bagi yang sakit, memulihkan dan memberikan pengharapan bagi yang tidak berpengharapan. Dia mengajar kepada setiap yang percaya untuk menemukan cara hidup yang berpengharapan di dalam Dia. Bagi yang letih lesu tak berpengharapan, Dia memberikan pengharapan. Mari datanglah kepadanya karena Dia pribadi yang memberikan pengharapan yang nyata bukan semu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|