|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Apakah selama ini orang lain menikmati buah dari hidup kita?Atau justru mencela hidup kita?
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belimbing Tetangga |
|
Belimbing Tetangga |
|
Selasa, 08 Juli 2014 | Tema: The Testament Community |
|
|
|
|
|
Belimbing Tetangga |
|
Lukas 2:52 |
|
|
|
|
|
|
Siang itu ada seorang teman yang main ke rumah kontrakan kami. Lalu kcuaca yang panas mengundang keinginannya untuk memetik beberapa buah belimbing di depan rumah kami supaya rasa dahaga sedikit terobati. Namun tanpa kami duga, pemilik baru rumah kontrakan kami, sontak berteriak kepada teman kami, “Tidak ikut membersihkan kok mau ikut makan! Rumah hanya menyewa, gak berhak atas buah di sekitarnya!”
Kami pun hanya diam, bersikap maklum atas kata-katanya karena tidak mau ribut. Saya kaget, malu dan merasa aneh dengan peristiwa itu. Dengan pemilik yang dulu, kami tidak pernah diperlakukan seperti itu. Dan kami juga selalu membersihkan sekitar pohon itu. Dalam hati, saya merasa kasihan dengan belimbing itu. Hidup hanya untuk jatuh dan busuk. Tidak diperkenankan dinikmati oleh orang. Ternyata saya dengar dari tetangga sekitar bahwa pemilik baru kontrakan kami tidak pernah bersosialisasi, bahkan tidak rukun dengan tetangga. Mungkin sama dengan nasib “sang belimbing”.
Kisah hidup dari belimbing dan tetangga saya tadi menggambarkan kepada kita bagaimana kegagalan dari sebuah tujuan yang diinginkan Tuhan ketika memberi kehidupan kepada makhluk hidup. Kita pasti ingat tentang peristiwa penciptaan. Ketika Tuhan menciptakan langit, bumi dan segala isinya, semuanya adalah untuk ...selengkapnya » |
Siang itu ada seorang teman yang main ke rumah kontrakan kami. Lalu kcuaca yang panas mengundang keinginannya untuk memetik beberapa buah belimbing di depan rumah kami supaya rasa dahaga sedikit terobati. Namun tanpa kami duga, pemilik baru rumah kontrakan kami, sontak berteriak kepada teman kami, “Tidak ikut membersihkan kok mau ikut makan! Rumah hanya menyewa, gak berhak atas buah di sekitarnya!”
Kami pun hanya diam, bersikap maklum atas kata-katanya karena tidak mau ribut. Saya kaget, malu dan merasa aneh dengan peristiwa itu. Dengan pemilik yang dulu, kami tidak pernah diperlakukan seperti itu. Dan kami juga selalu membersihkan sekitar pohon itu. Dalam hati, saya merasa kasihan dengan belimbing itu. Hidup hanya untuk jatuh dan busuk. Tidak diperkenankan dinikmati oleh orang. Ternyata saya dengar dari tetangga sekitar bahwa pemilik baru kontrakan kami tidak pernah bersosialisasi, bahkan tidak rukun dengan tetangga. Mungkin sama dengan nasib “sang belimbing”.
Kisah hidup dari belimbing dan tetangga saya tadi menggambarkan kepada kita bagaimana kegagalan dari sebuah tujuan yang diinginkan Tuhan ketika memberi kehidupan kepada makhluk hidup. Kita pasti ingat tentang peristiwa penciptaan. Ketika Tuhan menciptakan langit, bumi dan segala isinya, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Demikian halnya ketika Tuhan menciptakan manusia Hawa adalah untuk memberi arti bagi manusia Adam. Namun jika kita hidup tidak seperti pola Tuhan (menjadi berarti, bisa dinikmati orang lain dan memuliakan Tuhan) dan justru hidup hanya untuk keinginan, kebutuhan, kesenangan dan kepentingan sendiri, maka orang lain tidak akan nyaman dekat, berbicara atau hidup dengan kita. Mungkin jika suatu saat ada masalah yang dihadapi, maka orang seperti ini tidak memiliki teman untuk sekedar curhat. Bahkan, jika sampai emosi sudah memuncak, orang lain akan dibuat emosi karena sikapnya.
Jadi, sebagai anak Tuhan, seharusnya kita mengikuti pola hidup yang sudah ditentukan Tuhan. Seharusnya sebagai murid, kita menjadi serupa dengan Sang Guru. Dengan demikian maka buah dari hidup kita bisa dirasakan oleh orang lain. Sikap kita menarik orang lain untuk nyaman berinteraksi dengan kita, dengan rela hati menjadi kawan kita, bahkan orang akan penasaran dengan Pribadi yang membuat kita seperti itu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|