|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berbagi Karena Apa? |
|
Berbagi Karena Apa? |
|
Minggu, 14 Desember 2014 | Tema: The Moment to Share Love |
|
|
|
|
|
Berbagi Karena Apa? |
|
1 Korintus 13:3 |
|
|
|
|
|
|
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Pemilik pabrik mobil Amerika, Henry Ford, pernah diminta menyumbang untuk pembangunan sebuah rumah sakit baru. Orang kaya itu menyanggupi untuk menyumbang 5.000 Dolar. Esok harinya muncul berita di surat kabar, ”Henry Ford menyumbang 50.000 Dolar untuk rumah sakit setempat.” Ford merasa tidak enak dan protes kepada penggalang dana rumah sakit itu. Penggalang dana menjawab, ”Baik kami akan meralatnya.” Esoknya muncul di koran, ”Henry Ford mengurangi sumbangannya sebesar 45.000 Dolar.” Menyadari bahwa itu akan berakibat buruk bagi reputasinya, Henry Ford setuju akan menyumbang 50.000 Dolar.”
Berbagi berkat itu baik. Tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah motivasinya. Banyak orang bisa memberi kepada orang lain: ada yang memberi sumbangan dalam jumlah besar kepada panti asuhan, ada yang membagi-bagi uang kepada orang-orang miskin, ada yang menyantuni banyak anak yatim piatu, ada yang memberi beasiswa kepada anak-anak sekolah, tetapi bukan deng...selengkapnya » |
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Pemilik pabrik mobil Amerika, Henry Ford, pernah diminta menyumbang untuk pembangunan sebuah rumah sakit baru. Orang kaya itu menyanggupi untuk menyumbang 5.000 Dolar. Esok harinya muncul berita di surat kabar, ”Henry Ford menyumbang 50.000 Dolar untuk rumah sakit setempat.” Ford merasa tidak enak dan protes kepada penggalang dana rumah sakit itu. Penggalang dana menjawab, ”Baik kami akan meralatnya.” Esoknya muncul di koran, ”Henry Ford mengurangi sumbangannya sebesar 45.000 Dolar.” Menyadari bahwa itu akan berakibat buruk bagi reputasinya, Henry Ford setuju akan menyumbang 50.000 Dolar.”
Berbagi berkat itu baik. Tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah motivasinya. Banyak orang bisa memberi kepada orang lain: ada yang memberi sumbangan dalam jumlah besar kepada panti asuhan, ada yang membagi-bagi uang kepada orang-orang miskin, ada yang menyantuni banyak anak yatim piatu, ada yang memberi beasiswa kepada anak-anak sekolah, tetapi bukan dengan motivasi kasih. Ada yang melakukan itu untuk mengurangi rasa bersalah karena telah mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak benar, ada yang melakukannya untuk mengejar popularitas dan mengumpulkan suara menjelang Pemilu (biasa dilakukan oleh politikus), ada yang melakukannya karena merasa sungkan karena disodori proposal.
Rasul Paulus berkata: walaupun aku memberikan seluruh milikku kepada orang lain, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tapi kalau tanpa kasih, semuanya akan sia-sia. Sebuah pemberian yang sia-sia. Artinya, tidak punya nilai di dalam Kerajaan Allah. Efek dari tindakan itu hanya sementara saja. Mungkin kita akan mendapat pujian dari orang, kita akan dikenal sebagai orang dermawan, nama kita akan dicatat sebagai donatur dari sebuah yayasan sosial. Tapi apa gunanya jika Surga tidak mencatat nama kita dan Tuhan tidak menganggap apa yang kita lakukan?
Kalau begitu kita harus berpikir dahulu sebelum memberi atau berbagi. Adakah kita betul-betul mau memberi karena kasih atau karena apa? Jangan sampai pemberian itu menjadi sebuah tindakan yang sia-sia. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|