|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. (Amsal 11:24)
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berbagi Rezeki |
|
Berbagi Rezeki |
|
Sabtu, 18 Oktober 2014 | Tema: Goodness and Generousity |
|
|
|
|
|
Berbagi Rezeki |
|
Amsal 22:9 |
|
|
|
|
|
|
Rezeki adalah segala sesuatu (yang diberikan Tuhan) yang dipakai untuk memelihara kehidupan; makanan sehari-hari; nafkah. Demikian dijelaskan dalam KBBI. Ada anekdot: Hidup untuk cari rezeki atau cari rezeki untuk hidup? Kalau pola pertama yang dianut, maka seseorang akan menggunakan hidupnya hanya untuk mencari, mencari dan terus mencari rezeki sehingga tidak punya waktu untuk yang lainnya dan biasanya akan menjadi orang yang “pelit” dan tak ada istilah berbagi rezeki dalam kamus hidupnya. Bahkan cenderung tamak untuk memperkaya diri.
Ada seorang kelasi sebuah kapal pesiar yang cukup besar yang sedang mengalami musibah tenggelam. Dalam situasi kacau, dia berpikir bahwa saat itu adalah kesempatan emas untuk mengumpulkan harta kekayaan para penumpang yang berlarian terjun menyelamatkan diri. Dia berpikir dengan pelampung di tubuhnya yang sarat dengan harta kekayaan milik para penumpang yang diambil dari kamar-kamar, dia pasti aman, tidak akan tenggelam. Saat kapal mulai karam, dia segera terjun ke laut. Apa yang terjadi? Ia bukannya mengapung, melainkan langsung dengan cepat tenggelam ke dasar laut. Pelampung yang dipakai tidak dapat menahan berat tubuh dan barang bawa...selengkapnya » |
Rezeki adalah segala sesuatu (yang diberikan Tuhan) yang dipakai untuk memelihara kehidupan; makanan sehari-hari; nafkah. Demikian dijelaskan dalam KBBI. Ada anekdot: Hidup untuk cari rezeki atau cari rezeki untuk hidup? Kalau pola pertama yang dianut, maka seseorang akan menggunakan hidupnya hanya untuk mencari, mencari dan terus mencari rezeki sehingga tidak punya waktu untuk yang lainnya dan biasanya akan menjadi orang yang “pelit” dan tak ada istilah berbagi rezeki dalam kamus hidupnya. Bahkan cenderung tamak untuk memperkaya diri.
Ada seorang kelasi sebuah kapal pesiar yang cukup besar yang sedang mengalami musibah tenggelam. Dalam situasi kacau, dia berpikir bahwa saat itu adalah kesempatan emas untuk mengumpulkan harta kekayaan para penumpang yang berlarian terjun menyelamatkan diri. Dia berpikir dengan pelampung di tubuhnya yang sarat dengan harta kekayaan milik para penumpang yang diambil dari kamar-kamar, dia pasti aman, tidak akan tenggelam. Saat kapal mulai karam, dia segera terjun ke laut. Apa yang terjadi? Ia bukannya mengapung, melainkan langsung dengan cepat tenggelam ke dasar laut. Pelampung yang dipakai tidak dapat menahan berat tubuh dan barang bawaannya.
Firman Tuhan dalam Amsal 22:9 mengatakan “Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.” Tidak dikatakan, “Orang yang kaya, orang yang banyak rezekinya” tetapi orang yang baik hati. Jadi untuk berbagi rezeki jangan menunggu sampai kita memiliki “harta lebih”. Jangan sampai terlalu asyik menumpuk rezeki, terlena, lupa segalanya sampai-sampai terlalu berat dan akhirnya menenggelamkan kita kepada gemerlapnya dunia yang bisa menyeret kita kepada kegelapan yang kekal. Amin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|