|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pakailah karunia-karunia yang Tuhan anugerahkan semaksimal yang kita bisa dalam kerjasama yang baik karena Tuhanlah yang kita layani.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berbeda-Beda Itu, Satu Itu |
|
Berbeda-Beda Itu, Satu Itu |
|
Rabu, 22 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Berbeda-Beda Itu, Satu Itu |
|
1 Korintus 12:12-31 |
|
|
|
|
|
|
Kalau saya bertanya, “Apa semboyan negara kita?“ Pasti kita semua tahu apa itu, yaitu “Bhineka Tunggal Ika“, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu. Terjemahan bebasnya “berbeda-beda tetapi satu juga“. Dari mana datangnya dan mau kemana tujuannya semboyan itu?
Sekedar menyegarkan ingatan. Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu ragam sastra puisi yang ditulis di kitab Sutasoma. Siapa pengarangnya? Ia bernama Mpu Tantular. Seorang pujangga agama Budha abad 14 kerajaan Majapahit. Mpu Tantular menulis semboyan ini karena pada masa itu wilayah kerajaan Majapahit sangat luas, selain meliputi Indonesia juga mencakup Malaysia dan Singapura [sekarang]. Di kerajaan Majapahit ini terdapat ratusan etnik dengan ratusan bahasa. Penduduknya menganut agama Budha, Hindu dan ratusan macam agama suku hidup berdampingan dengan damai. Kerukunan dan kesatuan penduduk Majapahit itu berbuah kemakmuran dan kemajuan perdagangan. Semua itu adalah bukti bahwa di dalam ragam keberbedaan...selengkapnya » |
Kalau saya bertanya, “Apa semboyan negara kita?“ Pasti kita semua tahu apa itu, yaitu “Bhineka Tunggal Ika“, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu. Terjemahan bebasnya “berbeda-beda tetapi satu juga“. Dari mana datangnya dan mau kemana tujuannya semboyan itu?
Sekedar menyegarkan ingatan. Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu ragam sastra puisi yang ditulis di kitab Sutasoma. Siapa pengarangnya? Ia bernama Mpu Tantular. Seorang pujangga agama Budha abad 14 kerajaan Majapahit. Mpu Tantular menulis semboyan ini karena pada masa itu wilayah kerajaan Majapahit sangat luas, selain meliputi Indonesia juga mencakup Malaysia dan Singapura [sekarang]. Di kerajaan Majapahit ini terdapat ratusan etnik dengan ratusan bahasa. Penduduknya menganut agama Budha, Hindu dan ratusan macam agama suku hidup berdampingan dengan damai. Kerukunan dan kesatuan penduduk Majapahit itu berbuah kemakmuran dan kemajuan perdagangan. Semua itu adalah bukti bahwa di dalam ragam keberbedaan tidak menghalangi mereka untuk mencapai kemakmuran dan kemajuan karena adanya kesatuan.
Ketika Republik Indonesia [RI] lahir, semboyan inilah yang dipakai dengan maksud di mana Indonesia yang terdiri dari beragam agama, budaya, etnik ribuan pulau tersebar memiliki satu keinginan, yaitu Republik Indonesia menjadi tempat yang damai, aman, makmur bagi tiap penduduknya.
Keberagaman ini tidak berarti menutup kemungkinan untuk bekerja bersama-sama. Paulus memakai keragaman ini melalui kesatuan tubuh dengan banyak anggota untuk menggambarkan kesatuan gereja Kristus. Digambarkan bahwa tubuh terdiri dari bagian-bagian yang berbeda bentuk dan fungsinya [ayat 18]. Peranan dan fungsi masing-masing anggota tubuh itu baru dapat dirasakan apabila ditempatkan dalam kesatuan tubuh. Kesatuan tubuh itu sedemikian solid sampai-sampai ketika gigi terasa nyeri, kepala pun terasa sakit sehingga seluruh aktifitas tubuh pun ikut terganggu [ayat 26]. Orang-orang percaya di Korintus adalah gambaran tubuh Kristus yang sebenarnya. Melalui penjelasan tersebut Paulus mengingatkan bagaimana umat percaya seharusnya hidup.
Tiap-tiap orang percaya diberikan fungsi khusus dalam rangka kesatuan jemaat, tetapi tidak berarti karunia yang satu lebih bernilai dibandingkan yang lain. Meski satu dengan yang lain berbeda, Paulus mengingatkan bahwa masing-masing bisa berfungsi sebagai tubuh Kristus hanya bila mereka menyadari kebergantungan dengan bagian tubuh yang lainnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|