|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jadilah seperti air, jangan seperti bensin! |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berdamai Dengan Semua Orang |
|
Berdamai Dengan Semua Orang |
|
Selasa, 26 April 2016 | Tema: Imamat Yang Rajani |
|
|
|
|
|
Berdamai Dengan Semua Orang |
|
Roma 12:18 |
|
|
|
|
|
|
Salah satu keadaan manusia pada akhir zaman adalah tidak mau berdamai [2 Timotius 3:3]. Persoalan yang kecil dan remeh bisa menjadi besar dan ‘ramai’. Itu terjadi karena tidak ada itikad untuk berdamai jika ada dua pihak yang berselisih. Sehingga permasalahannya semakin berkembang menjadi rumit dan semakin sulit diselesaikan.
Bukankah itu yang sering dipertontonkan oleh para selebritis, yang katanya adalah publik figur, di layar kaca ataupun di media sosial. Misalnya saja konflik yang terjadi antara dua orang seleb. Seleb A, pertama, memberi komentar terhadap seleb B dengan pernyataan yang kurang menyenangkan. Mendengar itu, seleb B tersinggung dan balik memberi komentar yang lebih pedas lagi. Mendapat komentar balik, seleb A menjadi marah dan menyerang balik dengan hinaan dan hujatan. Terus menerus terjadilah ping pong, perang kata-kata yang saling menghina dan menghujat. Sampai bahkan saling tantang untuk adu fisik sebagai penyelesaiannya.
Parahnya lagi seringkali ada orang ketiga yang ikut ‘cawe-cawe’ berniat membela tetapi justru semakin memanaskan suasana. Kalau sudah begitu bagaikan api yang disiram bensin, ...selengkapnya » |
Salah satu keadaan manusia pada akhir zaman adalah tidak mau berdamai [2 Timotius 3:3]. Persoalan yang kecil dan remeh bisa menjadi besar dan ‘ramai’. Itu terjadi karena tidak ada itikad untuk berdamai jika ada dua pihak yang berselisih. Sehingga permasalahannya semakin berkembang menjadi rumit dan semakin sulit diselesaikan.
Bukankah itu yang sering dipertontonkan oleh para selebritis, yang katanya adalah publik figur, di layar kaca ataupun di media sosial. Misalnya saja konflik yang terjadi antara dua orang seleb. Seleb A, pertama, memberi komentar terhadap seleb B dengan pernyataan yang kurang menyenangkan. Mendengar itu, seleb B tersinggung dan balik memberi komentar yang lebih pedas lagi. Mendapat komentar balik, seleb A menjadi marah dan menyerang balik dengan hinaan dan hujatan. Terus menerus terjadilah ping pong, perang kata-kata yang saling menghina dan menghujat. Sampai bahkan saling tantang untuk adu fisik sebagai penyelesaiannya.
Parahnya lagi seringkali ada orang ketiga yang ikut ‘cawe-cawe’ berniat membela tetapi justru semakin memanaskan suasana. Kalau sudah begitu bagaikan api yang disiram bensin, semakin besar nyalanya. Semakin panas meluas. Seharusnya yang dibela adalah kebenaran, bukan salah satu pihak yang dekat atau yang menguntungkannya. Begitu naif dan kurang dewasa apa yang mereka lakukan. Tapi itulah yang sering terjadi dalam keseharian manusia karena tidak mau berdamai.
Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk hidup berdamai dengan semua orang. Memang kadang ada orang yang memusuhi dan tidak senang dengan kita. Tetapi jika itu bergantung kepada kita, maka kita harus berinisiatif dan aktif mengusahakan perdamaian. Artinya, jangan kita kalah dan menyerah. Karena kita sudah diperdamaikan dengan Allah oleh Yesus Kristus, maka kita pun harus berdamai dengan semua orang. Oleh sebab itu jangan kita menjadi ‘bensin’ yang akan semakin membuat konflik menjadi semakin besar dan memanas, tetapi jadilah seperti ‘air’ yang bisa memadamkan perselisihan dan memberi kesejukan bagi hati yang sedang panas terbakar.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|