|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kesadaran kita untuk bisa memaafkan, menerima, dan melupakan apa yang terjadi dalam sebuah konflik akan menolong kita untuk tetap mampu melakukan kebaikan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bereaksi Benar |
|
Bereaksi Benar |
|
Sabtu, 08 November 2014 | Tema: Forgiven to Forgive |
|
|
|
|
|
Bereaksi Benar |
|
Efesus 4:32 |
|
|
|
|
|
|
Hal baik bisa kita pelajari dari organ tubuh kita. Misalnya hubungan antara si gigi dan si lidah. Kedua bagian tubuh tersebut ada dalam satu lokasi, yaitu mulut. Seringkali tanpa sadar si gigi ‘merugikan’ si lidah. Terkadang ketika mulut mengunyah makanan, si lidah tergigit oleh si gigi. Ketika berbicara atau melamun, si lidah tertekan oleh si gigi. Namun reaksi si lidah justru sebaliknya. Sehabis makan, si lidah membersihkan si gigi. Ketika habis bicara, si lidah membasahi si gigi yang kering agar tidak sakit gusinya. Dan banyak lagi yang dikerjakan oleh si lidah untuk menolong si gigi meskipun seringkali dia tersakiti.
Seringkali Allah memakai organ tubuh kita untuk memberikan suatu pengajaran bagi kita dalam membangun hubungan dengan sesama manusia. Dalam berhubungan dengan sesama bisa saja timbul yang namanya konflik. Untuk itu sebagai umat Tuhan, kita harus belajar bereaksi dengan benar. Sebab dari cara kita bereaksi tersebut, kita akan terlihat sebagai orang yang dewasa atau masih kanak-kanak.
Salah satu tanda seseorang yang dewasa adalah kemampuannya mengendalikan emosi. Dengan kita mengendalikan emosi, maka yang terjadi adalah kedamaian dan rasa aman. Sehin...selengkapnya » |
Hal baik bisa kita pelajari dari organ tubuh kita. Misalnya hubungan antara si gigi dan si lidah. Kedua bagian tubuh tersebut ada dalam satu lokasi, yaitu mulut. Seringkali tanpa sadar si gigi ‘merugikan’ si lidah. Terkadang ketika mulut mengunyah makanan, si lidah tergigit oleh si gigi. Ketika berbicara atau melamun, si lidah tertekan oleh si gigi. Namun reaksi si lidah justru sebaliknya. Sehabis makan, si lidah membersihkan si gigi. Ketika habis bicara, si lidah membasahi si gigi yang kering agar tidak sakit gusinya. Dan banyak lagi yang dikerjakan oleh si lidah untuk menolong si gigi meskipun seringkali dia tersakiti.
Seringkali Allah memakai organ tubuh kita untuk memberikan suatu pengajaran bagi kita dalam membangun hubungan dengan sesama manusia. Dalam berhubungan dengan sesama bisa saja timbul yang namanya konflik. Untuk itu sebagai umat Tuhan, kita harus belajar bereaksi dengan benar. Sebab dari cara kita bereaksi tersebut, kita akan terlihat sebagai orang yang dewasa atau masih kanak-kanak.
Salah satu tanda seseorang yang dewasa adalah kemampuannya mengendalikan emosi. Dengan kita mengendalikan emosi, maka yang terjadi adalah kedamaian dan rasa aman. Sehingga kita tetap bisa melakukan kebaikan, termasuk kepada orang yang menyakiti. Sebaliknya, jika hati yang merasa tersakiti tidak mampu mengendalikan diri, maka yang datang adalah bencana. Yang terjadi adalah pertengkaran, permusuhan, dan saling membalas. Tidak akan ada kebaikan. Tidak akan didapati nilai-nilai kerajaan Allah di dalamnya.
Oleh karena itu kita harus belajar bereaksi benar ketika diperhadapkan dengan konflik yang bisa datang kapan saja. Tugas kita sebagai anak-anak kerajaan adalah menjadikan konflik sebagai pembelajaran untuk hidup yang lebih. Ketika kita diperhadapkan pada konflik, tetaplah lakukan kebaikan! |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|