|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Beribadah dengan sukacita |
|
Beribadah dengan sukacita |
|
Minggu, 22 November 2015 | Tema: Hasrat Untuk Menyembah |
|
|
|
|
|
Beribadah dengan sukacita |
|
Mazmur 100 |
|
|
|
|
|
|
Mazmur 100
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! [ayat 2]
Bagaimana kita bisa beribadah dengan sukacita kalau kondisi kita sedang tidak baik, toko sedang sepi, omset sedang turun, target tidak tercapai sehingga mendapat tegoran dari atasan, keluarga menuntut dan tidak bisa memenuhi tuntutan mereka? Bagaimana kita bisa datang kepada Tuhan dengan sorak-sorai dalam keadaan seperti itu?
Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Leo Buscaglia, seorang penulis dan motivator Amerika yang terkenal. Pada suatu petang ayahnya pulang ke rumah dalam keadaan lesu dan berkata bahwa dia akan mengalami kebangkrutan karena uang perusahaannya dibawa lari oleh teman kongsinya. Lalu ibunya pergi keluar dan menjual sebuah perhiasan, lalu membeli makanan untuk sebuah pesta yang mewah. Orang-orang yang ada di keluarga itu tidak bisa memahami tindakan ibunya dan memarahi dia. Tetapi ibunya berkata kepada mereka, ’Inilah waktu untuk bersukacita, s...selengkapnya » |
Mazmur 100
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! [ayat 2]
Bagaimana kita bisa beribadah dengan sukacita kalau kondisi kita sedang tidak baik, toko sedang sepi, omset sedang turun, target tidak tercapai sehingga mendapat tegoran dari atasan, keluarga menuntut dan tidak bisa memenuhi tuntutan mereka? Bagaimana kita bisa datang kepada Tuhan dengan sorak-sorai dalam keadaan seperti itu?
Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Leo Buscaglia, seorang penulis dan motivator Amerika yang terkenal. Pada suatu petang ayahnya pulang ke rumah dalam keadaan lesu dan berkata bahwa dia akan mengalami kebangkrutan karena uang perusahaannya dibawa lari oleh teman kongsinya. Lalu ibunya pergi keluar dan menjual sebuah perhiasan, lalu membeli makanan untuk sebuah pesta yang mewah. Orang-orang yang ada di keluarga itu tidak bisa memahami tindakan ibunya dan memarahi dia. Tetapi ibunya berkata kepada mereka, ’Inilah waktu untuk bersukacita, sebab kita sangat membutuhkannya sekarang, bukan minggu depan.’ Mereka menerima kata-katanya dan tindakan berani dari ibu itu telah membuat keluarga itu bersemangat kembali.
Saat kita sedang sedih dan kecil hati adalah saat kita sedang membutuhkan sukacita. Karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi segala hal yang membuat kita merasa sedih dan patah semangat. Kalau kita terus biarkan hati kita sedih maka kekuatan kita akan semakin habis dan kita tidak akan mampu menghadapi tantangan di depan kita. Dalam keadaan seperti itu kita justru butuh kekuatan, yaitu dari sukacita di dalam hati kita. Dengan kita memuji Tuhan dan datang ke hadirat-Nya dengan sorak-sorai kita sedang memulihkan kekuatan dan semangat kita. Dan memang sebenarnya kita pantas bersukacita sebab Tuhan itu baik. Maka tidak ada alasan untuk kita bersedih hati.
Jangan biarkan kesedihan menggerogoti kekuatan kita. Tapi biarkan sukacita menambah-nambahkan kekuatan dan semangat kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|