|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berpikir dan Bertindak Sebagai Orang Dewasa |
|
Berpikir dan Bertindak Sebagai Orang Dewasa |
|
Minggu, 09 Oktober 2016 | Tema: Bertumbuh Dalam Segala Hal Ke Arah Kristus |
|
|
|
|
|
Berpikir dan Bertindak Sebagai Orang Dewasa |
|
1 Korintus 13:11-13 |
|
|
|
|
|
|
Berpikir dan bertindak sebagai orang dewasa
1 Korintus 13:11-13
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Dalam buku Seven Habits, Stephen Covey mengemukakan tentang perkembangan manusia menuju kedewasaan. Kehidupan kita dimulai dari keadaan sebagai bayi dimana kita tergantung sepenuhnya pada orang lain. Kita dirawat dan dipelihara oleh orang lain. Tanpa bantuan dari orang lain kita pasti akan meninggal. Kemudian kita mengalami pertumbuhan, lambat laun kita makin tidak tergantung pada orang lain. Kita bisa makan, mandi, berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. Kita bisa mandiri baik secara fisik, mental, emosional, dan juga keuangan. Kita bisa merawat, menjaga dan mengambil keputusan untuk diri kita sendiri. Sementara kita tumbuh makin dewasa kita makin sadar bahwa kita tidak bisa hidup sendirian. Ternyat...selengkapnya » |
Berpikir dan bertindak sebagai orang dewasa
1 Korintus 13:11-13
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Dalam buku Seven Habits, Stephen Covey mengemukakan tentang perkembangan manusia menuju kedewasaan. Kehidupan kita dimulai dari keadaan sebagai bayi dimana kita tergantung sepenuhnya pada orang lain. Kita dirawat dan dipelihara oleh orang lain. Tanpa bantuan dari orang lain kita pasti akan meninggal. Kemudian kita mengalami pertumbuhan, lambat laun kita makin tidak tergantung pada orang lain. Kita bisa makan, mandi, berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. Kita bisa mandiri baik secara fisik, mental, emosional, dan juga keuangan. Kita bisa merawat, menjaga dan mengambil keputusan untuk diri kita sendiri. Sementara kita tumbuh makin dewasa kita makin sadar bahwa kita tidak bisa hidup sendirian. Ternyata kita butuh orang lain juga. Kita butuh membangun hubungan dengan orang lain, saling tolong menolong dengan orang lain, bahkan juga kita harus melayani orang lain.
Demikianlah dalam proses menuju kedewasaan kita melalui tiga tahap ini:
Dependent [tergantung] -> Independent [mandiri] -> Inter-dependent [saling tergantung]
Proses menuju kedewasaan secara rohani juga seperti itu.
Kehidupan rohani dimulai dari keadaan tergantung pada orang lain: tidak tahu arah, harus diajar dan diarahkan orang lain, sering bingung dan bimbang sehingga harus dikuatkan orang lain.
Kemudian, ketika kita bertumbuh dalam iman, kita mengenal ajaran-ajaran Firman Tuhan dan kita semakin tahu tujuan hidup kita, iman kita menjadi lebih kuat, tidak gampang digoncangkan. Kita bisa memelihara iman kita sendiri.
Semakin kita bertumbuh, kita sadar bahwa kita tidak bisa hidup sendiri karena kita adalah anggota Tubuh Kristus, yaitu Gereja Tuhan. Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, tapi dipanggil untuk melayani orang lain. Demikianlah kita bersama-sama saling melayani di dalam Gereja dan bekerja sama untuk melayani dunia ini.
Mari bertumbuh sampai mencapai kedewasaan iman. Amin.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|