|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
‘Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun’. [Mazmur 100:5] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bersyukur di Segala Situasi |
|
Bersyukur di Segala Situasi |
|
Kamis, 26 November 2015 | Tema: Hasrat Untuk Menyembah |
|
|
|
|
|
Bersyukur di Segala Situasi |
|
Habakuk 3 |
|
|
|
|
|
|
Suatu hari, ketika melewati sebuah perempatan jalan, saya menghentikan kendaraan saya di belakang sebuah mobil, karena lampu merah di traffic light menyala. Tanpa menunggu lama, mendekatlah seorang anak perempuan sekitar umur 10 tahun ke arah mobil di depan saya. Langsung anak itu menengadahkan tangan ke arah kaca mobil, dan segera mengucapkan terima kasih kepada sang sopir yang memberinya uang receh. Tiba giliran saya, karena ribet untuk mengambil uang, saya memang tidak berniat memberi dia uang. Dan saya dibuat kaget dengan reaksinya, sambil berlalu dia mengatakan, “Oo...dasar peliiittt.” Sambil memasang wajah jutek. Saya bengong, antara kaget, dan heran melihat anak itu.
Sepanjang jalan saya berpikir, ‘Kok bisa ya anak itu bereaksi seperti itu?’ Ketika diberi uang, dia memasang wajah manis, tapi ketika tidak mendapatkan apa yang diminta, langsung mengeluarkan wajah dan kata-kata yang tidak baik. Padahal kalau dipikir-pikir, tidak ada hak baginya untuk selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. OOO.... tidaakkk.... ternyata saya juga sering bersikap seperti itu dalam perjalanan hidup bersama Tuhan. Ketika doa-doa kita dijawab atau ketika menang dari sebuah pergumulan, mudah sekali bagi kita untuk mengucap syukur. Tetapi di saat doa-doa kita seperti tidak didengar-...selengkapnya » |
Suatu hari, ketika melewati sebuah perempatan jalan, saya menghentikan kendaraan saya di belakang sebuah mobil, karena lampu merah di traffic light menyala. Tanpa menunggu lama, mendekatlah seorang anak perempuan sekitar umur 10 tahun ke arah mobil di depan saya. Langsung anak itu menengadahkan tangan ke arah kaca mobil, dan segera mengucapkan terima kasih kepada sang sopir yang memberinya uang receh. Tiba giliran saya, karena ribet untuk mengambil uang, saya memang tidak berniat memberi dia uang. Dan saya dibuat kaget dengan reaksinya, sambil berlalu dia mengatakan, “Oo...dasar peliiittt.” Sambil memasang wajah jutek. Saya bengong, antara kaget, dan heran melihat anak itu.
Sepanjang jalan saya berpikir, ‘Kok bisa ya anak itu bereaksi seperti itu?’ Ketika diberi uang, dia memasang wajah manis, tapi ketika tidak mendapatkan apa yang diminta, langsung mengeluarkan wajah dan kata-kata yang tidak baik. Padahal kalau dipikir-pikir, tidak ada hak baginya untuk selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. OOO.... tidaakkk.... ternyata saya juga sering bersikap seperti itu dalam perjalanan hidup bersama Tuhan. Ketika doa-doa kita dijawab atau ketika menang dari sebuah pergumulan, mudah sekali bagi kita untuk mengucap syukur. Tetapi di saat doa-doa kita seperti tidak didengar-Nya atau pergumulan hidup yang tiada habis dan tiada akhir, mengucap syukur terasa sangat sulit, apalagi mencari hadirat-Nya.
Habakuk 3:17-19 mengingatkan kepada kita, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, baik ataupun buruk, diberkati melimpah atau dalam kekurangan, tetaplah bersyukur kepada-Nya. Karena ada begitu banyak alasan bagi kita untuk senantiasa mengucap syukur. Kebesaran-Nya, keagungan-Nya, kasih setia-Nya bagi kita, karya keselamatan-Nya, pertolongan-Nya, dan masih banyak lagi hal yang bisa membuat kita bersyukur kepada-Nya.
Semakin kita mengingat segala kebaikan Nya dalam hidup kita, semakin besar kerinduan kita untuk mencari hadirat-Nya. Dan semakin sering datang ke hadirat-Nya akan membuat kita semakin mudah untuk bersyukur, di saat baik ataupun tidak baik keadaan kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|