|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. [Yesaya 40:30-31] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bertahan Dalam Penderitaan |
|
Bertahan Dalam Penderitaan |
|
Senin, 10 Agustus 2015 | Tema: Bermental Prajurit Berhati Hamba |
|
|
|
|
|
Bertahan Dalam Penderitaan |
|
2 Korintus 4:7-16 |
|
|
|
|
|
|
Rasul Paulus sangat berjerih lelah dalam pelayanannya dan mengalami berbagai macam penderitaan. Sering dimasukkan penjara, didera diluar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan. Tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang Yahudi dan dari bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut. Bekerja berat, kerap kali tidak tidur, lapar dan dahaga, berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Walaupun demikian dia tetap bertahan dalam iman dan pelayanannya. Apa rahasianya ?
Dalam hidupnya yang seperti bejana tanah liat, di dalamnya tersimpan kekuatan melimpah yang berasal dari Allah. Kekuatan itu yang membuat Rasul Paulus ketika ditindas namun tidak terjepit, habis akal namun tidak putus asa, dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian, dihempaskan namun tidak binasa. Dengan penderitaan, kehidupan Yesus menjadi nyata di dalam tubuhnya, hidupnya adalah Kristus. Semakin besar penderitaan, semakin besar kasih karunia-Nya, semakin banyak orang menjadi percaya dan semakin melimpah ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Dia tidak...selengkapnya » |
Rasul Paulus sangat berjerih lelah dalam pelayanannya dan mengalami berbagai macam penderitaan. Sering dimasukkan penjara, didera diluar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan. Tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang Yahudi dan dari bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut. Bekerja berat, kerap kali tidak tidur, lapar dan dahaga, berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Walaupun demikian dia tetap bertahan dalam iman dan pelayanannya. Apa rahasianya ?
Dalam hidupnya yang seperti bejana tanah liat, di dalamnya tersimpan kekuatan melimpah yang berasal dari Allah. Kekuatan itu yang membuat Rasul Paulus ketika ditindas namun tidak terjepit, habis akal namun tidak putus asa, dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian, dihempaskan namun tidak binasa. Dengan penderitaan, kehidupan Yesus menjadi nyata di dalam tubuhnya, hidupnya adalah Kristus. Semakin besar penderitaan, semakin besar kasih karunia-Nya, semakin banyak orang menjadi percaya dan semakin melimpah ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Dia tidak tawar hati, meskipun manusia lahiriahnya makin merosot, namun manusia batiniahnya dibaharui dari hari ke sehari.
Penderitaan seperti sakit penyakit, tekanan ekonomi, masalah keluarga, bencana alam, fitnah, aniaya, dan lain sebagainya sangat mungkin untuk kita alami karena kita tidak imun terhadap penderitaan. Tubuh kita rapuh seperti bejana tanah liat, tetapi di dalam hidup kita ada Roh Kudus yang kekuatan-Nya jauh lebih besar dari segala macam penderitaan. Kita bertahan dalam penderitaan karena kuasa Allah. Melalui penderitaan akan nyata kasih karunia-Nya, semakin memuliakan Dia, melimpah dengan syukur dan menjadi saksi-Nya. Marilah kita tidak tawar hati apabila dalam penderitaan karena walaupun tubuh kita makin merosot, tetapi batin/rohani kita dibaharui dari hari ke sehari. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|