|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan untuk membangun jemaat yang tersusun rapi. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Dkn. Rachmat Sugianto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bertumbuh Bersama Dalam Satu Tujuan |
|
Bertumbuh Bersama Dalam Satu Tujuan |
|
Sabtu, 10 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Bertumbuh Bersama Dalam Satu Tujuan |
|
Efesus 2:21-22 |
|
|
|
|
|
|
Ketika saya masih berada di bangku Sekolah Menengah Atas [SMA], saya tinggal bersama dengan orang-orang yang belajar teologia [STT]. Saya mempunyai kakak rohani yang kebetulan kami tinggal serumah bersama dengan adik-adiknya. Selama hampir lebih kurang dua tahun kami tinggal bersama, banyak hal yang saya pelajari melalui kisah hidupnya. Salah satunya adalah jadwal doa yang tersusun dengan rapi. Kakak rohani saya mendisiplin kehidupan rohaninya dengan bertekun di dalam doa. Bahkan doa-doa yang akan dinaikkan sudah terjadwal dengan baik. Setiap hari ia mendoakan pergumulan dan pokok-pokok doa yang telah ia susun. Misalnya, hari Senin berdoa khusus untuk bangsa dan negara Indonesia; Selasa berdoa untuk keluarga, mulai dari orangtua, kakak-adik, dan sanak saudara; begitu hari-hari berikutnya dengan pokok doa yang lain. Termasuk berdoa bagi pelayanan sebagai bagian dari tugas seorang pengikut Kristus dan sebagai tubuh Kristus.
Jemaat di Efesus diingatkan oleh Rasul Paulus [Efesus 2:11] bahwa oleh Kristus, orang percaya berlatar belakang Yahudi dan non Yahudi telah dipersatukan. Yang ‘jauh’ sudah menjadi ‘dekat’. Yang ada adalah kesatuan oleh pendamaian salib Kristus. Di dalam Kristus, mereka menjadi satu keluarga Allah yang tidak lagi dipisah-pisahkan berdasar...selengkapnya » |
Ketika saya masih berada di bangku Sekolah Menengah Atas [SMA], saya tinggal bersama dengan orang-orang yang belajar teologia [STT]. Saya mempunyai kakak rohani yang kebetulan kami tinggal serumah bersama dengan adik-adiknya. Selama hampir lebih kurang dua tahun kami tinggal bersama, banyak hal yang saya pelajari melalui kisah hidupnya. Salah satunya adalah jadwal doa yang tersusun dengan rapi. Kakak rohani saya mendisiplin kehidupan rohaninya dengan bertekun di dalam doa. Bahkan doa-doa yang akan dinaikkan sudah terjadwal dengan baik. Setiap hari ia mendoakan pergumulan dan pokok-pokok doa yang telah ia susun. Misalnya, hari Senin berdoa khusus untuk bangsa dan negara Indonesia; Selasa berdoa untuk keluarga, mulai dari orangtua, kakak-adik, dan sanak saudara; begitu hari-hari berikutnya dengan pokok doa yang lain. Termasuk berdoa bagi pelayanan sebagai bagian dari tugas seorang pengikut Kristus dan sebagai tubuh Kristus.
Jemaat di Efesus diingatkan oleh Rasul Paulus [Efesus 2:11] bahwa oleh Kristus, orang percaya berlatar belakang Yahudi dan non Yahudi telah dipersatukan. Yang ‘jauh’ sudah menjadi ‘dekat’. Yang ada adalah kesatuan oleh pendamaian salib Kristus. Di dalam Kristus, mereka menjadi satu keluarga Allah yang tidak lagi dipisah-pisahkan berdasarkan bangsa, suku, dan budaya tertentu. Sehingga tidak ada lagi perseteruan dan pertengkaran di dalam satu kesatuan umat Tuhan. Semua jemaat di Efesus dibangun di atas dasar batu penjuru yang kokoh, yaitu Yesus Kristus. Dan di atas dasar tersebut tumbuh bangunan yang tersusun rapi menjadi gereja Tuhan yang kudus.
Jemaat yang terkasih, keberadaan kita di tengah-tengah gereja adalah bagian dari rencana Tuhan untuk tumbuh bersama-sama di atas dasar iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sehingga sudah selayaknya setiap kita bersama-sama membangun suatu bangunan yang tersusun dengan rapi, artinya kita berjalan bersama dengan arah dan tujuan yang sama untuk kemuliaan nama Tuhan. Bukan malah membangun keegoan masing-masing, kepentingan masing-masing, yang pada akhirnya akan menghasilkan bangunan yang tidak rapi dan banyak kecacatan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|