|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Love in Action jangan dimaknai seperti halnya door prize, tetapi maknailah sebagai tindakan kasih yang memuliakan sesama. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bukan Door Prize |
|
Bukan Door Prize |
|
Rabu, 25 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Bukan Door Prize |
|
Yesaya 53:3-5 |
|
|
|
|
|
|
Suatu saat saya diajak seorang teman untuk ikut kegiatan jalan santai yang dipusatkan di Simpang Lima, tetapi saya menolaknya karena memang tidak bisa. Kemudian dia berkata, “ Wah, sayang banget kamu tidak ikut. Acaranya menarik, apalagi ada door prizenya lho. Hadiah utamanya sebuah mobil.” Kemudian saya memberi alasan, “Iya... ya, sayang sekali. Siapa tahu ketiban rejeki nomplok dengan mendapatkan mobil. Tetapi saya memang benar-benar tidak bisa ikut. Waktunya yang ndak pas.”
Door prize bisa kita temukan dalam kegiatan olahraga, pernikahan, perayaan ulang tahun, dan bahkan kegiatan ibadah. Acara ini identik dengan kegiatan memberi atau acara bagi-bagi hadiah. Setiap orang pasti tertarik olehnya, apalagi kalau hadiah-hadiahnya banyak dan mahal. Tetapi kalau ditelisik lebih dalam, ternyata aktivitas tersebut tidak sepenuhnya bertujuan memberi atau bagi-bagi hadiah. Tujuan utamanya adalah menarik minat sebanyak mungkin orang untuk terlibat dalam sebuah acara atau kegiatan. Dan juga tentunya, supaya peserta tidak pulang dulu sampai akhir acara. Sehingga dengan adanya door prize akan mendukung suksesnya sebuah penyelenggaraan acara.
Tema bulan ini adalah Love in Acti...selengkapnya » |
Suatu saat saya diajak seorang teman untuk ikut kegiatan jalan santai yang dipusatkan di Simpang Lima, tetapi saya menolaknya karena memang tidak bisa. Kemudian dia berkata, “ Wah, sayang banget kamu tidak ikut. Acaranya menarik, apalagi ada door prizenya lho. Hadiah utamanya sebuah mobil.” Kemudian saya memberi alasan, “Iya... ya, sayang sekali. Siapa tahu ketiban rejeki nomplok dengan mendapatkan mobil. Tetapi saya memang benar-benar tidak bisa ikut. Waktunya yang ndak pas.”
Door prize bisa kita temukan dalam kegiatan olahraga, pernikahan, perayaan ulang tahun, dan bahkan kegiatan ibadah. Acara ini identik dengan kegiatan memberi atau acara bagi-bagi hadiah. Setiap orang pasti tertarik olehnya, apalagi kalau hadiah-hadiahnya banyak dan mahal. Tetapi kalau ditelisik lebih dalam, ternyata aktivitas tersebut tidak sepenuhnya bertujuan memberi atau bagi-bagi hadiah. Tujuan utamanya adalah menarik minat sebanyak mungkin orang untuk terlibat dalam sebuah acara atau kegiatan. Dan juga tentunya, supaya peserta tidak pulang dulu sampai akhir acara. Sehingga dengan adanya door prize akan mendukung suksesnya sebuah penyelenggaraan acara.
Tema bulan ini adalah Love in Action. Kasih yang dinyatakan dalam tindakan. Kasih yang didasarkan pada anugerah Allah yang luar biasa bagi umat manusia di mana Allah telah menjadi manusia untuk keselamatan. Ini menunjukkan bahwa Allah di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang “membumi”. Allah yang bersedia menyapa manusia dalam kesederhanaan. Allah yang solider dan turut merasakan keterpurukan dan ketidakberdayaan manusia karena dosa. Dan kedatangan-Nya ke dunia sebagai wujud kasih-Nya adalah dalam rangka mengentaskan manusia dari kehinaan dan ketercelaannya kepada harkat dan martabat yang mulia. Serta memberdayakan kembali manusia sebagai rekan kerja-Nya. Itulah makna pemberian yang terbesar dari Allah bagi umat manusia.
Hal tersebut mengajarkan bahwa tindakan kasih kita kepada sesama bukan untuk menyingkirkan barang [benda] yang sudah tidak terpakai dan memenuhi rumah kita. Pemberian kita bukan bertujuan untuk menunjukkan eksistensi dan peran kita. Juga tidak untuk membuat seseorang terikat dan merasa ewuh pekewuh terhadap kita. Juga bukan untuk mempertegas perbedaan jarak atau kesenjangan antara yang memberi dan menerima. Bahkan juga bukan sekedar untuk menyukseskan sebuah program atau acara gereja. Tetapi hendaknya tindakan kasih kita merupakan ekspresi kepedulian yang didasari sikap berempati. Juga merupakan niat baik kita untuk mengentaskan dan memuliakan sesama. Menempatkan sesama sebagai pribadi yang sederajat dan harus dikasihi dengan tulus. Memandang sesama sebagai subyek yang harus dikasihi dan juga dilibatkan dalam mengasihi. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|