|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kapanpun dan di manapun Tuhan sudah menyiapkan lahan untuk kita menjadi berkat, dan jangan menunggu kesempatan, sebab setiap saat adalah waktunya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bukan Musiman |
|
Bukan Musiman |
|
Sabtu, 11 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat |
|
|
|
|
|
Bukan Musiman |
|
Galatia 6:9 |
|
|
|
|
|
|
Di Indonesia terkenal dengan berbagai musim buah. Misalnya, bulan Juli hingga September adalah musim buah mangga. Bulan Nopember hingga Desember saatnya musim rambutan. Dan bulan Desember sampai Pebruari biasanya musim durian. Sehingga seringkali kita lihat para penjual menjajakan buah dagangannya di pinggir-pinggir jalan sesuai dengan musimnya. Namun ada satu jenis buah yang selalu ada di pasar dan itu selalu ada di segala musim. Buah itu selalu bisa kita lihat dan nikmati, yaitu buah semangka. Mengapa? Karena semangka hanya tumbuh singkat, sekali saja, dan tanaman ini dapat tahan di segala cuaca.
Dari gambaran ini kita bisa belajar bahwa untuk bisa “dinikmati” atau memberkati bukanlah tindakan yang temporer atau kadangkala, jika ada kesempatan. Alkitab mengajarkan untuk tidak jemu-jemu berbuat baik atau memberkati di saat apapun. Entah ketika kita kekurangan atau kelimpahan. Semuanya itu dapat kita lakukan berdasarkan karunia dan hasrat hati untuk mengasihi Tuhan dan sesama.
Memberkati tidak identik dengan uang. Bisa tenaga, perhatian atau apapun yang dapat membantu mereka yang memang layak untuk menerimanya. Seringkali dalam memberkati, kita menunggu moment...selengkapnya » |
Di Indonesia terkenal dengan berbagai musim buah. Misalnya, bulan Juli hingga September adalah musim buah mangga. Bulan Nopember hingga Desember saatnya musim rambutan. Dan bulan Desember sampai Pebruari biasanya musim durian. Sehingga seringkali kita lihat para penjual menjajakan buah dagangannya di pinggir-pinggir jalan sesuai dengan musimnya. Namun ada satu jenis buah yang selalu ada di pasar dan itu selalu ada di segala musim. Buah itu selalu bisa kita lihat dan nikmati, yaitu buah semangka. Mengapa? Karena semangka hanya tumbuh singkat, sekali saja, dan tanaman ini dapat tahan di segala cuaca.
Dari gambaran ini kita bisa belajar bahwa untuk bisa “dinikmati” atau memberkati bukanlah tindakan yang temporer atau kadangkala, jika ada kesempatan. Alkitab mengajarkan untuk tidak jemu-jemu berbuat baik atau memberkati di saat apapun. Entah ketika kita kekurangan atau kelimpahan. Semuanya itu dapat kita lakukan berdasarkan karunia dan hasrat hati untuk mengasihi Tuhan dan sesama.
Memberkati tidak identik dengan uang. Bisa tenaga, perhatian atau apapun yang dapat membantu mereka yang memang layak untuk menerimanya. Seringkali dalam memberkati, kita menunggu momentum. Misalnya, saat Paskah, Natal, ataupun hari besar keagamaan dengan harapan ada balasan dari Tuhan. Sesungguhnya ketika kita menjadi berkat bagi orang yang berkekurangan atau membutuhkan tanpa melihat momentum, kita sudah memberi perhatian khusus dan itu merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kita yang mengerti belas kasihan dan anugerah Tuhan dalam hidup kita.
Oleh karenanya marilah kita memberkati sesama tanpa memperhatikan siapa mereka, dari suku bangsa apa. Kita memberkati karena kita mengasihi Tuhan, sebab Allah sedang mencari orang yang mau menjadi kepanjangan tangan-Nya. Ia rindu adanya gerakan menjadi berkat sebab Allah telah menyediakan anugrah-Nya kepada siapa yang mau memberkati. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|