|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kasih haruslah menjadi dasar relasi kita dengan Allah. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Cinta Mati |
|
Cinta Mati |
|
Senin, 02 November 2015 | Tema: Hasrat Untuk Menyembah |
|
|
|
|
|
Cinta Mati |
|
Mazmur 69:1-13 |
|
|
|
|
|
|
Mata Benay seperti tersihir oleh sosok mempelai yang sedang menjalani peneguhan nikah di gereja. Sampai-sampai berulang kali ia terlambat duduk ketika pemimpin ibadah mempersilahkan jemaat duduk. Berulang kali juga ia terlambat berdiri ketika pemimpin ibadah mempersilahkan jemaat untuk berdiri.
Berulang kali Sambey harus menepuk tangan sahabatnya itu untuk menyadarkannya dari lamunan di siang hari bolong. “Ben... Ben... apa kamu ini kesambet prewangan Goa Kreo? Jangan naksir perempuan yang sudah menikah!” kata Sambey setengah menuduh. Benay hanya nyengir saja dan matanya tak juga beranjak dari sosok mempelai. “Aku tidak naksir Sam”, kata Benay, “Aku hanya teringat pada Lovy mantan pacarku. Wajahnya mirip dengan mempelai perempuan.” “Wah.. kamu masih cinta dengan mantanmu itu ya?” tanya Sambey. “Ya... Sam. Sayangku klepek-klepek sama dia. Istilahnya terbakar jadi arang sekalipun aku rela”, kata Benay. “Wah... kata-katamu seperti raja Daud saja, Ben!” kata Sambey, “Cuma bedanya cinta-matinya raja Daud pada Tuhan, bukan pada perempuan.” “Ah.. masak! Buktinya raja Daud istrinya dan selirnya banyak”, kata Benay setengah menyanggah.
Pemazmur, yaitu raja Daud, sedang mengalami kesesakan yang mendalam. Oleh karena Tuhan, ia harus m...selengkapnya » |
Mata Benay seperti tersihir oleh sosok mempelai yang sedang menjalani peneguhan nikah di gereja. Sampai-sampai berulang kali ia terlambat duduk ketika pemimpin ibadah mempersilahkan jemaat duduk. Berulang kali juga ia terlambat berdiri ketika pemimpin ibadah mempersilahkan jemaat untuk berdiri.
Berulang kali Sambey harus menepuk tangan sahabatnya itu untuk menyadarkannya dari lamunan di siang hari bolong. “Ben... Ben... apa kamu ini kesambet prewangan Goa Kreo? Jangan naksir perempuan yang sudah menikah!” kata Sambey setengah menuduh. Benay hanya nyengir saja dan matanya tak juga beranjak dari sosok mempelai. “Aku tidak naksir Sam”, kata Benay, “Aku hanya teringat pada Lovy mantan pacarku. Wajahnya mirip dengan mempelai perempuan.” “Wah.. kamu masih cinta dengan mantanmu itu ya?” tanya Sambey. “Ya... Sam. Sayangku klepek-klepek sama dia. Istilahnya terbakar jadi arang sekalipun aku rela”, kata Benay. “Wah... kata-katamu seperti raja Daud saja, Ben!” kata Sambey, “Cuma bedanya cinta-matinya raja Daud pada Tuhan, bukan pada perempuan.” “Ah.. masak! Buktinya raja Daud istrinya dan selirnya banyak”, kata Benay setengah menyanggah.
Pemazmur, yaitu raja Daud, sedang mengalami kesesakan yang mendalam. Oleh karena Tuhan, ia harus menanggung apa yang seharusnya ia tidak perlu tanggung. Ia dibenci dan dimusuhi banyak orang tanpa alasan. Ia dikucilkan oleh sanak saudaranya sendiri. Ia menjadi bahan olok-olok para pemabuk. Dalam kondisi seperti di atas, ada satu hal yang tidak berubah dari sikap raja Daud, yaitu cintanya pada Tuhan dan pada rumah Tuhan tetap kuat membahana. “Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku....” demikian ungkap hati Daud. Ungkapan yang berarti bahwa apapun yang terjadi ia mau menanggungnya demi rasa cintanya pada rumah Tuhan. Sebuah ungkapan yang mendalam akan cinta-mati Daud kepada Tuhan.
Jemaat yang terkasih, cinta atau kasih adalah dasar untuk membangun sebuah relasi yang mendalam. Baik kepada suami atau istri kita, orangtua, anak-anak, sahabat, dan dengan setiap orang. Termasuk di dalamnya dengan Tuhan. Ibadah, pelayanan, pujian, penyembahan, dan ketaatan kita pada Firman Tuhan akan menghasilkan makna yang mendalam jika kita mempunyai perasaan cinta-mati [cinta yang mendalam] kepada Tuhan yang kita sembah. Sehingga apapun juga yang terjadi tidak akan mampu menggoyahkan cinta kita kepada-Nya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|