|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Galatia 3:28)
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Datu Didalam Kristus |
|
Datu Didalam Kristus |
|
Sabtu, 13 September 2014 | Tema: Church Identity |
|
|
|
|
|
Datu Didalam Kristus |
|
Efesus 4:1-32 |
|
|
|
|
|
|
Seorang utusan injil di Kalkuta mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan suatu Perjamuan Kudus yang dihadirinya selama Perang Dunia II. Pendeta yang memimpin ibadah itu adalah seorang pendeta Swedia. Di antara mereka yang hadir ada pendeta dari Cina, guru dari Jepang, dokter dari Jerman, beberapa warga negara Inggris, dan beberapa jemaat kristiani India. Utusan Injil tersebut teringat bahwa dia merasakan kedekatan dengan setiap orang dalam pertemuan yang diwarnai keberbedaan itu, terutama ketika mereka menikmati roti dan anggur perjamuan. Mereka merasakan suatu ikatan persekutuan kristiani, meski sebagian dari mereka berasal dari negara-negara yang sedang berperang dengan kejamnya.
Orang Kristiani memiliki “pemersatu bawaan” yang dapat membuat mereka bekerja bersama dalam satu kesatuan. Efesus 4:4-6 mencatat, Paulus mendaftar tujuh hal yang menjadi satu “kesatuan”. Ketujuh hal itu adalah satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, serta satu Allah dan Bapa. Hal-hal itu menjadi suatu pengikat bagi kita yang berbeda-beda. Sekalipun kekristenan terdiri dari berbagai ragam budaya, suku, gender, bahasa, pemikiran, dan lain sebagainya, t...selengkapnya » |
Seorang utusan injil di Kalkuta mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan suatu Perjamuan Kudus yang dihadirinya selama Perang Dunia II. Pendeta yang memimpin ibadah itu adalah seorang pendeta Swedia. Di antara mereka yang hadir ada pendeta dari Cina, guru dari Jepang, dokter dari Jerman, beberapa warga negara Inggris, dan beberapa jemaat kristiani India. Utusan Injil tersebut teringat bahwa dia merasakan kedekatan dengan setiap orang dalam pertemuan yang diwarnai keberbedaan itu, terutama ketika mereka menikmati roti dan anggur perjamuan. Mereka merasakan suatu ikatan persekutuan kristiani, meski sebagian dari mereka berasal dari negara-negara yang sedang berperang dengan kejamnya.
Orang Kristiani memiliki “pemersatu bawaan” yang dapat membuat mereka bekerja bersama dalam satu kesatuan. Efesus 4:4-6 mencatat, Paulus mendaftar tujuh hal yang menjadi satu “kesatuan”. Ketujuh hal itu adalah satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, serta satu Allah dan Bapa. Hal-hal itu menjadi suatu pengikat bagi kita yang berbeda-beda. Sekalipun kekristenan terdiri dari berbagai ragam budaya, suku, gender, bahasa, pemikiran, dan lain sebagainya, tetapi hal-hal yang disampaikan oleh Rasul Paulus tersebut akan mengikat kita untuk menjadi satu kesatuan di dalam satu tubuh Kristus.
Renungkan betapa bergunanya hal-hal itu dalam membantu kelompok orang percaya manapun untuk bekerja sama pada “proyek” yang sama. Saat ada kesatuan, maka akan ada kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang dapat dipakai untuk mewartakan Injil Tuhan. Kekuatan yang dapat menjadi terang bagi lingkungan sekitar. Kekuatan yang dapat menjadikan Kekristenan menjadi berkat bagi banyak orang. Kekuatan yang dapat menjadi alat bagi hormat kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus. Siapapun kita, di dalam Yesus kita adalah satu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|