|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Di bait-Nya, Allah hadir mengumandangkan Firman-Nya supaya kita mendengarkan dan mengerti kehendak-Nya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Di BaitNya, Allah Hadir |
|
Di BaitNya, Allah Hadir |
|
Jumat, 26 Februari 2016 | Tema: Tuhan Hadir di Bait KudusNya |
|
|
|
|
|
Di BaitNya, Allah Hadir |
|
Kisah Para Rasul 3:11-16 |
|
|
|
|
|
|
Tema renungan ini masih di sekitar “Tuhan Hadir di Bait Kudus-Nya”. Kali ini penekanan renungan ada pada kata “hadir”. Kata “hadir” memiliki arti yang lebih tinggi dari sekedar “datang”. “Hadir” hanya dilekatkan pada seorang pimpinan, tokoh masyarakat, atau seorang yang berpangkat dan bermartabat yang dihubungkan dengan orang banyak yang ada dalam lingkup kekuasaannya. Di mana kehadirannya sangat berarti bagi orang banyak yang sedang berkumpul itu.
Demikian juga jika kata “hadir” dikenakan pada Tuhan. Tuhan hadir di bait Kudus-Nya bukan berarti kehadiran Tuhan untuk bangunan bait Allah itu, tetapi kehadiran-Nya untuk berjumpa dengan umat-Nya yang berkumpul dalam bait-Nya itu. Sehingga bait kudus-Nya [rumah Allah] menjadi penting juga, yaitu sebagai tempat perjumpaan Tuhan dengan umat-Nya dan sebagai tempat Tuhan berbicara dan menyampaikan kehendak-Nya.
Misalnya, ketika Yesaya mendapatkan penglihatan bahwa ujung jubah Allah memenuhi bait-Nya sehingga penuh dengan kemuliaan-Nya [Yesaya 6:1-3]. Dalam kemuliaan-Nya itulah Allah menyerukan panggilan kepada umat-Nya supaya bersedia melakukan amanat yang diperintahkan-...selengkapnya » |
Tema renungan ini masih di sekitar “Tuhan Hadir di Bait Kudus-Nya”. Kali ini penekanan renungan ada pada kata “hadir”. Kata “hadir” memiliki arti yang lebih tinggi dari sekedar “datang”. “Hadir” hanya dilekatkan pada seorang pimpinan, tokoh masyarakat, atau seorang yang berpangkat dan bermartabat yang dihubungkan dengan orang banyak yang ada dalam lingkup kekuasaannya. Di mana kehadirannya sangat berarti bagi orang banyak yang sedang berkumpul itu.
Demikian juga jika kata “hadir” dikenakan pada Tuhan. Tuhan hadir di bait Kudus-Nya bukan berarti kehadiran Tuhan untuk bangunan bait Allah itu, tetapi kehadiran-Nya untuk berjumpa dengan umat-Nya yang berkumpul dalam bait-Nya itu. Sehingga bait kudus-Nya [rumah Allah] menjadi penting juga, yaitu sebagai tempat perjumpaan Tuhan dengan umat-Nya dan sebagai tempat Tuhan berbicara dan menyampaikan kehendak-Nya.
Misalnya, ketika Yesaya mendapatkan penglihatan bahwa ujung jubah Allah memenuhi bait-Nya sehingga penuh dengan kemuliaan-Nya [Yesaya 6:1-3]. Dalam kemuliaan-Nya itulah Allah menyerukan panggilan kepada umat-Nya supaya bersedia melakukan amanat yang diperintahkan-Nya. Jadi, Bait Allah adalah tempat kehadiran-Nya untuk menyerukan perintah Allah kepada umat yang berkumpul. Bait Allah adalah tempat bagi umat Tuhan diajar, dibina dan tempat pengutusan untuk mencari jiwa-jiwa. Di situlah kuasa Allah diberikan kepada umat.
Petrus dan Yohanes di Serambi Salomo, dengan keberanian yang luar biasa, berusaha memfungsikan kembali bait Allah yang telah sekian lama menjadi “mati rasa”. Terbukti di situ telah menjadi tempat para pengemis meminta-minta. Di Serambi Salomo, Petrus dan Yohanes dengan penuh keberanian menghadirkan Firman Tuhan, yaitu keselamatan dalam nama Yesus Kristus sekalipun mereka menghadapi ancaman berat [KPR. 4:3].
Saudara, setiap hari Minggu kita berkumpul beribadah di ‘bait Allah’ [gereja]. Di situlah Allah hadir dan berfirman. Ketika Firman-Nya dikumandangkan, Tuhan ingin agar kita mendengarkannya dengan baik dan melakukannya. Jadi jika kita rindu bertumbuh dan peka akan kehendak Tuhan, maka biasakanlah diri kita mendengarkan suara-Nya di bait-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|