|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Integritas sejati adalah mengerjakan segala sesuatunya dengan benar, walaupun orang lain memperhatikan Anda atau tidak.” (Oprah Winfrey)
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Fair Play |
|
Fair Play |
|
Kamis, 14 Agustus 2014 | Tema: No Fear |
|
|
|
Bagi para penggemar berat olahraga sepak bola, siapa yang tak kenal dengan Paolo Di Canio? Striker asal Italia ini sering dianggap sebagai salah satu biang keonaran di lapangan karena temperamennya yang tinggi dan meledak-ledak. Meskipun demikian siapa yang menyangka mantan striker West Ham United ini juga bisa berjiwa besar. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya penghargaan sebagai pemain paling fair pada 2001 oleh FIFA (Asosisasi Sepak Bola Dunia).
Penghargaan ini diberikan atas aksi Paolo Di Canio di pertandingan liga Inggris antara West Ham United vs Everton tahun 2001 silam. Paolo Di Canio memutuskan untuk menghentikan permainan dan membuang bola saat dia melihat kiper Everton Paul Gerrard terkapar. Seaindainya saja dia mau memutuskan untuk meneruskan permainan dan menceploskan bola ke gawang yang kosong, pastilah 99 % gol akan terjadi.
Ada sebuh pepatah jawa yang berkata, “jamane jaman edan, nek ora edan ora keduman”. Zaman sekarang adalah zaman yang “gila”, jika tidak ikut menjadi “gila”, maka kita tidak akan mendapatkan bagian, kurang lebih itulah terjemahan bebas dari pepatah jawa tersebut. Orang akan melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan hidup. Orang akan melakukan segalanya agar tetap eksis hidup di dunia ini. Tuntutan kebutuhan dan situasi...selengkapnya » |
Bagi para penggemar berat olahraga sepak bola, siapa yang tak kenal dengan Paolo Di Canio? Striker asal Italia ini sering dianggap sebagai salah satu biang keonaran di lapangan karena temperamennya yang tinggi dan meledak-ledak. Meskipun demikian siapa yang menyangka mantan striker West Ham United ini juga bisa berjiwa besar. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya penghargaan sebagai pemain paling fair pada 2001 oleh FIFA (Asosisasi Sepak Bola Dunia).
Penghargaan ini diberikan atas aksi Paolo Di Canio di pertandingan liga Inggris antara West Ham United vs Everton tahun 2001 silam. Paolo Di Canio memutuskan untuk menghentikan permainan dan membuang bola saat dia melihat kiper Everton Paul Gerrard terkapar. Seaindainya saja dia mau memutuskan untuk meneruskan permainan dan menceploskan bola ke gawang yang kosong, pastilah 99 % gol akan terjadi.
Ada sebuh pepatah jawa yang berkata, “jamane jaman edan, nek ora edan ora keduman”. Zaman sekarang adalah zaman yang “gila”, jika tidak ikut menjadi “gila”, maka kita tidak akan mendapatkan bagian, kurang lebih itulah terjemahan bebas dari pepatah jawa tersebut. Orang akan melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan hidup. Orang akan melakukan segalanya agar tetap eksis hidup di dunia ini. Tuntutan kebutuhan dan situasi zaman dapat membuat seseorang kehilangan integritas untuk bertindak dalam kebenaran. Berpikir benar, bertindak benar dan berkata-kata di dalam kebenaran bukan perkara yang mudah untuk dilakukan dalam perkembangan dunia dewasa ini.
Bagi pengikut Kristus, hal terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa kebenaran itu mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. Saat kita menyerahkan hidup kita di dalam Yesus, maka kita adalah milik Kristus. Dan secara otomatis seharusnya apa yang kita lakukan pun mencerminkan Kristus tinggal di dalam kita (Efesus 4:15, Kolose 3:9). Penulis Amsal menjelaskan bahwa hidup yang bersih jauh lebih mulia dan dicari oleh banyak orang daripada orang yang hidup dalam kebohongan (Amsal 19:1-9). Kebohongan yang dimaksud oleh penulis kitab Amsal tidak saja dalam hal perkataan, melainkan juga dalam seluruh tingkah laku. Orang yang tidak berintegritas pasti akan melakukan “kebohongan” dalam dirinya. Maksudnya adalah jika seseorang tidak berintegritas, maka segala yang dilakukannya mencerminkan ketidaksesuaian. Apa yang ditampilkan hanya merupakan kamuflase dan kemunafikan. Oleh karena itu pilihan yang tepat dan bijak adalah bertindak dengan penuh integtitas, yaitu berpikir, bertindak dan bertutur kata dalam kebenaran. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|