|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah. [Markus 14:38] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Gaya Hidup |
|
Gaya Hidup |
|
Jumat, 20 November 2015 | Tema: Hasrat Untuk Menyembah |
|
|
|
|
|
Gaya Hidup |
|
Yohanes 4:23-24 |
|
|
|
|
|
|
Ayat bacaan kita hari ini merupakan sepenggal percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria seputar penyembah yang benar. Bila kita mendengar kata “menyembah” seringkali yang ada di benak kita adalah pujian yang tengah dilantunkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang disertai dengan sikap tubuh yang nyata, misalnya mengangkat/menadahkan tangan, bersujud ataupun gerakan tubuh lainnya. Bahkan tidak sedikit yang mengidentikkan penyembahan dengan berbahasa roh. Apakah memang arti kata menyembah hanya sesederhana itu? [kutipan dari “seri komcil”; Sabtu ,7 Nopember 2015].
Memang benar apa yang dipertanyakan dari kutipan tersebut. Menyembah bukanlah sesederhana itu. Dari ayat bacaan kita hari ini jelas tersirat bahwa Tuhan menghendaki agar “penyembahan” merupakan GAYA HIDUP keseharian di mana saja kita berada. [Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas kesehariannya.]
Pertama, Allah Bapa menghendaki... [ayat 23]. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Kedua, Allah adalah Roh, jadi kita harus men...selengkapnya » |
Ayat bacaan kita hari ini merupakan sepenggal percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria seputar penyembah yang benar. Bila kita mendengar kata “menyembah” seringkali yang ada di benak kita adalah pujian yang tengah dilantunkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang disertai dengan sikap tubuh yang nyata, misalnya mengangkat/menadahkan tangan, bersujud ataupun gerakan tubuh lainnya. Bahkan tidak sedikit yang mengidentikkan penyembahan dengan berbahasa roh. Apakah memang arti kata menyembah hanya sesederhana itu? [kutipan dari “seri komcil”; Sabtu ,7 Nopember 2015].
Memang benar apa yang dipertanyakan dari kutipan tersebut. Menyembah bukanlah sesederhana itu. Dari ayat bacaan kita hari ini jelas tersirat bahwa Tuhan menghendaki agar “penyembahan” merupakan GAYA HIDUP keseharian di mana saja kita berada. [Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas kesehariannya.]
Pertama, Allah Bapa menghendaki... [ayat 23]. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Kedua, Allah adalah Roh, jadi kita harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran [ayat 24]. Artinya di mana saja dan kapan saja kita wajib menyembah Tuhan. Tidak terbatas ketika kita beribadah di gereja dengan pujian yang keluar dari mulut kita yang kadang tanpa kita sadari hanya rutinitas saja. Bahkan mungkin juga pikiran kita melayang-layang menikmati apa yang ada di luar gedung gereja. Ketiga, tidak cukup dalam roh saja tetapi juga kebenaran, yaitu Firman Tuhan. Jadi apalah artinya penyembahan kita kalau hidup kita tidak sesuai dengan Firman Tuhan?
Jadi kesimpulannya, agar “menyembah” bisa menjadi gaya hidup kita, kita harus mengetahui dengan benar apa yang Tuhan mau melalui kebenaran, yaitu Firman Tuhan; “menyembah “ tidak hanya fisik kita, tetapi dengan roh kita. Jadi kapan saja dan di mana saja kita siap “menyembah” Dia, Sang Penebus kita. Amin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|