|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Badai gelombang dilaut diijinkan Allah dialami oleh seorang pelaut supaya dirinya terlatih sebagai pelaut yang ulung dan percaya kepada kuasa Allah yang menyertainya, demikian pula dengan kehidupan kita masa kini. Masalah adalah tempat Allah melatih kita supaya semakin kuat dan bertumbuh dewasa dalam iman.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Gelombang Ganas Saja Diteduhkan |
|
Gelombang Ganas Saja Diteduhkan |
|
Selasa, 06 Maret 2018 |
|
|
|
|
|
Gelombang Ganas Saja Diteduhkan |
|
Mazmur 107:23-32 |
|
|
|
|
|
|
Mazmur merupakan pujian-pujian sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur umat Allah yang dilakukan di dalam rumah ibadah. Hampir setiap Mazmur yang ditulis selalu berkaitan dengan pengalaman hidup orang percaya bersama Allah yang hidup dan maha kuasa. Termasuk Mazmur yang kita renungkan hari ini. Yang berkisah tentang pengalaman hidup seorang manusia yang setiap harinya hidup di tengah laut karena seorang pelaut. Kisah di dalam Mazmur ini hampir mirip dengan kisah yang dialami oleh penduduk Indonesia saat ini dimana dalam keseharian mereka hidup akrab dengan lautan. Maka jangan heran lagu anak-anak Indonesia yang sangat dikenal ialah, “Nenek moyangku seorang pelaut”. Namun hal ini berbeda dengan kehidupan bangsa Israel yang terbiasa hidup di padang gurun atau daratan, maka laut lepas terasa asing bagi hidupnya. Pengalaman mereka menghadapi laut hanya waktu menyeberang setelah keluar dari Mesir. Kedua yang biasa mereka hadapi hanya Danau Galelia itupun sudah dianggap cukup menakutkan bagi mereka, sehingga Tuhan Yesus harus meneduhkan badai yang terjadi, Markus 4:35-41.
Bagi bangsa Israel atau orang yang hidup pada masa lampau, bahkan kita yang hidup di zaman ini laut yang bergelora, ombak yang tinggi dan badai topan merupakan gambaran kuasa kekacauan yang ingin me...selengkapnya » |
Mazmur merupakan pujian-pujian sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur umat Allah yang dilakukan di dalam rumah ibadah. Hampir setiap Mazmur yang ditulis selalu berkaitan dengan pengalaman hidup orang percaya bersama Allah yang hidup dan maha kuasa. Termasuk Mazmur yang kita renungkan hari ini. Yang berkisah tentang pengalaman hidup seorang manusia yang setiap harinya hidup di tengah laut karena seorang pelaut. Kisah di dalam Mazmur ini hampir mirip dengan kisah yang dialami oleh penduduk Indonesia saat ini dimana dalam keseharian mereka hidup akrab dengan lautan. Maka jangan heran lagu anak-anak Indonesia yang sangat dikenal ialah, “Nenek moyangku seorang pelaut”. Namun hal ini berbeda dengan kehidupan bangsa Israel yang terbiasa hidup di padang gurun atau daratan, maka laut lepas terasa asing bagi hidupnya. Pengalaman mereka menghadapi laut hanya waktu menyeberang setelah keluar dari Mesir. Kedua yang biasa mereka hadapi hanya Danau Galelia itupun sudah dianggap cukup menakutkan bagi mereka, sehingga Tuhan Yesus harus meneduhkan badai yang terjadi, Markus 4:35-41.
Bagi bangsa Israel atau orang yang hidup pada masa lampau, bahkan kita yang hidup di zaman ini laut yang bergelora, ombak yang tinggi dan badai topan merupakan gambaran kuasa kekacauan yang ingin menghancurkan kehidupan manusia. Hal ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu, seperti kapal yang sedang berlayar menuju suatu tempat tertentu dimana awalnya lancar tenang namun tiba-tiba berubah menjadi sangat mengerikan dan menakutkan karena laut berubah menjadi sangat ganas karena badai topan. Hal ini seringkali diijinkan Allah untuk dialami, supaya hidup kita mulai terlatih dan terbiasa menghadapinya. Serta bagaimana kita mulai belajar untuk bergantung kepada pribadi dan kuasa Allah. Tuhan Allah yang maha kuasa atas alam semesta pasti sanggup untuk meneduhkannya. Meskipun badai masalah yang kita alami sungguh sangat berat dan tidak mungkin kita atasi, ingatlah bahwa Tuhan Allah pasti sanggup memampukan kita untuk melaluinya. Bagi Tuhan tidak ada gelombang yang dasyat dan ganas yang tidak bisa diteduhkan. Tidak ada masalah seberat apapun yang tidak bisa diatasi olehNya. Maka pada saat kita menghadapi gelombang badai, masalah dalam kehidupan, marilah kita belajar untuk mempercayakan hidup kita ke tangan penyertaan Allah.
Pemazmur menjelaskan bahwa Tuhan Allah telah menolong hidupnya, sehingga dibuatnya badai topan itu diam, kecemasan hidupnya diangkat dan dituntunnya perjalanan hidupnya. Allah sangat mengasihi kita orang-orang yang setia dan mengasihi-Nya [Mazmur 107:28-31]. Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Bisakah kita tetap mempercayai kuasa dan pribadi Allah di tengah kesulitan hidup dan badai topan yang sedang kita alami? Bisakah kita tetap bersyukur dan memuji Allah dalam situasi ini? Marilah kita belajar dari sang pemazmur, karena Allah didalam Tuhan Yesus Kristus adalah Maha Kuasa dan Maha Besar lebih dari apapun yang ada didalam dunia ini termasuk masalah yang kita alami.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|