SEPEKAN TERAKHIR
  Jumat, 19 April 2024   -HARI INI-
  Kamis, 18 April 2024
  Rabu, 17 April 2024
  Selasa, 16 April 2024
  Senin, 15 April 2024
  Minggu, 14 April 2024
  Sabtu, 13 April 2024
POKOK RENUNGAN
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Galatia 3:28)
DITULIS OLEH
Pdt. Denny D. Kristianto
Rohaniwan Pusat
Renungan Lain oleh Penulis:
Home  »  Renungan  »  Gereja ≠ Kumpulan Arisan
Gereja ≠ Kumpulan Arisan
Selasa, 16 September 2014 | Tema: Church Identity
Gereja ≠ Kumpulan Arisan
1 Korintus 12:12-26
Di ruang tunggu sebuah sekolah, Sambey duduk sambil membaca Koran Bibir Kota. Keasyikannya membaca terpecah oleh perhatiannya pada pembicaraan ibu-ibu yang tengah berbincang riuh rendah. Arisan! Adalah tema yang diperbincangkan ibu-ibu itu. Seorang ibu berwajah bulat keputih-putihan menceritakan dengan bangga bahwa ia mengikuti 3 arisan. Arisan PKK, arisan perabot rumah, dan arisan sepeda motor. Seorang ibu berambut keriting berpipi tembem mengomentari bahwa sebenarnya ia wegah mengikuti arisan PKK karena baginya tidak level. Seorang ibu yang lain dengan ceriwis plus semangat mempromosikan arisan-arisan yang diikutinya. Sementara ibu-ibu yang lain hanya bengong mendengarkan saja. Sambey tersenyum geli mendengar celoteh ibu-ibu yang makin menambah gerah siang hari itu. Entah mengapa terbersit dalam pikirannya mengenai gereja. “Apakah gereja seperti kumpulan arisan? Meskipun terbuka untuk semua orang tetapi terbagi berdasarkan “taraf keelokan” tertentu? Dan membiarkan sekumpulan orang lain “yang tidak elok” sekedar pendengar dan penggembira?” pikir Sambey. “Ah, semoga tidak demikian,” gumam Sambey sambil tersenyum.

Hambatan besar bagi kesatuan jemaat Korintus adalah masalah etnis dan status sosial-ekonomi. Jemaat cenderung berkelompok berdasarkan kebanggaan etnis dan s...selengkapnya »
FOLLOW OUR INSTAGRAM
RENUNGAN HARIAN
19 Apr '24
19 Apr '24
19 Apr '24
Copyright © 2012 All rights reserved. Designed and Developed by GIA Dr. Cipto Semarang