|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ingatlah bahwa Pencobaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita (1Korintus10:13), oleh karena itu jangan menyerah dan putus asa. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hai Ibu, Besar Imanmu |
|
Hai Ibu, Besar Imanmu |
|
Sabtu, 04 Mei 2013 | Tema: Memiliki Karakter Kristus |
|
|
|
|
|
Hai Ibu, Besar Imanmu |
|
Matius 15:21-28 |
|
|
|
|
|
|
Dalam hidup ini kita akan selalu diperhadapkan dengan berbagai macam pergumulan, yaitu berbagai macam tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan tersebut tidak hanya dialami orang yang belum percaya Tuhan tetapi juga dialami oleh anak-anak Tuhan. Seringkali pergumulan itu begitu kompleks, sehingga kita ragu dalam melangkah bahkan sepertinya tidak ada jalan keluar. Ketika kita tidak mengerti lagi apa yang harus dilakukan, kita tidak boleh menyerah dan putus asa begitu saja, pada saat itulah kita harus datang lebih lagi pada Tuhan.
Jika kita memperhatikan secara jelas kisah perempuan Kanaan ini, kita dapat melihat bahwa perempuan Kanaan ini memiliki sikap hati yang tidak mudah menyerah dan putus asa sehingga Yesus berkata kepadanya, ”Hai ibu, besar imanmu.” Bagaimana perempuan Kanaan ini dapat memiliki sikap yang tidak mudah menyerah dan putus asa ketika tantangan penolakan dari murid-murid Yesus dan sikap Yesus yang acuh ketika perempuan tersebut memohon kesembuhan untuk anaknya? Yang pertama adalah, berpikir positif (ayat 22).
Pada waktu itu orang Kanaan mempunyai image negatif karena dianggap oleh orang Israel akan membawa pengaruh buruk. Dalam keadaan tersebut perempuan Kanaan itu tidak berkecil hati, tapi dia berpikir positif (Filipi. 4:8) dengan menghampi...selengkapnya » |
Dalam hidup ini kita akan selalu diperhadapkan dengan berbagai macam pergumulan, yaitu berbagai macam tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan tersebut tidak hanya dialami orang yang belum percaya Tuhan tetapi juga dialami oleh anak-anak Tuhan. Seringkali pergumulan itu begitu kompleks, sehingga kita ragu dalam melangkah bahkan sepertinya tidak ada jalan keluar. Ketika kita tidak mengerti lagi apa yang harus dilakukan, kita tidak boleh menyerah dan putus asa begitu saja, pada saat itulah kita harus datang lebih lagi pada Tuhan.
Jika kita memperhatikan secara jelas kisah perempuan Kanaan ini, kita dapat melihat bahwa perempuan Kanaan ini memiliki sikap hati yang tidak mudah menyerah dan putus asa sehingga Yesus berkata kepadanya, ”Hai ibu, besar imanmu.” Bagaimana perempuan Kanaan ini dapat memiliki sikap yang tidak mudah menyerah dan putus asa ketika tantangan penolakan dari murid-murid Yesus dan sikap Yesus yang acuh ketika perempuan tersebut memohon kesembuhan untuk anaknya? Yang pertama adalah, berpikir positif (ayat 22).
Pada waktu itu orang Kanaan mempunyai image negatif karena dianggap oleh orang Israel akan membawa pengaruh buruk. Dalam keadaan tersebut perempuan Kanaan itu tidak berkecil hati, tapi dia berpikir positif (Filipi. 4:8) dengan menghampiri Tuhan Yesus. Kedua, tidak mudah terpengaruh oleh keadaan (ayat 23). Walaupun murid-murid Yesus meminta-Nya untuk menyuruh perempuan Kanaan itu pergi, tetapi perempuan itu tetap tegar untuk tidak meninggalkan Yesus. Ketiga, merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengandalkan Dia (ayat 27). Kita tidak bisa mengandalkan segala sesuatu yang ada pada diri kita, baik kekayaan, kepandaian, ataupun jabatan kita. Hanya kepada Dia sajalah kita berharap. Kita harus mengandalkan Tuhan karena tanpa Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa; hanya Dia yang dapat meluruskan jalan kita; hanya dengan Dia saja kita mampu menanggung segala perkara. Keempat, bertekun dalam iman yang benar (ayat 28). Kita harus percaya kepada Allah dalam segala keadaan dan tetap setia kepada-Nya, bahkan ketika dalam tantangan atau kesulitan yang besar dan sepertinya Tuhan tidak memperhatikan. Sadarilah bahwa ini adalah ujian iman.
Belajar dari perempuan Kanaan di atas, sebagai anak Tuhan yang mengimani bahwa Tuhan ada di dalam segala perkara yang kita hadapi, kita harus percaya bahwa Tuhan pasti menolong. Percaya janji Tuhan adalah ya dan amin! Tanamkan dalam pikiran kita, segala yang Tuhan janjikan melalui Firman-Nya tidak akan ditarik kembali dan Tuhan tidak akan pernah mengingkari apa yang dijanjikan-Nya, dan jangan mudah menyerah dan putus asa dalam menghadapi setiap tantangan dan persoalan hidup. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|