|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pengampunan kita terhadap orang lain didasarkan pada pengampunan Tuhan Yesus kepada kita, maka ampunilah mereka sama seperti Kristus sudah mengampuni kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Harga Sebuah Pengampunan |
|
Harga Sebuah Pengampunan |
|
Jumat, 07 November 2014 | Tema: Forgiven to Forgive |
|
|
|
|
|
Harga Sebuah Pengampunan |
|
1 Yohanes 1:9; Matius 6:14-15 |
|
|
|
|
|
|
Ibu Yohana, suatu saat bercerita kepada seorang hamba Tuhan tentang pergumulan yang dihadapi dalam keluarganya. Melihat sepintas kehidupan keluarga ini tampak baik-baik saja dan hubungan yang harmonis, serta rukun sepertinya tidak menunjukkan ada masalah. Namun setelah ibu Yohana bercerita barulah mengerti bahwa keluarga tersebut memiliki pergumulan yang serius tentang suaminya yang memiliki wanita simpanan di kota lain, tempat si suami bekerja. Sudah lebih dari tiga kali dia mengampuni suaminya dan berusaha menyadarkan suami tentang arti penting dari keluarga Kristen. Namun tetap saja peristiwa itu berulang kembali sampai akhirnya si ibu putus asa dan kehabisan akal, sehingga kali ini ia tidak mau lagi mengampuni suaminya. Akhirnya lewat percakapan pastoral oleh hamba Tuhan, ibu Yohana disadarkan dan mau mengampuni suaminya meskipun luka hatinya sudah semakin dalam. Dia tidak mau dikuasai oleh luka hati tersebut. Dia rindu mengalami kebebasan dan kemerdekaan di dalam Kristus.
Nats renungan hari ini berbicara tentang pengampunan kepada orang lain yang melukai hati kita. Biasanya orang yang paling sering melukai hati kita adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan kita. Merekalah yang sehari-hari bersama dengan kita dan tinggal di sekitar kita berpotensi menimb...selengkapnya » |
Ibu Yohana, suatu saat bercerita kepada seorang hamba Tuhan tentang pergumulan yang dihadapi dalam keluarganya. Melihat sepintas kehidupan keluarga ini tampak baik-baik saja dan hubungan yang harmonis, serta rukun sepertinya tidak menunjukkan ada masalah. Namun setelah ibu Yohana bercerita barulah mengerti bahwa keluarga tersebut memiliki pergumulan yang serius tentang suaminya yang memiliki wanita simpanan di kota lain, tempat si suami bekerja. Sudah lebih dari tiga kali dia mengampuni suaminya dan berusaha menyadarkan suami tentang arti penting dari keluarga Kristen. Namun tetap saja peristiwa itu berulang kembali sampai akhirnya si ibu putus asa dan kehabisan akal, sehingga kali ini ia tidak mau lagi mengampuni suaminya. Akhirnya lewat percakapan pastoral oleh hamba Tuhan, ibu Yohana disadarkan dan mau mengampuni suaminya meskipun luka hatinya sudah semakin dalam. Dia tidak mau dikuasai oleh luka hati tersebut. Dia rindu mengalami kebebasan dan kemerdekaan di dalam Kristus.
Nats renungan hari ini berbicara tentang pengampunan kepada orang lain yang melukai hati kita. Biasanya orang yang paling sering melukai hati kita adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan kita. Merekalah yang sehari-hari bersama dengan kita dan tinggal di sekitar kita berpotensi menimbulkan kekecewaan dan akar pahit. Tetapi tahukah kita bahwa tindakan mereka yang menyakitkan hati kita bisa dipakai Allah untuk membentuk karakter kita dalam hal kerendahan hati dan pengampunan kepada orang lain.
Kita mengampuni karena dosa-dosa kita telah diampuni, oleh sebab itu kitapun mengampuni kesalahan orang lain. Ingatlah, ketika kita tidak bersedia mengampuni orang lain, maka Allah juga tidak mengampuni kita. Tentunya Iblis akan memakai kepahitan tersebut untuk menjerat hidup kita. Tuhan Yesus adalah teladan bagi kita dalam hal mengampuni ketika Dia disalibkan. Ada harga yang harus dibayar oleh Tuhan Yesus untuk mengampuni dosa kita, maka kitapun harus membayar harga untuk mengampuni orang lain. Bagaimana dengan hidup Saudara saat ini? Apakah yang menjadi penghalang utama dalam mengampuni orang lain? Pandanglah Tuhan Yesus di kayu salib, maka kita pasti dimampukan untuk mengampuni orang lain. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|