|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hasrat untuk menyembah Tuhan akan membawa dampak yang baik bagi sesama. Perjuangkanlah hasrat tersebut karena itulah yang dicari oleh Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hasrat Menyembah, Hasrat Berdampak |
|
Hasrat Menyembah, Hasrat Berdampak |
|
Rabu, 18 November 2015 | Tema: Hasrat Untuk Menyembah |
|
|
|
|
|
Hasrat Menyembah, Hasrat Berdampak |
|
Markus 1:35 |
|
|
|
|
|
|
“Hati-hati dengan uang!” seru Sambey, “Hasrat akan uang bisa memaksa orang menjadi jahat. Dampaknya tak peduli kerusakan alam bahkan jika perlu nyawa orang lain dikorbankan.” “Tul.. betul. Kasus penambangan pasir liar dan pembakaran hutan baru-baru ini adalah contoh konkretnya”, kata Benay menyetujui.
“Hati-hati dengan perut!” seru Sambey. “Emangnya ada apa dengan perut?” tanggap Benay spontan sambil memegang perut buncitnya. “Jika perut rakyat lapar, rakyat menjadi marah. Kemarahannya mampu menggulingkan kekuasaan yang kuat sekalipun!” kata Sambey. “Wah, ini menjadi peringatan bagi kekuasaan yang tidak memperhatikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”, kata Benay menambahkan.
“Hati-hati dengan hasrat untuk menyembah Tuhan!” seru Sambey. “Lho, kok aneh! Emangnya kenapa?” tanya Benay. “Hasrat menyembah Tuhan akan mengubah hidup seseorang”, jawab Sambey, “Dia tidak akan gila hormat, sebab Tuhan satu-satunya yang layak menerima segala hormat. Dia akan memperhatikan o...selengkapnya » |
“Hati-hati dengan uang!” seru Sambey, “Hasrat akan uang bisa memaksa orang menjadi jahat. Dampaknya tak peduli kerusakan alam bahkan jika perlu nyawa orang lain dikorbankan.” “Tul.. betul. Kasus penambangan pasir liar dan pembakaran hutan baru-baru ini adalah contoh konkretnya”, kata Benay menyetujui.
“Hati-hati dengan perut!” seru Sambey. “Emangnya ada apa dengan perut?” tanggap Benay spontan sambil memegang perut buncitnya. “Jika perut rakyat lapar, rakyat menjadi marah. Kemarahannya mampu menggulingkan kekuasaan yang kuat sekalipun!” kata Sambey. “Wah, ini menjadi peringatan bagi kekuasaan yang tidak memperhatikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”, kata Benay menambahkan.
“Hati-hati dengan hasrat untuk menyembah Tuhan!” seru Sambey. “Lho, kok aneh! Emangnya kenapa?” tanya Benay. “Hasrat menyembah Tuhan akan mengubah hidup seseorang”, jawab Sambey, “Dia tidak akan gila hormat, sebab Tuhan satu-satunya yang layak menerima segala hormat. Dia akan memperhatikan orang lain dan membawa kabar baik kepada mereka, sebab ia sendiri telah mengalami kebaikan Tuhan.”
Benay manggut-manggut memahami maksud sahabatnya itu.
Hasrat Tuhan Yesus untuk dekat dengan Bapa-Nya tidak dapat dipungkiri. Dia suka sekali mencari tempat yang sunyi - biasanya di atas bukit - untuk membenamkan diri-Nya dalam doa. Kita tidak tahu isi doa Tuhan kala itu. Tetapi kiranya doa-Nya tidak melulu diisi dengan permintaan-permintaan, melainkan dengan keintiman yang lekat-erat dengan Bapa. Dari keintiman dengan Sang Bapa, mengalirlah sikap yang merdeka untuk fokus melakukan kehendak Bapa. Tuhan Yesus tidak silau dengan kehormatan bagi diri-Nya sendiri meskipun kesempatan itu ada. Bukankah Tuhan justru pergi ke tempat lain ketika Dia sudah menjadi begitu terkenal di Kapernaum dan dicari banyak orang. Dia pergi ke tempat lain pun lagi-lagi untuk melakukan kehendak Bapa, yaitu memberitakan kabar baik.
Jemaat yang terkasih, apa yang menjadi hasrat kita akan dirasakan dampaknya oleh orang lain. Kita tahu bahwa orang yang berhasrat pada harta akan berdampak buruk bagi orang lain. Entah dalam bentuk korupsi, penipuan, berlaku tidak adil, bermental raja-tega, dan lain-lain. Kita juga tahu bahwa orang yang berhasrat pada kehormatan diri sendiri akan bersikap sombong, iri-dengki, suka memfitnah orang lain. Jauhilah hasrat-hasrat itu! Berhasratlah untuk menyembah Tuhan. Jika motivasi kita benar niscaya dampak baik dari hidup kita akan dialami oleh orang lain dan menjadi berkat bagi mereka. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|