|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hati yang murni menunjukkan kualitas iman kita yang unggul dan bernilai tinggi. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hati Yang Murni |
|
Hati Yang Murni |
|
Rabu, 23 September 2015 | Tema: Pribadi Unggul |
|
|
|
|
|
Hati Yang Murni |
|
1 Timotius 1:18-20 |
|
|
|
|
|
|
Program televisi “Investigasi” menyajikan berita tentang kecurangan-kecurangan yang sering dilakukan oleh pedagang, para produsen, dan sebagainya. Salah satu sajian berita yang pernah ditayangkan adalah penjual madu botol. Seorang penjual atau produsen madu melakukan rekayasa sedemikian rupa untuk membuat madu dengan bahan tertentu yang menyerupai madu asli. Hal tersebut dilakukan supaya menghemat biaya pengeluaran untuk mendapatkan pemasukan yang jauh lebih menguntungkan. Jika dibanding dengan madu yang asli atau murni, penjualannya memang lebih mahal tetapi untuk mendapatkan madu asli juga perlu biaya yang lebih mahal. Sehingga banyak oknum produsen madu yang melakukan kecurangan untuk kepentingan pribadi dengan merekayasa madu buatan dari bahan tertentu, misalnya gula dicampur sedikit pewarna supaya seperti madu asli. Bahkan masih banyak hal lainnya yang tidak lagi mempertahankan kemurnian atau keaslian suatu kualitas tertentu.
Timotius, yang tidak lain adalah anak pelayanan Paulus, orang kepercayaan Paulus diberikan suatu tanggung jawab yang besar dalam pelayanannya. Di tengah-tengah kehidupannya, ada beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni, terpengaruh oleh berbagai ajaran sesat, bahkan di antara mereka ada yang imannya kandas. Namun Paulus menget...selengkapnya » |
Program televisi “Investigasi” menyajikan berita tentang kecurangan-kecurangan yang sering dilakukan oleh pedagang, para produsen, dan sebagainya. Salah satu sajian berita yang pernah ditayangkan adalah penjual madu botol. Seorang penjual atau produsen madu melakukan rekayasa sedemikian rupa untuk membuat madu dengan bahan tertentu yang menyerupai madu asli. Hal tersebut dilakukan supaya menghemat biaya pengeluaran untuk mendapatkan pemasukan yang jauh lebih menguntungkan. Jika dibanding dengan madu yang asli atau murni, penjualannya memang lebih mahal tetapi untuk mendapatkan madu asli juga perlu biaya yang lebih mahal. Sehingga banyak oknum produsen madu yang melakukan kecurangan untuk kepentingan pribadi dengan merekayasa madu buatan dari bahan tertentu, misalnya gula dicampur sedikit pewarna supaya seperti madu asli. Bahkan masih banyak hal lainnya yang tidak lagi mempertahankan kemurnian atau keaslian suatu kualitas tertentu.
Timotius, yang tidak lain adalah anak pelayanan Paulus, orang kepercayaan Paulus diberikan suatu tanggung jawab yang besar dalam pelayanannya. Di tengah-tengah kehidupannya, ada beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni, terpengaruh oleh berbagai ajaran sesat, bahkan di antara mereka ada yang imannya kandas. Namun Paulus mengetahui potensi yang ada di dalam diri Timotius. Paulus melihat bahwa Timotius adalah orang yang berjuang untuk suatu kebaikan. Ia tetap mempertahankan iman dan hati nuraninya yang murni walaupun di sekelilingnya banyak yang telah menolaknya.
Perjuangan Timotius dihargai oleh Paulus dengan memberi sebuah kepercayaan kepadanya, yaitu suatu tanggung jawab yang besar untuk membawa jemaat-jemaat Tuhan yang terombang-ambingkan dengan berbagai pengajaran agar kembali kepada iman dan hati nuraninya yang murni.
Lalu bagaimana dengan kita? Dalam kondisi kehidupan di zaman akhir ini banyak masalah, banyak godaan, dan banyak pengajaran yang menyesatkan. Akankah kita tetap memperjuangkan suatu perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani kita yang murni? Untuk menjadi pribadi yang unggul hendaknya kita terus memiliki hati yang murni, tanpa serong ke kanan ataupun ke kiri. Karena dengan kemurnian hati terlihat kualitas iman kita yang unggul. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|