|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ’Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. [ayat 24] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hidup Adalah Pilihan |
|
Hidup Adalah Pilihan |
|
Minggu, 26 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Hidup Adalah Pilihan |
|
Matius 16:21-26 |
|
|
|
|
|
|
Hidup adalah pilihan
Matius 16:21-26
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ’Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. [ayat 24]
Ada pepatah mengatakan: ’Hidup adalah pilihan.’ Kemana arah hidup kita tergantung pada pilihan kita. Menjadi murid Kristus adalah masalah pilihan hidup. Apakah kita murid Kristus yang sejati atau tidak terlihat dari bagaimana kita membuat keputusan dalam hidup ini.
Ayat 21 mengatakan: ’Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’ Menjelang akhir perjalanan hidup-Nya di dunia ini Yesus mengajarkan apa yang harus dilakukan oleh seorang murid dalam menentukan arah hidupnya. Yesus mengajarkan bahwa seorang murid harus memilih untuk mengikuti rencana dan kehendak Bapa di sorga. Sepert...selengkapnya » |
Hidup adalah pilihan
Matius 16:21-26
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ’Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. [ayat 24]
Ada pepatah mengatakan: ’Hidup adalah pilihan.’ Kemana arah hidup kita tergantung pada pilihan kita. Menjadi murid Kristus adalah masalah pilihan hidup. Apakah kita murid Kristus yang sejati atau tidak terlihat dari bagaimana kita membuat keputusan dalam hidup ini.
Ayat 21 mengatakan: ’Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’ Menjelang akhir perjalanan hidup-Nya di dunia ini Yesus mengajarkan apa yang harus dilakukan oleh seorang murid dalam menentukan arah hidupnya. Yesus mengajarkan bahwa seorang murid harus memilih untuk mengikuti rencana dan kehendak Bapa di sorga. Seperti yang Yesus sedang lakukan, yaitu Dia sedang menuju ke Yerusalem, sekalipun di sana Dia harus menanggung banyak penderitaan, bahkan mengalami kematian. Dia tahu bahwa tujuan hidup-Nya di dunia ini adalah malaksanakan apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya, yaitu menebus dosa manusia dengan cara mati di atas kayu salib.
Ada pilihan yang harus diambil oleh Yesus. Dia bisa memilih untuk menghindar dari rencana Bapa dan mencari kenyamanan buat diri-Nya sendiri. Tetapi Dia tidak mengambil pilihan itu. Dia memilih untuk menerima dan menjalani kehendak Bapa-Nya. Sebab itu Yesus memilih untuk pergi ke Yerusalem. Yesus memilih jalan yang akan membawa-Nya kepada salib untuk menebus dosa manusia, karena itulah kehendak Bapa di sorga.
Bagi Petrus pilihan yang diambil Yesus itu tidak masuk akal. Sebab itu dia menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ’Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’ [ayat 22]. Itu adalah pikiran manusiawi. Pikiran manusiawi selalu cenderung mencari kenyamanan dan menghindari penderitaan. Pikiran manusiawi mencari kesenangan untuk dirinya sendiri. Tetapi Yesus mengajarkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Yang dipikirkan Allah adalah agar anak-anak-Nya percaya kepada-Nya, percaya akan kebaikan rencana-Nya, dan menjalani rencana Allah itu dengan penuh percaya dan penyerahan diri. Setiap orang yang mengambil pilihan itu dan menjalani rencana-Nya akan menuju kepada hidup yang penuh kemuliaan. Seperti apa yang dikatakan Yesus: ’Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.’ [ayat 25].
Hidup adalah pilihan, pilihan apa yang kita ambil? Mencari kenyamanan diri sendiri ataukah mengikuti kehendak Allah?
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|