|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang yang memprioritaskan Tuhan dan kebenaran-Nya, hidupnya pasti dipelihara oleh Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hidup Zonder Kuatir |
|
Hidup Zonder Kuatir |
|
Kamis, 04 September 2014 | Tema: Church Identity |
|
|
|
|
|
Hidup Zonder Kuatir |
|
Matius 6:25-34 |
|
|
|
|
|
|
Di balik sosoknya yang gembul, Benay adalah pribadi yang memiliki gairah rohani tinggi. Ia gemar mendengarkan kotbah-kotbah Pdt. Itong yang bersemangat dan menggelembungkan euphoria kekristenan. Pada berbagai kesempatan, Pdt. Itong “menubuatkan” bahwa Benay akan menerima berkat berkelimpahan, yaitu menjadi milyarder mendadak. Benay yakin sekali dengan “nubuatan” itu. Apalagi kondisinya saat ini masih kudangan alias kurang sandang-pangan. Nasihat Pdt. Itong agar sembari menunggu penggenapannya, ia harus rajin berdoa, beribadah, dan tentu saja rajin bekerja. Benay pun menurutinya. Sambil bekerja sebagai loper koran, ia tak lupa untuk berdoa. Segala macam kategori ibadah selalu ia hadiri.
Tetapi semakin lama menunggu, semakin ia frustrasi.
Jangankan milyaran rupiah, butuh ce ban saja ia harus ngutang pada Sambey, sahabatnya itu. Tanpa disadari, jiwanya makin rapuh. Ia dihinggapi keragu-raguan akan kasih Tuhan. Ia makin mudah digelayuti kekuatiran akan kebutuhan sandang-pangannya. Ia tidak lagi bisa berdoa dan beribadah dengan tulus karena dimotivasi oleh berkat.
Jemaat yang terkasih. Tuhan tahu bahwa sandang-pangan adalah kebutuhan setiap orang. Tuhan pun tahu bahwa...selengkapnya » |
Di balik sosoknya yang gembul, Benay adalah pribadi yang memiliki gairah rohani tinggi. Ia gemar mendengarkan kotbah-kotbah Pdt. Itong yang bersemangat dan menggelembungkan euphoria kekristenan. Pada berbagai kesempatan, Pdt. Itong “menubuatkan” bahwa Benay akan menerima berkat berkelimpahan, yaitu menjadi milyarder mendadak. Benay yakin sekali dengan “nubuatan” itu. Apalagi kondisinya saat ini masih kudangan alias kurang sandang-pangan. Nasihat Pdt. Itong agar sembari menunggu penggenapannya, ia harus rajin berdoa, beribadah, dan tentu saja rajin bekerja. Benay pun menurutinya. Sambil bekerja sebagai loper koran, ia tak lupa untuk berdoa. Segala macam kategori ibadah selalu ia hadiri.
Tetapi semakin lama menunggu, semakin ia frustrasi.
Jangankan milyaran rupiah, butuh ce ban saja ia harus ngutang pada Sambey, sahabatnya itu. Tanpa disadari, jiwanya makin rapuh. Ia dihinggapi keragu-raguan akan kasih Tuhan. Ia makin mudah digelayuti kekuatiran akan kebutuhan sandang-pangannya. Ia tidak lagi bisa berdoa dan beribadah dengan tulus karena dimotivasi oleh berkat.
Jemaat yang terkasih. Tuhan tahu bahwa sandang-pangan adalah kebutuhan setiap orang. Tuhan pun tahu bahwa kebutuhan akan sandang-pangan dapat memicu kekuatiran. Setiap orang berusaha agar sandang-pangannya terjamin. Maka terjadilah persaingan bebas dalam memburu sandang-pangan. Asumsinya, jika sandang-pangan terjamin maka hidup bebas dari kekuatiran. Dalam persaingan itu berlakukan hukum asu gedhe menang kerahe. Yang menang disebut kaya, makin terjamin sandang-pangannya. Yang kalah disebut miskin, makin sulit sandang-pangannya. Tetapi asumsi di atas ternyata salah. Orang kaya tidak berarti pasti bebas dari kekuatiran. Buktinya, meskipun sudah kaya banyak bangsa yang tidak mengenal Allah terus memburu sandang-pangan dengan rakusnya. Apalagi orang miskin, wajar jika kekuatiran akan sandang-pangan mudah menghantuinya setiap saat. Dalam kenyataan ini, Tuhan ingin setiap orang mengubah motivasi hidupnya. Dari hidup untuk memburu sandang-pangan, berbalik ke arah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Dengan jalan ini setiap orang akan hidup zonder kuatir.
Jemaat yang terkasih. Mudahkah kita menerima jalan Tuhan agar hidup tidak kuatir? Syukur jika kita mudah menerimanya dan mau menghayatinya dalam hidup ini. Mengingat banyak orang tidak mudah menerima jalan Tuhan karena mereka telah memiliki jalan sendiri untuk bebas dari kuatir, yaitu berkat materi (uang). Malahan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, mereka lakukan dengan motivasi untuk mendapatkan jaminan berkat. Ah... kita memang butuh uang, kita tidak menolak berkat, tetapi janganlah hidup kita dimotivasi olehnya. Karena hasilnya hanyalah kekuatiran semata. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|