|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Cintailah Gerejamu, bertumbuhlah di sana, dan kembangkan gerejamu untuk menjadi alat bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Home Sick |
|
Home Sick |
|
Kamis, 18 September 2014 | Tema: Church Identity |
|
|
|
|
|
Home Sick |
|
Kisah Para Rasul 2:41-47 |
|
|
|
|
|
|
Sepak bola Indonesia tidak pernah kekurangan pemain bertalenta dari masa ke masa. Oleh sebab itulah tidak sedikit dari beberapa Klub luar negri naksir berat dengan beberapa pemain Indonesia dan menawari mereka untuk bermain di luar Indonesia. Sebut saja nama, Ricky Yakobi, Bima Sakti, Kurniawan, Bambang Pamungkas, Rocky Putiray, Andik Vermansyah, dan Irfan Bachdim adalah beberapa nama pemain yang pernah merumput di kompetisi sepak bola di luar Indonesia. Namun sayangnya, sejarah mencatat bahwa karir pemain Indonesia di uar negri tidak pernah bertahan lama. Karir mereka sebagian besar rata-rata hanya bertahan sekitar satu hingga dua tahun saja. Salah satu harian olah raga nasional pernah mengulas tentang hal ini dan menyebutkan bahwa selain karena persaingan yang sangat ketat, ada satu faktor lain yang menyebabkan para pemain Indonesia gagal bersaing di luar negri. Faktor itu adalah Home Sick atau “kangen” kampung halaman, atau dengan kata lain tidak betah tinggal di luar Indonesia. Home sick ini disebabkan karena adanya perasaan sendiri di negeri orang, merasa asing dan tidak ada teman di tempat yang baru.
Apakah Anda mengalami Home sick ketika berada di gereja? Banyak orang merasa tidak nyaman beribadah di gereja karena alasan merasa sendiri, tidak ada yang memperha...selengkapnya » |
Sepak bola Indonesia tidak pernah kekurangan pemain bertalenta dari masa ke masa. Oleh sebab itulah tidak sedikit dari beberapa Klub luar negri naksir berat dengan beberapa pemain Indonesia dan menawari mereka untuk bermain di luar Indonesia. Sebut saja nama, Ricky Yakobi, Bima Sakti, Kurniawan, Bambang Pamungkas, Rocky Putiray, Andik Vermansyah, dan Irfan Bachdim adalah beberapa nama pemain yang pernah merumput di kompetisi sepak bola di luar Indonesia. Namun sayangnya, sejarah mencatat bahwa karir pemain Indonesia di uar negri tidak pernah bertahan lama. Karir mereka sebagian besar rata-rata hanya bertahan sekitar satu hingga dua tahun saja. Salah satu harian olah raga nasional pernah mengulas tentang hal ini dan menyebutkan bahwa selain karena persaingan yang sangat ketat, ada satu faktor lain yang menyebabkan para pemain Indonesia gagal bersaing di luar negri. Faktor itu adalah Home Sick atau “kangen” kampung halaman, atau dengan kata lain tidak betah tinggal di luar Indonesia. Home sick ini disebabkan karena adanya perasaan sendiri di negeri orang, merasa asing dan tidak ada teman di tempat yang baru.
Apakah Anda mengalami Home sick ketika berada di gereja? Banyak orang merasa tidak nyaman beribadah di gereja karena alasan merasa sendiri, tidak ada yang memperhatikan, bosan, tidak ada pengurus atau teman yang peduli. Sehingga kelanjutannya kita lebih merindukan pulang ke rumah secepatnya atau rindu mendatangi gereja yang “lebih peduli”. Bila itu terjadi pada Anda, itu tandanya Anda sedang terserang Home Sick. Lalu siapa yang seharusnya bertanggung jawab agar Anda tidak Home sick? “Pendetanya dong”, “ah... bukan pendeta, tetapi Gembalanya, kan dia pemimpinnya”, “tidak bisa hanya Gembala, tetapi semua pengurus, Rohaniwan, Diaken, Penatua, aktifis, pokoknya semua yang aktif di gereja deh....” Itulah Celetukan opini dari sebagian orang tentang hal ini.
Perhatikanlah cara hidup jemaat mula-mula yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2:41-47. Kisah ini diawali dengan khotbah Petrus yang membawa perubahan hidup. Jemaat yang pertama mendapat pencurahan Roh Kudus. Setelah itu, cara mereka beribadah pun diperbarui. Ibadah yang selama ini dijalankan biasa-biasa saja, kini berubah menjadi kebutuhan mutlak. Jemaat memiliki kehausan yang mendalam akan firman Tuhan. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan. Setiap hari mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (ayat 42). Peristiwa-peristiwa ajaib terjadi sebagai bukti penyertaan Tuhan atas firman-Nya. Dan lebih hebat lagi, Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan (ayat 47). Inti dari kisah ini adalah bahwa ibadah atau persekutuan yang mendatangkan berkat bagi semua orang, ada kesehatian ada kehidupan saling peduli adalah tugas dari semua. Mengapa demikian? Karena semua adalah tubuh Kristus yang memiliki peran masing-masing untuk membuat suasana yang antusias dalam setiap ibadah. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan gereja sebagai “tempat yang nyaman” bagi kita. Ada kehidupan saling berbagi, saling peduli dan saling memperhatikan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|