|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” [Yosua 24:15] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Imam Dalam Keluarga |
|
Imam Dalam Keluarga |
|
Rabu, 27 April 2016 | Tema: Imamat Yang Rajani |
|
|
|
|
|
Imam Dalam Keluarga |
|
1 Korintus 7:14-16 |
|
|
|
|
|
|
Dalam masa anugrah atau masa perjanjian baru ini setiap orang yang mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya tidak saja memperoleh anugerah keselamatan kekal dalam Kerajaan Sorga, tetapi selagi hidup di dunia ini juga dipanggil sebagai imam-imam Allah [1 Petrus 2:9]. Imam dalam kamus bahasa Indonesia selain mempunyai arti orang yang memimpin upacara dalam ibadah, juga berarti pemimpin, yaitu memimpin orang lain untuk datang kepada Tuhan.
Ada banyak yang merasa cukup dengan ibadah setahun sekali pada waktu natalan atau cukup dengan percaya atau yang penting percaya dan tidak perduli dengan orang lain yang belum percaya. Tidak perduli terhadap suami atau istri; tidak perduli terhadap anak-anaknya. Dengan kata lain, mereka kurang berfungsi seperti apa yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan dalam kehidupan keseharian. Sadar atau tidak setiap kita dipanggil sebagai pemimpin. Minimal memimpin diri sendiri atau memimpin keluarga kita.
Dalam bacaan di atas, Paulus...selengkapnya » |
Dalam masa anugrah atau masa perjanjian baru ini setiap orang yang mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya tidak saja memperoleh anugerah keselamatan kekal dalam Kerajaan Sorga, tetapi selagi hidup di dunia ini juga dipanggil sebagai imam-imam Allah [1 Petrus 2:9]. Imam dalam kamus bahasa Indonesia selain mempunyai arti orang yang memimpin upacara dalam ibadah, juga berarti pemimpin, yaitu memimpin orang lain untuk datang kepada Tuhan.
Ada banyak yang merasa cukup dengan ibadah setahun sekali pada waktu natalan atau cukup dengan percaya atau yang penting percaya dan tidak perduli dengan orang lain yang belum percaya. Tidak perduli terhadap suami atau istri; tidak perduli terhadap anak-anaknya. Dengan kata lain, mereka kurang berfungsi seperti apa yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan dalam kehidupan keseharian. Sadar atau tidak setiap kita dipanggil sebagai pemimpin. Minimal memimpin diri sendiri atau memimpin keluarga kita.
Dalam bacaan di atas, Paulus mengingatkan jemaat di Korintus, juga setiap kita, untuk memimpin keluarga. Sebagai suami atau istri yang mempercayai Tuhan dapat membawa suami atau istri yang belum percaya untuk datang kepada Tuhan dengan melalui iman percayanya dan kehidupannya [1 Petrus 3:1-7]. Sebagai orangtua dapat membawa anak-anak untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan untuk beribadah sesuai kerinduan kita.
Jemaat yang terkasih, sebagai Imamat yang Rajani dari ketetapan dan keputusan Tuhan, mari kita berfungsi untuk mendoakan suami, istri, orangtua, anak-anak kita. Dan juga membawa mereka untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga setiap lutut bertelut, setiap lidah mengaku Yesus Kristus itu Tuhan [Efesus 2:11].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|