Home » Renungan » Iman : Warisan Yang Bernilai Abadi
Iman : Warisan Yang Bernilai Abadi
Rabu, 11 Februari 2015 | Tema: Love In Action
Iman : Warisan Yang Bernilai Abadi
2 Timotius 1:5
Seorang penulis buku mengawali tulisannya dengan sebuah tantangan. Hidup adalah mewaris; mewarisi dan mewariskan. Kita mewarisi banyak hal dari generasi masa lampau dan mewariskan banyak pula kepada generasi mendatang. Karena itu, hidup diukur dengan tantangan: apa yang telah kita warisi dan apa yang akan kita wariskan?
Timotius seorang pemuda yang baik dan setia kepada Tuhan. Ia adalah murid Paulus yang kemudian menjadi rekan sekerja yang sehati dan sepikir dengan Paulus dalam pemberitaan Injil Kristus (Filipi 2:20). Dari mana ia memperoleh warisan iman? Dari Lois dan Ibunya, Eunike. Alkitab (2 Timotius 2:5) menulis: “....iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan Ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” Iman yang hidup bukan sekedar yang diam atau tinggal, tetapi Iman yang berakar, bertumbuh dan menghasilkan sesuatu. Melalui neneknya dan ibunya, Timotius mewarisi iman yang membawa keselamatan dan jaminan hidup kekal. Warisan iman adalah harta yang bernilai abadi.
Pendidikan iman yang paling baik adalah dari orangtua dan yang diberikan sejak dini akan berakar menjadi kuat. Siraman firman Tuhan akan menjadikan iman bertumbuh dan mengh...selengkapnya »
Seorang penulis buku mengawali tulisannya dengan sebuah tantangan. Hidup adalah mewaris; mewarisi dan mewariskan. Kita mewarisi banyak hal dari generasi masa lampau dan mewariskan banyak pula kepada generasi mendatang. Karena itu, hidup diukur dengan tantangan: apa yang telah kita warisi dan apa yang akan kita wariskan?
Timotius seorang pemuda yang baik dan setia kepada Tuhan. Ia adalah murid Paulus yang kemudian menjadi rekan sekerja yang sehati dan sepikir dengan Paulus dalam pemberitaan Injil Kristus (Filipi 2:20). Dari mana ia memperoleh warisan iman? Dari Lois dan Ibunya, Eunike. Alkitab (2 Timotius 2:5) menulis: “....iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan Ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” Iman yang hidup bukan sekedar yang diam atau tinggal, tetapi Iman yang berakar, bertumbuh dan menghasilkan sesuatu. Melalui neneknya dan ibunya, Timotius mewarisi iman yang membawa keselamatan dan jaminan hidup kekal. Warisan iman adalah harta yang bernilai abadi.
Pendidikan iman yang paling baik adalah dari orangtua dan yang diberikan sejak dini akan berakar menjadi kuat. Siraman firman Tuhan akan menjadikan iman bertumbuh dan menghasilkan sesuatu. Orangtua akan berbahagia menyaksikan anak anak hidup takut akan Tuhan dan berjalan di jalan yang benar. Orangtua tidak perlu takut dan khawatir, di manapun anak-anak berada akan diberkati dan menjadi berkat.
Ada banyak orang bekerja keras mengumpulkan harta kekayaan sebanyak -banyaknya demi masa depan anak cucu. Ada juga yang berusaha sekeras-kerasnya untuk memberikan pendidikan setinggi-tingginya kepada anak-anak karena mereka berpandangan bahwa ilmu lebih penting dari harta kekayaan manapun. Mana yang lebih baik? Semuanya baik. Tetapi ingatlah, ada satu hal yang paling baik dan paling penting di atas segalanya, yaitu warisan iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang bernilai abadi.