|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ingin Menuai Kebaikan? |
|
Ingin Menuai Kebaikan? |
|
Minggu, 15 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Ingin Menuai Kebaikan? |
|
Hosea 10:12 |
|
|
|
|
|
|
Hosea 10:12
Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Sebelum mengerjakan sesuatu orang pasti akan berpikir: ’Jika aku mengerjakan ini, apa manfaatnya?’ Lebih dari itu: ’Apa manfaatnya bagi diriku?’
Orang tidak akan mengerjakan hal yang dia anggap tak berguna. Atau sekalipun dia mengerjakannya, dia akan melakukan dengan setengah hati. Kita seringkali menjadi lemah ketika kita hendak melakukan suatu perbuatan baik, karena kita bertanya: ’Apa yang aku lakukan ini ada manfaatnya? Apa manfaatnya bagi diriku? Kelihatannya cuma menguntungkan bagi orang lain dan menyusahkan diriku sendiri.’ Lalu kita urung melakukan perbuatan baik itu. Itu sebabnya banyak orang yang sempat punya keinginan untuk berbuat baik, tapi kemudian menunda atau membatalkan niatnya.
Firman Tuhan berkata: Menaburlah bagimu. Perhatikan kata: ’bagimu’,...selengkapnya » |
Hosea 10:12
Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Sebelum mengerjakan sesuatu orang pasti akan berpikir: ’Jika aku mengerjakan ini, apa manfaatnya?’ Lebih dari itu: ’Apa manfaatnya bagi diriku?’
Orang tidak akan mengerjakan hal yang dia anggap tak berguna. Atau sekalipun dia mengerjakannya, dia akan melakukan dengan setengah hati. Kita seringkali menjadi lemah ketika kita hendak melakukan suatu perbuatan baik, karena kita bertanya: ’Apa yang aku lakukan ini ada manfaatnya? Apa manfaatnya bagi diriku? Kelihatannya cuma menguntungkan bagi orang lain dan menyusahkan diriku sendiri.’ Lalu kita urung melakukan perbuatan baik itu. Itu sebabnya banyak orang yang sempat punya keinginan untuk berbuat baik, tapi kemudian menunda atau membatalkan niatnya.
Firman Tuhan berkata: Menaburlah bagimu. Perhatikan kata: ’bagimu’, berarti bagi diri kita sendiri. Jika kita menabur kebaikan maka sebenarnya kita menabur untuk kepentingan diri kita sendiri. Kita sendirilah yang akan menikmati hasilnya nanti, bukan orang lain. Firman Tuhan berkata: ’Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.’ [2 Timotius 2:6]. Benih kebaikan yang kita taburkan tidak pernah sia-sia atau terbuang dengan percuma. Keyakinan ini akan membuat kita giat untuk melakukan perbuatan baik.
’Menaburlah bagimu’ juga berarti bahwa masing-masing kita punya tanggung jawab untuk menabur benih kebaikan. Kita sendirilah yang harus menabur benih itu untuk masa depan kita. Kita sendirilah yang harus berjerih lelah untuk panen yang akan kita petik nanti, bukan orang lain. Jangan bergantung pada orang lain yang akan menabur untuk kita. Kita sendiri yang harus menabur. Jika kita ingin menuai kebaikan di masa yang akan datang, saat ini kita harus menabur benih kebaikan.
Jadi, teruslah menabur benih kebaikan. Jangan jemu-jemu berbuat baik. Setiap perbuatan baik pasti akan menghasilkan buah kebaikan untuk kita tuai bagi diri kita sendiri. Tuhan memberkati kita semua. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|