|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. [Amsal 10:19]
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jagalah Perkataanmu |
|
Jagalah Perkataanmu |
|
Kamis, 30 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat |
|
|
|
|
|
Jagalah Perkataanmu |
|
Efesus 4:29-32 |
|
|
|
|
|
|
Seorang kakek bijak, ketika sedang santai di rumah didatangi seorang pemuda yang marah dan memaki-maki dengan kata-kata kotor dan kasar. Kakek itu mendengarkan dengan tenang, sabar dan tanpa berkata sepatah katapun. Setelah beberapa lama, si pemuda menghentikan umpatannya dan heran mengapa kakek tidak memberi respons. Sang kakek berkata, “Apabila ada seseorang memberi sesuatu kepadamu tetapi kamu tidak mau menerimanya, menjadi milik siapa pemberian itu?” ”Kembali kepada yang member,” jawabnya. “Begitu pula kata-kata kotor dan kasar yang kamu berikan kepadaku, aku tidak mau menerimanya dan akan kembali kepadamu. Seperti seorang yang mau meludahi langit, maka ludahnya tidak akan mengotori langit, tetapi kembali mengotori mukanya.” Pemuda itu merasa malu dan dengan diam-diam meninggalkan sang kakek.
Sebagai orang yang telah menikmati berkat, Tuhan ingin kita menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata kotor atau kasar. Tetapi pakailah kata-kata yang baik untuk membangun supaya yang mendengar mendapat kasih karunia. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah harus dibuang karena merupakan sumber amarah, kata-kata kasar dan kotor. Hal-hal terse...selengkapnya » |
Seorang kakek bijak, ketika sedang santai di rumah didatangi seorang pemuda yang marah dan memaki-maki dengan kata-kata kotor dan kasar. Kakek itu mendengarkan dengan tenang, sabar dan tanpa berkata sepatah katapun. Setelah beberapa lama, si pemuda menghentikan umpatannya dan heran mengapa kakek tidak memberi respons. Sang kakek berkata, “Apabila ada seseorang memberi sesuatu kepadamu tetapi kamu tidak mau menerimanya, menjadi milik siapa pemberian itu?” ”Kembali kepada yang member,” jawabnya. “Begitu pula kata-kata kotor dan kasar yang kamu berikan kepadaku, aku tidak mau menerimanya dan akan kembali kepadamu. Seperti seorang yang mau meludahi langit, maka ludahnya tidak akan mengotori langit, tetapi kembali mengotori mukanya.” Pemuda itu merasa malu dan dengan diam-diam meninggalkan sang kakek.
Sebagai orang yang telah menikmati berkat, Tuhan ingin kita menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata kotor atau kasar. Tetapi pakailah kata-kata yang baik untuk membangun supaya yang mendengar mendapat kasih karunia. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah harus dibuang karena merupakan sumber amarah, kata-kata kasar dan kotor. Hal-hal tersebut harus diganti dengan ramah, penuh kasih mesra dan mengampuni yang pasti akan mendatangkan damai sejahtera bagi setiap orang.
Seringkali kita terpancing dengan situasi yang membuat kita mudah marah dan mengeluarkan kata-kata kasar, menyakitkan hati kepada lawan bicara. Mari berusaha untuk menjaga mulut kita untuk tidak berkata-kata kasar atau kotor dengan selalu menjaga hati kita dengan Firman Tuhan. Dalam kita berkomunikasi usahakan untuk dipenuhi dengan suasana ramah dan damai sejahtera sehingga kita akan menjadi berkat bagi semua orang. Jagalah perkataanmu! |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|