|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan berhenti berdoa walaupun jawaban doa sudah nyata, sebab ketika kita berdoa artinya kita membutuhkan yang memberi hidup |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jangan Lupakan Doa |
|
Jangan Lupakan Doa |
|
Kamis, 14 Juni 2018 |
|
|
|
|
|
Jangan Lupakan Doa |
|
I Tesalonika 5: 17-18 |
|
|
|
|
|
|
Pernahkah kita memperhatikan bahwa di hampir semua mall yang ada di seluruh Indonesia ?. Saat masuk ke konter sepatu dan sandal, hampir bisa dipastikan ada merek Yongki Komaladi di sana. Bahkan, tak jarang merek asli Indonesia ini berdampingan dengan merek-merek luar yang sudah tak asing lagi. Namun, merek ini tetap mampu “percaya diri”. Dan hasilnya, memang bukan sekadar “mejeng” di toko. Produknya laris manis. Padahal, bisa dikatakan, sang pemilik usaha yang memiliki nama sama dengan mereknya Yongki Komaladi ini, memulai semua dari nol, sekitar dua dekade lalu.Ia mengawali berbisnis sepatu nyaris tanpa rencana. Kala itu, ia bekerja di sebuah Departement Store. Atasannya mengeluhkan kurangnya stok sepatu dan ia “ditantang” untuk memenuhi. “Mengetahui latar belakang Ia yang 10 tahun jadi peragawan, Ia ditawari mendesain sepatu dan sekaligus membuatnya. Dia pikir, kenapa tidak dicoba? Toh, Ia juga senang menggambar dan mengikuti tren mode. Karena membutuhkan merek, atasannya minta agar memakai nama Yongki Komaladi saja.“Awalnya Ia tidak percaya diri, rasanya agak aneh. Nama Yongki mungkin saja masih oke. Tapi, tambah “Komaladi” Panjang sekali. Tapi ada teman yang mengatakan, kenapa tidak dicoba. Lantas, Ia kerjakan sungguh-sungguh, sembari berpromosi bahwa inilah produk Indonesia. Ia juga kerja sama dengan banyak rekannya yang orang-orang fashion,...selengkapnya » |
Pernahkah kita memperhatikan bahwa di hampir semua mall yang ada di seluruh Indonesia ?. Saat masuk ke konter sepatu dan sandal, hampir bisa dipastikan ada merek Yongki Komaladi di sana. Bahkan, tak jarang merek asli Indonesia ini berdampingan dengan merek-merek luar yang sudah tak asing lagi. Namun, merek ini tetap mampu “percaya diri”. Dan hasilnya, memang bukan sekadar “mejeng” di toko. Produknya laris manis. Padahal, bisa dikatakan, sang pemilik usaha yang memiliki nama sama dengan mereknya Yongki Komaladi ini, memulai semua dari nol, sekitar dua dekade lalu.Ia mengawali berbisnis sepatu nyaris tanpa rencana. Kala itu, ia bekerja di sebuah Departement Store. Atasannya mengeluhkan kurangnya stok sepatu dan ia “ditantang” untuk memenuhi. “Mengetahui latar belakang Ia yang 10 tahun jadi peragawan, Ia ditawari mendesain sepatu dan sekaligus membuatnya. Dia pikir, kenapa tidak dicoba? Toh, Ia juga senang menggambar dan mengikuti tren mode. Karena membutuhkan merek, atasannya minta agar memakai nama Yongki Komaladi saja.“Awalnya Ia tidak percaya diri, rasanya agak aneh. Nama Yongki mungkin saja masih oke. Tapi, tambah “Komaladi” Panjang sekali. Tapi ada teman yang mengatakan, kenapa tidak dicoba. Lantas, Ia kerjakan sungguh-sungguh, sembari berpromosi bahwa inilah produk Indonesia. Ia juga kerja sama dengan banyak rekannya yang orang-orang fashion,” ujarnya berkisah.
Ia berhasil mendobrak dominasi produk asing karena selalu menjaga kualitas dan berani tampil beda. Dan, ada satu hal lagi yang barangkali tidak banyak orang tahu. Yakni, ia dan semua pekerjanya, saat mengerjakan sepatu dan sandal, selalu “diwajibkan” untuk mengawali dengan doa. Doa yang dipanjatkan pun tak main-main. Setiap orang yang membeli produknya, selalu didoakan agar selalu penuh berkah, dimudahkan jalannya, banyak rezeki, sehat, dan bahagia. “Doa itu, orang nggak perlu tahu, tapi biasanya kalau orang pakai itu pasti nyaman,” sebut pria yang selalu bersemangat saat menceritakan kisah hidupnya ini. “Dan, Ia memang selalu menekankan, kalau tujuan kita baik, pasti Tuhan tidak akan menutup mata.”Mungkin sedikit di luar kelaziman.Tapi, itulah sosok Yongki yang memang berani tampil beda. Dan, barangkali, itu jugalah yang menjadikan ia mampu mendobrak pasar. Ia menyebutkan: “Dengan desain yang dianggap ‘aneh’, beberapa kali UKM yang Ia ajak kerja sama malah complain. Kata mereka, karena nggak lazim, pasti nggak laku. Tapi Ia lihat, model-model yang seperti itu di Eropa banyak yang pakai. Jadi saya tetap coba aplikasikan,” Dengan dilandasi oleh doa, ia yakin produknya bisa diterima pasar. Kisah Inspiratif Yongki Komaladi]
Setiap orang punya kesempatan untuk berdoa. Namun terkadang jarang meluangkan waktu untuk berdoa sebab kita menganggap kita mampu. Namun orang yang menyadari akan ketidak mampuan mereka akan berdoa dan mendoakan apa yang menjadi tujuannya hingga tercapai. Oleh karenanya jangan berhenti berharap dan berdoa meskipun kita sudah punya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|