|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tetaplah hidup berkenan di hadapan-Nya, agar kita menerima upah-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jangan Menilai Rupanya |
|
Jangan Menilai Rupanya |
|
Kamis, 09 April 2015 | Tema: Berkenan Di Hati Tuhan |
|
|
|
|
|
Jangan Menilai Rupanya |
|
1 Korintus 1:28 |
|
|
|
|
|
|
Di sebuah kampung kecil, hiduplah seorang wanita dengan anak laki-lakinya. Anak itu mempunyai bentuk fisik yang aneh. Badannya mirip dengan periuk. Karena itulah orang menyebutkan Joko Kendil. Walaupun tubuh Joko tidak normal, ibunya mencintainya apa adanya. Ia juga tak pernah menyesali nasib anaknya. Apapun yang diminta Joko, ia selalu berusaha mengabulkannya.
Setelah dewasa Joko ingin menikah dengan putri raja. Maka ibunyapun melamarkan kepada raja. Raja yang mempunyai tiga anak putri pun menanyakan kesediaan mereka satu per satu. Anak pertama dan kedua menolak dan menghinannya. Sedang anak bungsu raja menerima dengan apa adanya. Raja sangat heran. Tapi karena putri bungsu sudah setuju dan menerima Joko Kendil, ia tak dapat mencegah pernikahan itu. Tetapi si bungsu selalu di hina kakak-kakaknya karena mempunyai suami buruk rupa.
Ketika hatinya sedih karena hinaan itu tanpa sengaja dia memecahkan kendil di kamarnya. Ia dikagetkan dengan kedatangan seorang kesatria yang gagah dan tampan di kamarnya. Ternyata dia adalah...selengkapnya » |
Di sebuah kampung kecil, hiduplah seorang wanita dengan anak laki-lakinya. Anak itu mempunyai bentuk fisik yang aneh. Badannya mirip dengan periuk. Karena itulah orang menyebutkan Joko Kendil. Walaupun tubuh Joko tidak normal, ibunya mencintainya apa adanya. Ia juga tak pernah menyesali nasib anaknya. Apapun yang diminta Joko, ia selalu berusaha mengabulkannya.
Setelah dewasa Joko ingin menikah dengan putri raja. Maka ibunyapun melamarkan kepada raja. Raja yang mempunyai tiga anak putri pun menanyakan kesediaan mereka satu per satu. Anak pertama dan kedua menolak dan menghinannya. Sedang anak bungsu raja menerima dengan apa adanya. Raja sangat heran. Tapi karena putri bungsu sudah setuju dan menerima Joko Kendil, ia tak dapat mencegah pernikahan itu. Tetapi si bungsu selalu di hina kakak-kakaknya karena mempunyai suami buruk rupa.
Ketika hatinya sedih karena hinaan itu tanpa sengaja dia memecahkan kendil di kamarnya. Ia dikagetkan dengan kedatangan seorang kesatria yang gagah dan tampan di kamarnya. Ternyata dia adalah Joko Kendil yang telah berubah. Dan saat itulah kebahagiaan itu muncul pada diri si bungsu. Penyesalan dialami oleh kedua kakaknya karena menolak dan menyia-nyiakan Joko Kendil.
Melalui dongeng di atas kita diingatkan akan keberadaan Allah yang telah mengambil rupa manusia, yaitu dalam diri Yesus [Filipi 2:7]. Dia merendahkan diri taat sampai mati di kayu Salib [Filipi 2:8] agar setiap manusia yang percaya diselamatkan. Tetapi banyak orang menolak-Nya, karena mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya Dia adalah Allah sendiri yang mengambil rupa manusia.
Lalu siapakah yang layak menerima Dia yang telah merendahkan diri untuk menyelamatkan manusia? Yang layak menerima-Nya, yaitu: pertama, mereka yang tetap taat mengerjakan keselamatan yang diberikan-Nya [ Filipi 2:12]. Kedua, mereka yang melakukan perintah-Nya dengan tidak berbantah-bantahan dan dengan segenap hati [Filipi 2:14, 15]. Maka kita akan diperkenan Allah. Seperti putri bungsu, ia bahagia karena menerima Joko Kendil tanpa syarat dan sabar menanggung hinaan. Demikian juga kita, tetaplah setia mengikut Kristus, maka kita akan menerima upah-Nya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|