|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Tawar hati di dalam melayani Tuhan harus kita kalahkan dengan mental seorang prajurit. Karena di balik tantangan yang kita hadapi ada hadiah terindah yang disediakan oleh Tuhan Yesus, Sang Komandan kita.”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jangan Pernah Tawar Hati |
|
Jangan Pernah Tawar Hati |
|
Rabu, 12 Agustus 2015 | Tema: Bermental Prajurit Berhati Hamba |
|
|
|
|
|
Jangan Pernah Tawar Hati |
|
2 Korintus 4:16-18 |
|
|
|
|
|
|
Pak Christian dulu seorang yang aktif dan giat dalam pelayanan gereja terutama pelayanan visitasi dan tim pemuji. Tanpa terasa sudah sepuluh tahun dia hanya ikut ibadah dan tidak pernah bersedia lagi melayani. Bagi pak Christian yang penting dia ke gereja dan mendukung gereja dari sisi yang lain. Dari sharing hati ke hati ternyata kemunduran pak Christian dari pelayanan karena ada kekecewaan dan kepahitan hati karena kurangmendapatkan perhatian dari pemimpin gerejanya.
Melayani Tuhan, apakah itu sebagai pengerja, pemberita Injil, tim visitasi, tim pemuji dan lain-lain, tidak selalu mulus. Bahkan seringkali penuh tantangan, jalan berliku dan terjal yang harus dilalui. Rasul Paulus sebenarnya ingin sharing kepada para pelayan dan jemaat di Korintus tentang dirinya dan pelayanan yang sedang dikerjakannya. 2 Korintus 4:1-15 menjadi latar belakang pergumulan hidupnya dalam pelayanan pekabaran Injil. Pesannya sangat jelas, bahwa dalam pelayanan di ladang Tuhan jangan membuat kita menjadi tawar hati, menjadi hambar karena dikecewakan atau karena medan berat yang harus dilalui [ayat 14]. Mental seperti seorang prajurit sangat diperlukan dalam pelayanan. Yaitu ment...selengkapnya » |
Pak Christian dulu seorang yang aktif dan giat dalam pelayanan gereja terutama pelayanan visitasi dan tim pemuji. Tanpa terasa sudah sepuluh tahun dia hanya ikut ibadah dan tidak pernah bersedia lagi melayani. Bagi pak Christian yang penting dia ke gereja dan mendukung gereja dari sisi yang lain. Dari sharing hati ke hati ternyata kemunduran pak Christian dari pelayanan karena ada kekecewaan dan kepahitan hati karena kurangmendapatkan perhatian dari pemimpin gerejanya.
Melayani Tuhan, apakah itu sebagai pengerja, pemberita Injil, tim visitasi, tim pemuji dan lain-lain, tidak selalu mulus. Bahkan seringkali penuh tantangan, jalan berliku dan terjal yang harus dilalui. Rasul Paulus sebenarnya ingin sharing kepada para pelayan dan jemaat di Korintus tentang dirinya dan pelayanan yang sedang dikerjakannya. 2 Korintus 4:1-15 menjadi latar belakang pergumulan hidupnya dalam pelayanan pekabaran Injil. Pesannya sangat jelas, bahwa dalam pelayanan di ladang Tuhan jangan membuat kita menjadi tawar hati, menjadi hambar karena dikecewakan atau karena medan berat yang harus dilalui [ayat 14]. Mental seperti seorang prajurit sangat diperlukan dalam pelayanan. Yaitu mental pantang menyerah dalam menghadapi tantangan ataupun masalah yang bisa timbul sewaktu -waktu di hadapan kita.
Apa rahasianya agar kita tidak gampang tawar hati dalam melayani Tuhan? Rasul Paulus memberikan dua kunci utama, yaitu: pertama, Kita dipercayai Tuhan harta rohani. Ini suatu anugerah yang luar biasa sebab Allah mempercayakan kepada kita suatu harta rohani, kekayanan sorgawi yang tak ternilai harganya. Harta itu adalah jiwa-jiwa yang harus kita layani dan pelihara dengan baik. 2 Korintus 4:7-12 menyatakan meskipun pelayanan kepada Tuhan itu memiliki resiko, namun karena harta yang Tuhan percayakan adalah berharga, maka harus kita jalaninya.
Kedua, kita sebenarnya sedang melakukan investasi kehidupan kekal saat kita melayani pekerjaan Tuhan [ayat 17-18]. Di depan kita sudah ada upah yang menanti dari Allah, sama seperti seorang prajurit mendapat perkenanan dari komandannya ketika meraih kemanangan dalam peperangan. Oleh sebab itu mentalitas seorang prajurit sangat diperlukan dalam pelayanan pekerjaan Tuhan agar tawar hati atau desersi tidak kita alami. Bagaimana dengan panggilan kita melayani Tuhan, apakah sudah mulai muncul rasa jenuh, tawar hati karena banyaknya persoalan yang harus kita hadapi? Teladanilah Rasul Paulus dan milikilah mental seorang prajurit, niscaya kita dimampukan melayani secara maksimal. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|