|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“..... dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” [Yohanes 8:32] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jangan putus asa, tinggallah dalam kebenaran-Nya |
|
Jangan putus asa, tinggallah dalam kebenaran-Nya |
|
Selasa, 02 Februari 2016 | Tema: Tuhan Hadir di Bait KudusNya |
|
|
|
|
|
Jangan putus asa, tinggallah dalam kebenaran-Nya |
|
Yohanes 8:30-36 |
|
|
|
|
|
|
Apa yang ada di benak kita saat kita mendengar negara San Marino? Yang paling populer saat kita mendengar negara San Marino adalah tentang penyelenggaraan balap motor, “Moto GP”, yang digelar setiap tahunnya di negara tersebut. Namun saat dikaitkan dengan sepakbola, sedikit orang yang tahu perihal San Marino. Tim Nasional [timnas] sepak bola San Marino termasuk tim gurem yang akrab dengan berbagai macam kekalahan telak. Tim San Marino juga menjadi tim nasional sepak bola terlemah di dunia dengan mencatat rekor hanya menang 1 kali dalam kurun waktu 15 tahun. Hal ini menjadi beban yang berat bagi Giampaolo Mazza selaku pelatih yang mulai melatih tim ini sejak tahun 1998 hingga 2013. Setiap pelatih mendambakan kemenangan, namun yang terjadi selama Mazza melatih, hanya satu kemenangan yang diraih oleh timnya. Namun ada hal yang perlu dicermati secara positif perihal Mazza. Mazza tidak pernah menyesal dan putus asa saat menangani timnas San Marino meski tim ini terus menerus kalah. Dia tidak menyerah dan berputus asa saat melihat tim yang dilatihnya tak kunjung menang. Dia tidak putus asa dan menyesal kepada timnya karena dia telah meletakkan pondasi yang positif bagi San Marino. Dia mengajarkan dasar-dasar sepakbola mulai dari awal, serta pondasi filosofi yang kokoh bagi San Marino. Dia menekankan prinsip untuk selalu memakai pemain lokal dan tidak akan pernah menaturalisasi pemain dari negara lain untuk membela negara San Marino....selengkapnya » |
Apa yang ada di benak kita saat kita mendengar negara San Marino? Yang paling populer saat kita mendengar negara San Marino adalah tentang penyelenggaraan balap motor, “Moto GP”, yang digelar setiap tahunnya di negara tersebut. Namun saat dikaitkan dengan sepakbola, sedikit orang yang tahu perihal San Marino. Tim Nasional [timnas] sepak bola San Marino termasuk tim gurem yang akrab dengan berbagai macam kekalahan telak. Tim San Marino juga menjadi tim nasional sepak bola terlemah di dunia dengan mencatat rekor hanya menang 1 kali dalam kurun waktu 15 tahun. Hal ini menjadi beban yang berat bagi Giampaolo Mazza selaku pelatih yang mulai melatih tim ini sejak tahun 1998 hingga 2013. Setiap pelatih mendambakan kemenangan, namun yang terjadi selama Mazza melatih, hanya satu kemenangan yang diraih oleh timnya. Namun ada hal yang perlu dicermati secara positif perihal Mazza. Mazza tidak pernah menyesal dan putus asa saat menangani timnas San Marino meski tim ini terus menerus kalah. Dia tidak menyerah dan berputus asa saat melihat tim yang dilatihnya tak kunjung menang. Dia tidak putus asa dan menyesal kepada timnya karena dia telah meletakkan pondasi yang positif bagi San Marino. Dia mengajarkan dasar-dasar sepakbola mulai dari awal, serta pondasi filosofi yang kokoh bagi San Marino. Dia menekankan prinsip untuk selalu memakai pemain lokal dan tidak akan pernah menaturalisasi pemain dari negara lain untuk membela negara San Marino.
Banyak orang terkadang ’putus asa’ menjalani hidup berimannya. Perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan kehendak Allah masih terus dilakukan. Dalam hati tidak ingin melakukan, tetapi nyatanya berkali-kali masih terulang. Berulang kali berjanji kepada Tuhan, tetapi terus gagal. Bahkan ada orang yang marah pada diri sendiri karena terus jatuh dalam lubang yang sama dengan mengulangi dosa yang sama. Dan akhirnya menjadi budak dosa untuk selamanya.
Firman Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya dalam keadaan demikian, kita tidak usah putus asa, apalagi terus menerus menyalahkan diri. Tuhan Yesus memberikan solusi. ’Tetap dalam firman-Ku’ [ayat 31]. Istilah ’tetap’ berarti setiap saat, selalu-bukan kadang-kadang, dalam setiap aspek hidup kita. Jika firman Tuhan menguasai kepala, pasti pikiran kita selalu tertuju kepada Yesus. Jika firman Tuhan menguasai mulut, tentu perkataan kita akan terkontrol. Jika firman menguasai langkah, pasti kita tidak berjalan ke tempat yang berdosa. Pada saat itulah, kebenaran itu akan memerdekakan kita [ayat 32]. Sekalipun kita bukan keturunan hamba/budak [dalam arti sesungguhnya], tetapi pada saat kita masih melakukan dosa, maka kita adalah hamba dosa [ayat 34]. Dosa adalah tuan kita, dan kita adalah hamba dari dosa itu sendiri.
Kita perlu terus-menerus berjuang melawan dosa. Jangan menyerah. Untuk itu, kita perlu selalu dekat dengan firman-Nya. Kita tidak akan seketika menjadi manusia suci tanpa cela, tetapi firman Tuhan akan mengingatkan dan menolong tetap berjalan di jalur yang benar. Hidupilah firman-Nya, maka kebenaran itu memerdekakan kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|