|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. (Amsal 16:18)
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jangan Sombong |
|
Jangan Sombong |
|
Sabtu, 19 Juli 2014 | Tema: The Testament Community |
|
|
|
|
|
Jangan Sombong |
|
1 Korintus 12:12-27 |
|
|
|
|
|
|
Seringkali manusia memandang orang lain lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yang semacamnya. Seringkali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya sendiri sekalipun, atau bahkan tubuhnya sendiri pun, bukanlah miliknya.
Simak ilustrasi yang cukup menggelitik perasaan, yaitu cerita KENTHUS seekor anak katak yang berbadan besar melebihi rekan-rekannya yang membuatnya menjadi sangat sombong. Nasihat kakaknya tak pernah digubrisnya. Sampai suatu hari terjadi peristiwa yang membuatnya “bertobat” dan banyak merubah sikapnya yang sangat sombong selama ini, yaitu perjumpaannya dengan anak lembu saat dia bermain di padang rumput. Sang anak katak yang sombong takut karena merasa anak lembu, “si raksasa”, mau memakannya. Dengan cepat dia segera melompat masuk kembali ke kolam dan menceritakan apa yang dialaminya. Oleh rekan-rekannya yang selama ini tidak menyukai sikapnya yang sombong, si Kenthus dibujuk untuk membesarkan badannya agar bisa menandingi anak lembu. Larangan kakaknya tidak digubrisnya. Akhirnya sampai pada titik puncak, dia kehabisan nafas, lemas tak berday...selengkapnya » |
Seringkali manusia memandang orang lain lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yang semacamnya. Seringkali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya sendiri sekalipun, atau bahkan tubuhnya sendiri pun, bukanlah miliknya.
Simak ilustrasi yang cukup menggelitik perasaan, yaitu cerita KENTHUS seekor anak katak yang berbadan besar melebihi rekan-rekannya yang membuatnya menjadi sangat sombong. Nasihat kakaknya tak pernah digubrisnya. Sampai suatu hari terjadi peristiwa yang membuatnya “bertobat” dan banyak merubah sikapnya yang sangat sombong selama ini, yaitu perjumpaannya dengan anak lembu saat dia bermain di padang rumput. Sang anak katak yang sombong takut karena merasa anak lembu, “si raksasa”, mau memakannya. Dengan cepat dia segera melompat masuk kembali ke kolam dan menceritakan apa yang dialaminya. Oleh rekan-rekannya yang selama ini tidak menyukai sikapnya yang sombong, si Kenthus dibujuk untuk membesarkan badannya agar bisa menandingi anak lembu. Larangan kakaknya tidak digubrisnya. Akhirnya sampai pada titik puncak, dia kehabisan nafas, lemas tak berdaya. Sang kakak bersama rekan-rekannya segera menolong. Sesudah pulih, dia merasa malu atas kesombongannya selama ini.
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus mengatakan bahwa tubuh itu satu dan banyak anggotanya (ayat 12,14,20) yang masing-masing diberi tempat secara khusus (ayat 18,22,23,24) sehingga masing- masing tidak boleh sombong, merasa diri lebih dari yang lain (ayat 15-17, 19,21). Sebagai anggota tubuh Kristus, kita diharapkan untuk saling menghormati dan memperhatikan (ayat 25-27). |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|