|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Menjadi jemaat teladan berarti bertumbuh dalam iman, penurut Tuhan dan hamba-Nya, serta menjadi jemaat yang senantiasa mendengar Firman Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jemaat Teladan |
|
Jemaat Teladan |
|
Rabu, 14 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Jemaat Teladan |
|
1 Tesalonika 1:3-7 |
|
|
|
|
|
|
Betapa membanggakan ketika sebuah jemaat telah mengalami pertumbuhan rohani, sehingga menjadi jemaat yang memiliki kedewasaan iman. Betapa tidak? Sebab jemaat yang demikian tentu memancarkan “bau harum”. Dengan kata lain jemaat yang menjadi berkat bagi sekelilingnya di manapun mereka berada. Jemaat Tesalonika misalnya, telah berhasil memberikan keteladanan hidup bagi orang banyak, khususnya terhadap orang-orang yang sudah percaya di Makedonia dan Akhaya [ay. 7]. Jemaat yang mampu memberikan keteladanan adalah jemaat yang telah mengalami perubahan di dalam hidupnya, setidaknya kehidupan yang digerakkan oleh iman di dalam Kristus. Itulah jemaat Tesalonika.
Kita semua rindu menjadi jemaat yang tersusun rapi dan mengalami perubahan seperti yang terjadi di Tesalonika. Dengan demikian sudah barang tentu akan memberikan dampak positif di sekitar kita. Bagaimana kita bisa sampai kepada jemaat yang demikian?
1.Iman yang disertai dengan kekuatan Roh Kudus [ay. 5]. Awal Injil Yesus Kristus disampaikan oleh rasul Paulus kepada orang-orang Tesalonika adalah tidak saja dengan ketrampilan dan keberanian manusia [Paulus], melainkan dengan kekuatan pimpinan Roh Kudus [ay. 5...selengkapnya » |
Betapa membanggakan ketika sebuah jemaat telah mengalami pertumbuhan rohani, sehingga menjadi jemaat yang memiliki kedewasaan iman. Betapa tidak? Sebab jemaat yang demikian tentu memancarkan “bau harum”. Dengan kata lain jemaat yang menjadi berkat bagi sekelilingnya di manapun mereka berada. Jemaat Tesalonika misalnya, telah berhasil memberikan keteladanan hidup bagi orang banyak, khususnya terhadap orang-orang yang sudah percaya di Makedonia dan Akhaya [ay. 7]. Jemaat yang mampu memberikan keteladanan adalah jemaat yang telah mengalami perubahan di dalam hidupnya, setidaknya kehidupan yang digerakkan oleh iman di dalam Kristus. Itulah jemaat Tesalonika.
Kita semua rindu menjadi jemaat yang tersusun rapi dan mengalami perubahan seperti yang terjadi di Tesalonika. Dengan demikian sudah barang tentu akan memberikan dampak positif di sekitar kita. Bagaimana kita bisa sampai kepada jemaat yang demikian?
1.Iman yang disertai dengan kekuatan Roh Kudus [ay. 5]. Awal Injil Yesus Kristus disampaikan oleh rasul Paulus kepada orang-orang Tesalonika adalah tidak saja dengan ketrampilan dan keberanian manusia [Paulus], melainkan dengan kekuatan pimpinan Roh Kudus [ay. 5a]. Siapapun yang bersedia membuka hati untuk Roh Kudus bekerja, maka yang terjadi adalah luar biasa. Mujizat terjadi. Karena kuasa Roh Kudus tidak pernah berubah, maka kuasa-Nya juga terjadi di tempat ini dan saat ini.
2.Jadilah penurut Tuhan dan hamba Tuhan [ay. 6a]. Di dalam kekristenan, beberapa orang atau aliran [denominasi], sudah terjadi “salah kaprah” tentang hubungan dengan Tuhan. Banyak orang kristen beranggapan bahwa Tuhan itu dengan bebasnya “mendatangi dan didatangi” oleh jemaat. Paham pengimanan seperti ini tentu akan mengabaikan “organisasi” dalam gereja, sehingga banyak orang kristen secara pribadi merasa sudah berbicara langsung dengan Tuhan, tanpa hirarki dalam gereja dianggapnya tidak masalah. Padahal Firman Tuhan mengatakan agar kita menjadi penurut Tuhan dan hamba Tuhan, karena jabatan dalam gereja yang menentukan Tuhan, maka hamba Tuhan seharusnya di dengar suaranya sebagai “penyambung lidah Tuhan”.
3.Bersedia mendengar Firman Tuhan [ay. 6b]. Kehidupan jemaat sekarang adalah kehidupan yang sibuk dengan segala urusan pekerjaan, dan banyak orang berkata, “Maklumlah.” Tetapi bagaimana kita akan bertumbuh dan hidup berjamaat dengan rapi kalau jarang mendengar Firman Tuhan? Jemaat Tesalonika, dalam penindasan yang berat sekalipun tetap bersedia mendengar Firman. Itulah yang menyebabkan keberhasilannya.
Saudara kekasih Tuhan, dari ketiga hal di atas telah membentuk suatu jemaat yang rapi tersusun dan menjadi teladan bagi banyak orang. Terutama yang terbentuk adalah iman, kasih dan ketekunan pengharapan di dalam Kristus [ay. 3].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|