|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. [Roma 15:1-2] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jiwa Gotong Royong |
|
Jiwa Gotong Royong |
|
Selasa, 28 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Jiwa Gotong Royong |
|
Galatia 6:2 |
|
|
|
|
|
|
Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia [BPUPKI] di tahun 1945, Presiden Sukarno menyampaikan bahwa gotong royong merupakan jiwa masyarakat Indonesia. Saat saya masih kecil, mudah sekali menemukan budaya gotong royong dalam berbagai bentuk. Mulai dari kerja bakti kampung, membantu tetangga mendirikan rumah hingga budaya gotong royong antar umat beragama. Budaya tersebut telah menjadi identitas nasional. Tetapi sayangnya budaya luhur tersebut perlahan-lahan telah luntur.
Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi solusi dan nilai positif terhadap permasalahan atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Sehingga di dalamnya sarat dengan nilai kebersamaan, persatuan, rela berkorban, tolong menolong dan solidaritas.
Alkitab mengajarkan prinsip tersebut. “Ber...selengkapnya » |
Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia [BPUPKI] di tahun 1945, Presiden Sukarno menyampaikan bahwa gotong royong merupakan jiwa masyarakat Indonesia. Saat saya masih kecil, mudah sekali menemukan budaya gotong royong dalam berbagai bentuk. Mulai dari kerja bakti kampung, membantu tetangga mendirikan rumah hingga budaya gotong royong antar umat beragama. Budaya tersebut telah menjadi identitas nasional. Tetapi sayangnya budaya luhur tersebut perlahan-lahan telah luntur.
Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi solusi dan nilai positif terhadap permasalahan atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Sehingga di dalamnya sarat dengan nilai kebersamaan, persatuan, rela berkorban, tolong menolong dan solidaritas.
Alkitab mengajarkan prinsip tersebut. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” ‘Beban’ dalam ayat tersebut berarti suatu kelemahan atau ketidaksempurnaan secara spiritual yang membuat seseorang mengalami rasa tertekan. Paulus menyebutnya sebagai ‘suatu pelanggaran’ [dosa]. Dia menasihatkan agar kita yang hidup menurut Roh Allah [terjemahan baru: yang rohani] membimbing orang yang berbuat dosa kembali ke jalan yang benar. Membimbingnya dengan roh yang lemah lembut dan bukan penghakiman. Membimbingnya untuk bertobat, menyadari kesalahannya dan kembali kepada Allah serta kebenaran-Nya. Artinya, kita bertanggung jawab untuk ‘mendukung dan mengangkat’ saudara kita yang mengalami kejatuhan.
Semangat ‘bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu’ adalah jiwa gotong royong yang harus kita wujud nyatakan ketika mendapati sesama kita, khususnya saudara-saudara seiman, berbuat dosa. Bukan sebaliknya, cuek dan masa bodoh, membicarakan dan menjelek-jelekkannya di belakang; menghakimi dan mempermalukannya; mencibir dan memandangnya sebelah mata; atau bahkan ‘menendangnya’ dari komunitas kita. Karena dengan ‘bertolong-tolongan” maka kita menunjukkan ketaatan kepada perintah Yesus Kristus. ‘Jiwa gotong royong’ ini tidak boleh luntur dari kehidupan kita dan harus tetap menjadi identitas kita sebagai saudara di dalam Kristus.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|