|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ini aku bejanaMu, pakailah sesuai kehendakMu untuk genapi firman-Mu.
Oh, Yesusku, jadikanku alat yang indah dimata-Mu, bejana yang sempurna SEPERTI-MU.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kamilah Tanah Liat Dan Kami Adalah Buatan TanganMu |
|
Kamilah Tanah Liat Dan Kami Adalah Buatan TanganMu |
|
Senin, 24 Maret 2014 | Tema: Breakthrough the Barriers |
|
|
|
|
|
Kamilah Tanah Liat Dan Kami Adalah Buatan TanganMu |
|
Yesaya 64:8 |
|
|
|
|
|
|
Dulu Saya sering mendampingi siswa siswi SMA di mana saya mengajar mengunjungi obyek wisata tempat pembuatan barang keramik. Kami menyaksikan bagaimana tanah liat diproses sedemikian rupa, dibentuk, dihias, dijadikan hasil karya seni keramik yang indah, punya nilai jual tinggi, dipajang di ruang pamer, menceritakan kemahiran si seniman keramik. Barang-barang yang kami beli dikemas sedemikian rupa dengan tulisan: “Awas, jangan banting, mudah pecah.” Waktu itu saya selalu ingat bagaiman Tuhan mengajar umat-Nya di rumah si tukang periuk. Pengajaran akan makna kemahakuasaan, kedaulatan dan ketekunan Allah dalam memroses, membentuk umat-Nya menjadi umat yang dikehendaki-Nya (Yeremia 18).
Dengan berjalannya waktu, Tuhan mengajar saya pada suatu pemahaman yang lebih dalam lagi tentang bejana tanah liat. Tanah liat yang tidak ada harganya itu bukan sekedar diproses, dibentuk menjadi sebuah bejana yang indah, berharga mahal, dikagumi banyak orang. Bukan, bukan hanya sebatas itu, seindah dan semahal apapun juga, bejana tanah liat adalah tetap tanah liat yang rapuh dan mudah pecah. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 4) memberikan kesaksian sekaligus pengajaran serta keteladanannya tentang bagaimana tanah lia...selengkapnya » |
Dulu Saya sering mendampingi siswa siswi SMA di mana saya mengajar mengunjungi obyek wisata tempat pembuatan barang keramik. Kami menyaksikan bagaimana tanah liat diproses sedemikian rupa, dibentuk, dihias, dijadikan hasil karya seni keramik yang indah, punya nilai jual tinggi, dipajang di ruang pamer, menceritakan kemahiran si seniman keramik. Barang-barang yang kami beli dikemas sedemikian rupa dengan tulisan: “Awas, jangan banting, mudah pecah.” Waktu itu saya selalu ingat bagaiman Tuhan mengajar umat-Nya di rumah si tukang periuk. Pengajaran akan makna kemahakuasaan, kedaulatan dan ketekunan Allah dalam memroses, membentuk umat-Nya menjadi umat yang dikehendaki-Nya (Yeremia 18).
Dengan berjalannya waktu, Tuhan mengajar saya pada suatu pemahaman yang lebih dalam lagi tentang bejana tanah liat. Tanah liat yang tidak ada harganya itu bukan sekedar diproses, dibentuk menjadi sebuah bejana yang indah, berharga mahal, dikagumi banyak orang. Bukan, bukan hanya sebatas itu, seindah dan semahal apapun juga, bejana tanah liat adalah tetap tanah liat yang rapuh dan mudah pecah. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 4) memberikan kesaksian sekaligus pengajaran serta keteladanannya tentang bagaimana tanah liat yang rapuh bisa menjadi bejana yang kuat tahan banting, tidak mudah pecah atau hancur. Kuncinya adalah:
1. Memiliki harta rohani dalam bejana tanah liat hidup Anda. Harta rohani berbicara tentang terang dan kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Biarlah terang dan kemuliaan Allah menerangi hidup kita. Dengan demikian, kekuatan Allah, bukan kerapuhan diri kita, akan semakin nyata melimpah dalam hidup kita.
2. Berani membawa kematian atau penderitaan Yesus dalam hidup kita. Dengan demikian kebangkitan dan kehidupan Yesus akan menjadi semakin nyata.
Dengan kunci ini kita dimampukan menghadapi dan menjawab serta memenangkan setiap rintangan di depan kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|